(Minghui.org) Saya adalah seorang praktisi Falun Dafa dari Provinsi Shandong. Pada tanggal 3 September 2018, saya menyelesaikan lima perangkat latihan sesuai dengan rutinitas pagi saya sebelum pergi ke dapur. Namun, begitu saya ke dapur mencoba minum, mulut saya terasa mati rasa dan air liur menetes ke dagu dan dada saya.
Kaget, saya menyentuh wajah, dan mengetahui bahwa saya telah mati rasa di sisi kanan dan leher saya kaku. Saya ke cermin dan melihat bahwa fitur wajah saya telah berubah. Sudut kanan mulut terkulai, sementara yang kiri naik. Saya tidak bisa menutup mulut dengan benar. Bahkan mata saya juga kena, satu mata lebih besar dari yang lain. Saya menangis sambil diam-diam memohon bantuan Guru.
Suami saya, yang juga seorang praktisi Falun Dafa, dengan cemas mengatakan kepada saya itu seperti Bell's Palsy (sejenis kelumpuhan wajah). Seorang rekan kerja juga mengalaminya, dan sekarang mulutnya masih miring. Suami saya berkata, "Terserah kamu untuk memutuskan bagaimana menangani situasi ini."
Selanjutnya, hari itu adalah hari pertama cucu saya ke sekolah dan saya telah berjanji untuk mengantarnya ke sana. Kerabat dan teman saya semua tahu saya berlatih Falun Dafa. Apa yang akan mereka pikirkan ketika melihat kondisi saya?
Suami saya memberi tahu saya bahwa ceramah baru Guru menyebutkan bahwa kita boleh mencari perawatan di rumah sakit. Tetapi migren parah dan fibroid rahim saya sembuh dengan cepat setelah saya mulai berlatih Dafa. Pada tahun 2014, seluruh keluarga kami mengalami kecelakaan mobil yang serius tetapi tidak ada yang terluka. Saya tahu bahwa Guru akan membantu saya mengatasi penderitaan ini dan memutuskan untuk tidak pergi ke rumah sakit.
Perlahan-lahan saya memaksakan mengatakan dengan bibir yang kaku, “Itu ilusi. Saya menyangkalnya.” Segera setelah kata-kata ini keluar dari mulut, sisi kanan wajah saya bergerak-gerak dan kehangatan yang nyaman mengalir dari bagian atas kepala ke seluruh tubuh.
Saya bisa merasakan sisi kanan wajah saya lagi! Saya melihat ke cermin dan melihat fitur wajah saya terlihat lebih baik daripada sebelumnya. Secara naluriah, saya tahu bahwa Guru telah menyingkirkan sejumlah besar karma dari tubuh saya. Dengan gembira, saya berteriak, “Terima kasih Guru! Terima kasih Guru!"
Sambil mengantar cucu ke sekolah, saya terus memikirkan cara untuk mengatasi penderitaan ini. Dari ajaran Guru, saya tahu bahwa kita harus memperlakukan semua yang kita temui sebagai hal yang baik, kesempatan untuk menaikkan tingkat.
Saya mencari ke dalam dan menemukan keterikatan pada kesombongan, menyalahkan orang lain, kebencian, pamer dan tidak bisa menerima pendapat orang lain. Keterikatan ini telah menjadi sifat kedua, sehingga saya bahkan belum menyadarinya.
Saya teringat khususnya peristiwa yang terjadi pada Minggu malam. Cucu laki-laki saya ingin bermain di taman, tetapi menantu saya menyarankan agar mereka tetap pergi untuk menonton film. Di masa lalu, saya telah menyarankan putri saya (seorang rekan praktisi) untuk tidak ke bioskop dan menonton film yang diproduksi untuk orang biasa. Meskipun putri saya tetap diam, ekspresinya menunjukkan ketidaksetujuan. Saya tahu bahwa jika saya tidak setuju dengan rencana mereka, pasangan muda itu akan marah dan cucu saya juga akan menyuarakan ketidaksenangan. Karena itu, saya tetap diam ketika mereka pergi.
Setelah itu, saya mulai menyimpan kebencian terhadap putri saya. Kami telah memutuskan hidup bersama untuk saling membantu di sepanjang jalur kultivasi kami. Saya rela memikul beban merawat anaknya, memasak, membersihkan dan menangani pekerjaan rumah. Namun, dia mengabaikan saran saya dan ingin pergi menonton film.
Kemarahan saya muncul, mengganggu kondisi mental saya dan mengganggu kemampuan saya untuk belajar Fa, berlatih gerakan dan memancarkan pikiran lurus.
Lingkungan di keluarga kami menjadi sangat tegang karena kemarahan saya. Suami saya terus-menerus meminta saya untuk fokus pada peningkatan Xinxing dan kesabaran. Namun, saya menolak untuk mengikuti sarannya dan dengan keras kepala memegang pendapat saya sendiri, bersikeras bahwa putri dan menantu yang salah, menghabiskan waktu untuk film ketika mereka harus melakukan tiga hal.
Beberapa hari kemudian, saya menyadari bahwa kemarahan saya salah tempat. Keluarga tidak pergi menonton film dan malah mengunjungi Kebun Binatang.
Penderitaan ini membuat saya tersadar. Meskipun berkultivasi selama bertahun-tahun, saya masih seperti orang biasa, bersikeras bahwa pendapat saya benar.
Saat kembali ke rumah, saya duduk dalam posisi lotus, dengan penuh hormat mengangkat Zhuan Falun dengan kedua tangan dan dengan tulus meminta maaf kepada Guru. "Guru, saya salah. Saya akan memperbaiki diri sendiri."
Karena mulut saya agak kaku, saya awalnya ingin membaca Ceramah Pertama Zhuan Falun dalam hati. Namun ketika mempertimbangkan kembali, saya berpikir bahwa ini hanya akan mengikuti penderitaan yang dipaksakan oleh kekuatan jahat. Karena itu saya mulai membaca dengan lantang, perlahan mengucapkan setiap kata dengan saksama.
Guru berkata:
“Bagaimana kita menyikapi masalah ini? Saat menghadapi konflik semacam ini, pertama-tama kita harus tenang, tidak pantas bersikap seperti mereka. Tentu saja kita boleh menjelaskan dengan baik-baik, bahkan boleh menerangkan duduk persoalan, namun kalau itu dilakukan dengan keterikatan hati yang berlebihan juga tidak benar."
“Kita selaku praktisi Gong, tiba-tiba dapat dilanda konflik. Jadi harus bagaimana? Jika anda biasanya selalu mempertahankan sebuah hati yang belas kasih, suatu sikap mental yang tenang dan damai, maka ketika berjumpa masalah akan dapat diatasi dengan baik, karena ia masih menyisakan kesempatan untuk meredam terpaan." (Ceramah 4, Zhuan Falun)
Jelas, saya belum mengikuti ajaran Guru. Saya tidak mencoba menjelaskan sesuatu dengan jelas dan sering marah. Saat menemui masalah, saya tidak berhenti memikirkan orang lain. Penderitaan ini adalah sepenuhnya kesalahan saya, untuk memungkinkan saya mengenali kekurangan diri sendiri.
Setelah itu, saya menghabiskan berjam-jam belajar Fa, berlatih gerakan dan memancarkan pikiran lurus setiap hari. Keterikatan saya telah terbentuk selama bertahun-tahun, tetapi dalam menghadapi penderitaan dan kebaikan Guru ini, saya akhirnya dapat sepenuhnya menyingkirkan ketidakpuasan dan kebencian.
Perasaan wajah saya berangsur-angsur kembali ke sisi kanan dan tak lama kemudian saya bisa makan, minum, dan berbicara secara normal, putri saya berseru dengan gembira, “Bu, kondisi ibu telah membaik! Dafa luar biasa!”
Sepuluh hari setelah saya pertama kali mengalami kondisi ini, saya dengan senang hati mengatakan kepada suami saya, "Saya telah pulih sepenuhnya."
Suami saya dengan cermat memeriksa wajah saya, dan berkata, “Tidak sepenuhnya. Mulut kamu masih agak miring.”
Saya melihat ke cermin, dan tahu bahwa saya masih memiliki keterikatan pada kesombongan, merasa paling benar dan memandang rendah orang lain.
Perjalanan saya untuk menyingkirkan keterikatan terus berlanjut dan saya menghargai kesempatan berkultivasi dan menaikkan tingkat.