(Minghui.org) Dalam budaya Tiongkok tradisional, guntur dan kilat adalah kekuatan agung yang mengawasi keadilan di dunia manusia. Ketika pejabat dan masyarakat menghargai kebajikan dan moralitas, mereka akan diberkati dengan cuaca yang baik dan hujan yang memadai. Namun jika moralitas manusia terus merosot dan terus melakukan perbuatan buruk, guntur dan kilat bisa berfungsi sebagai peringatan untuk menghukum para pelaku kejahatan.
Hal ini berlaku dari zaman kuno hingga sekarang.
Contoh dari Masa Lalu
Dalam Yiwen Leiju (vol 2, bagian Guntur), ada sebuah kalimat yang menyatakan bahwa, “Sang Guntur, adalah penampilan sang Kaisar, internal sanggup melenyapkan ancaman bahaya, eksternal sanggup memberi manfaat”, dalam Chunqiu Hecheng Tu (Diagram Gabungan Harmonis, Musim Semi dan Gugur) mengatakan, “Xuan Yuan Huangdi (Kaisar Kuning) adalah Dewa yang bertanggung jawab atas guntur dan hujan.”
Orang pada zaman kuno percaya bahwa guntur dan kilat adalah peringatan dari surga dan hukuman dari perbuatan buruk. Mereka yang tersambar petir adalah mereka yang mengabaikan peringatan dan terus melakukan kesalahan. Berikut ini adalah beberapa contoh.
Wu Yi
Wu Yi adalah kaisar dari Dinasti Shang antara 1147 SM dan 1112 SM. Dia seorang yang arogan, ceroboh, dan kejam. Para pejabatnya menasehati dia untuk menghormati dewata dan alam, namun dia menolak mendengarkan mereka. Sebaliknya dia membuat patung dan menyebutnya sebagai “dewa.” Dia kemudian bermain catur bersama seorang pejabat yang mewakili “dewata” tersebut. Karena takut membuat raja marah, pejabat itu selalu mengalah. Wu Yi lalu menghina “dewata” karena kegagalannya.Selain itu Wu Yi menggantung tas kulit berisi darah di ketinggian dan menembaknya dengan sebuah anak panah, menyebutnya “menembak dewata.”
Pada tahun kelima pemerintahan Wu Yi, dia pergi berburu di antara Sungai Kuning dan Sungai Wei. Tiba-tiba langit menjadi mendung, dan ia tersambar petir dan mati.
Bidan yang Jahat
Dengan dibantu seorang bidan, seorang putra lahir dari pasangan suami istri di Provinsi Liaoning pada tahun 57, Periode Qianlong pada Dinasti Qing (1792 Masehi). Pada keesokan paginya, sang ayah menemukan empat batang perak yang ia simpan di bawah bantal hilang.
Karena curiga bidan telah mengambilnya, dia berkata padanya, “Dua perak itu untukmu, jika kamu memang mengambil dua perak yang lain, maukah kamu mengembalikannya agar saya dapat menggunakannya untuk menyembah dewata dan merayakan bayi yang baru lahir?” Karena marah, bidan itu mencacinya dengan berkata, “Jika kamu salah menuduh saya, anakmu akan mati; jika saya mencuri perak itu, saya akan mati tersambar petir.”
Sang ayah kembali ke rumah dengan tangan kosong. Tiga hari kemudian, keluarga mereka meminta bidan untuk datang dan memberi mandi sang bayi. Bidan itu tidak datang, sebagai gantinya putrinya yang datang ke rumah mereka. Malam itu, bayi itu meninggal tiba-tiba. Pasangan ini saling menghibur dalam duka mereka, dan mereka pun mengubur bayi itu di lapangan terbuka. Tetangga yang mendengar apa yang terjadi termasuk ancaman sang bidan, berkata di antara mereka, “Sepertinya bidan itu benar.”
Tak lama kemudian, terdengar suara guntur dan kilat yang aneh, diikuti bau belerang yang sangat kuat. Mengikuti bau itu, orang-orang pergi ke lapangan terbuka dan menemukan bidan dan anaknya, berlutut di tanah, mati tersambar petir. Masing-masing memegang dua batang perak di tangannya.
Kemudian mereka mendengar suara tangisan dari tempat bayi itu dikuburkan. Mereka menemukan bayi itu sangat sehat, dengan jarum mencuat di pusarnya. Baru saat itulah orang tuanya menemukan bahwa putri bidan itu telah menikam bayi mereka dengan jarum saat memandikannya, menyebabkan kelumpuhan sementara.
Penduduk desa yang menyaksikan kejadian itu atau mendengarnya, terkejut dan takjub. Mereka kini mengetahui siapa yang benar dan siapa yang salah.
Tersambar Petir Saat Mengantar Rancangan Komunisme
Peneliti modern telah menemukan bahwa komunisme berasal dari Illuminati, sebuah organisasi rahasia yang didirikan di Bavaria, tahun 1776. Pendirinya adalah Adam Weishaupt, yang aktif mempersiapkan Revolusi Perancis. Pada Juli 1785, ia menulis rencananya dalam sebuah buku dan meminta Jacob Lanze untuk mengantarkannya pada anggota Illuminati yang lain di Perancis.
Namun dalam perjalanan mengantar buku itu, Lanze tersambar petir dan mati. Pihak berwenang menemukan dokumen itu dan menyerahkannya kepada pemerintah. Banyak buku, dokumen, dan koresponden disita. Pada tahun 1786, pemerintah Bavaria mempublikasikan dokumen-dokumen ini dalam sebuah buku, yang kemudian disebarkan ke pemerintah lain di Eropa, termasuk Perancis, untuk mengingatkan mereka bahwa bahaya akan datang.
Kesaksian lanjutan oleh para pemimpin Illuminati membenarkan bahwa niat mereka adalah untuk menggulingkan gereja dan negara. Tetapi masyarakat tidak terlalu menaruh perhatian dalam hal ini, mengira hal ini sulit dipercaya. Meski demikian, para pemimpin Illuminati ditangkap, dan pada tahun 1787, sebuah dekrit dikeluarkan bahwa siapa pun orang yang merekrut anggota dinyatakan bersalah dan akan dieksekusi. Sayangnya, Illuminati telah menyebar secara diam-diam ke Perancis pada tahun 1787 dan menyebabkan Revolusi Perancis pada tahun 1789.
Illuminati mengendalikan Klub Jacobin dimana kaum revolusioner Perancis berkumpul, dan Nikolai Lenin kelak menyatakan, “Kami, kaum Bolshevik, adalah kaum Jacobin abad kedua puluh…”*
Mereka yang Menganiaya Falun Gong Tersambar Petir
Dari Perancis menuju Rusia kemudian masuk ke Tiongkok, komunisme saat menyebar selalu menelan korban jiwa. Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis adalah buku yang diterbitkan sejak tahun 2004, dan merinci bencana yang terjadi di Tiongkok saat PKT berkuasa, termasuk penganiayaan terhadap Falun Gong.
Persis yang terjadi di masa lalu, mereka yang menganiaya Falun Gong dan prinsip Sejati-Baik-Sabar juga menghadapi konsekuensi serius.
Wakil Direktur Kehakiman Tewas Di Usia 48 tahun
Chen Jingqiang adalah mantan wakil direktur Pengadilan Kangping di Provinsi Liaoning. Polisi menangkap praktisi Falun Gong: Wang Jinfeng, Wang Xuekun, dan Li Xiaoping di Daerah Kangpin, pada tanggal 12 November 2009. Chen dan Fan Bin, kepala Pengadilan Pidana, bekerja sama untuk menghukum Wang Jinfeng, tujuh tahun penjara; Li Xiaoping, tiga tahun penjara, dan Wang Xuekun, tiga tahun penjara dengan lima tahun bersyarat.
Baik Chen maupun Fan ditangkap dan ditahan pada tahun 2010 karena kasus suap. Chen telah menggunakan semua relasinya namun masih dijatuhi hukuman tiga tahun penjara dengan masa bebas bersyarat tiga tahun, ditambah pemecatan dari jabatannya. Pada tanggal 15 Agustus 2014, saat memancing di kolam terdekat, ia disambar petir dan tewas. Saat itu ia baru berusia 48 tahun.
“Langit Tidak Akan Salah Menghukum Manusia”
Wang Qiuping menjabat sebagai sekretaris Komite Urusan Politik dan Hukum Daerah Xingzi, serta sebagai direktur kepolisian daerah. Dia berpartisipasi menganiaya dan bertanggung jawab mengirim Shen Qingxiu dan praktisi lainnya ke penjara. Selain itu ia juga bertanggung jawab mengirim Wu Weiping ke kamp kerja paksa.
Wang tersambar petir di Kota Sujiadang, pada tanggal 20 Juli 2010. Dia terluka dan dibawa ke rumah sakit. “Langit tidak akan salah menghukum manusia,” ucap seorang tetua desa.
Belajar dari Kesalahan
Bing Guitang dari Kota Sikou, Provinsi Shandong, melaporkan seorang praktisi ke polisi, yang menyebabkan praktisi itu ditangkap.
Dia juga mencegah Liu Yulian mempelajari buku-buku Dafa dengan merebut Zhuan Falun dan merobek-robeknya. Meski Liu dan praktisi lainnya menangis, memohon agar dia tidak melakukannya.
Pada tahun 2000, saat Bing yang berusia 56 tahun sedang bekerja di ladang bersama istrinya, mereka berdua tersambar petir. “Saya pasti sudah melanggar hukum langit!” seru Bing.
Mungkin karena Bing telah menyadari kesalahannya, pasangan itu masih hidup meski tubuh depan mereka mengalami luka bakar.
Partai Komunis Tiongkok (PKT), telah menyebabkan kematian sedikitnya 80 juta rakyat Tiongkok dalam setiap kampanye politik. Sampai saat ini, ada lebih 33o juta rakyat Tiongkok yang mundur dari PKT demi masa depan mereka yang lebih baik.