(Minghui.org) Seorang penduduk Kota Jingzhou, Provinsi Hubei, ditangkap pada tanggal 11 Juli 2019 karena keyakinannya pada Falun Gong, sebuah disiplin spiritual yang telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak tahun 1999.
Li Yuehu mengendarai sepeda motornya di malam hari ketika tiga orang tak dikenal menghentikannya untuk memeriksa plat nomor kendaraannya. Polisi segera datang dan menangkapnya. Polisi juga menyita motornya.
Empat petugas menggeledah rumahnya pada hari berikutnya. Polisi menyobek dua lukisan bertema Falun Gong dan menyita buku-buku Falun Gong serta beberapa barang pribadi. Kemudian, petugas memaksa saudara laki-laki Li untuk menandatangani daftar barang yang disita ketika ibunya yang buta huruf menolak untuk menandatanganinya.
Penangkapan dan Penahanan Sebelumnya
Sebelum penangkapan terakhir, Li telah ditangkap dua kali karena keyakinannya.
Penangkapan pertamanya adalah pada tanggal 9 November 2015, ketika Li dan tiga praktisi lainnya pergi ke kantor polisi Douhudizhen untuk menuntut pengembalian buku-buku Falun Gong yang telah disita dari mereka.
Tanpa mengembalikan buku-buku itu, polisi memanggil Xiang Xiaoyang dari Divisi Keamanan Domestik dan mengatakan bahwa empat praktisi telah membuat masalah. Xiang segera datang dan menangkap Li.
Polisi menahannya selama lima hari tanpa memberitahu keluarganya. Li kembali ke rumah pada tanggal 14 November.
Li ditangkap lagi pada tanggal 5 Juli 2016 setelah polisi melihatnya berbicara kepada orang-orang tentang Falun Gong. Ketika Li menolak penangkapan, polisi mengikat tangan dan kakinya sebelum memaksanya masuk ke mobil polisi. Mereka membanting pintu mobil ke kaki Li ketika kakinya berada di luar mobil.
Li ditahan selama setengah bulan di pusat penahanan. Keluarganya tidak diberitahu tentang penahanannya.
Memperbaiki Jalan Secara Sukarela
Sejak dia mulai berlatih Falun Gong, Li telah hidup dengan prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar dan Li terkenal di kalangan penduduk setempat. Jalan di desanya memiliki banyak lubang yang berubah menjadi kubangan berlumpur setelah hujan sehingga menyulitkan petani lokal untuk mengangkut sayuran ke pasar.
Dalam tiga tahun terakhir, Li telah menutup lubang jalan untuk memberikan kenyamanan bagi penduduk desa ketika pemerintah daerah gagal melakukan pekerjaan itu. Perbuatan baik Li menggerakkan hati para tetangganya. Mereka ikut bergabung dengan Li dan menyumbangkan dana untuk membuka kembali jalan sepenuhnya.