(Minghui.org) Salam pada Guru yang penuh belas kasih! Salam pada rekan-rekan praktisi!
Setelah saya lulus dari perguruan tinggi pada Juli 1995, saya menghabiskan waktu di rumah sambil menunggu pekerjaan baru saya dimulai. Ibu yang buta huruf, memberi tahu saya bahwa dia memiliki buku berjudul ZhuanFalun dan menyuruh saya membacanya.
Ketika selesai membaca buku itu, saya merasa kagum. Konsepsi saya tentang dunia tiba-tiba berubah! Saya menyadari bahwa kehidupan manusia sebenarnya tidak begitu sederhana. Bukan untuk menjadi egois dan melakukan hal-hal untuk diri sendiri, seseorang harus bermoral, mempertimbangkan orang lain, kembali ke jati diri yang asli. Saya senang mengetahui ada kesempatan seperti itu! Dan inilah yang saya inginkan.
Menjadi Seorang yang Baik Sesuai Kriteria Fa dan Membuktikan Kebenaran Dafa
Guru berkata,
“Dimulai dengan menjadi seorang yang baik, senantiasa meningkatkan Xinxing diri sendiri,…” (Ceramah Sembilan, Zhuan Falun)
Setelah mulai berkultivasi Dafa, saya melakukan pekerjaan dengan baik dan menunjukkan diri sebagai orang yang sesuai dengan kriteria Dafa. Saya mendapat gelar "teladan” pada ulasan tahunan di tempat kerja.
Saya tidak pernah mengirim tagihan biaya medis saya ke unit kerja. Atasan saya mengatakan bahwa setiap orang akan mendapat kompensasi biaya medis tahunan. Semua orang tahu bahwa saya tidak pernah menggunakan fasilitas ini. Suatu hari seseorang pernah meminta izin pada saya untuk menggunakan hak saya karena saya tidak pernah menggunakannya. Sebagai kultivator, saya mempertimbangkan jawabannya, kemudian seorang kolega berkata, “Mereka yang berkultivasi sejati, tidak akan melakukan perbuatan yang tidak jujur!”
Saya pernah bertemu seorang penyelia dari mantan atasan saya. Dia menunjuk ke arah saya dan berkata pada orang-orang yang bersamanya, “Ini adalah orang yang sangat baik. Seberapa baiknya dia? Setiap kali dia melihat keran yang menetes, dia akan mematikannya. Ketika dia melihat ludah di lantai, dia akan membersihkannya...” Saya lupa bahwa saya pernah melakukan hal seperti ini. Tetapi penyelia yang tidak pernah saya lihat dalam sepuluh tahun belakangan ini, yang sibuk mengejar kekayaan materi, tidak melupakan hal-hal yang nampaknya sepele. Ini menunjukkan bahwa perbuatan kecil seperti tadi memberi dampak pengaruh kepada orang-orang.
Dalam segala situasi, saya selalu berpegang teguh pada Fa. Pada Juli 1999, Partai Komunis Tiongkok (PKT) mulai menganiaya Dafa. Saya ditahan dan ditempatkan di ruang isolasi. Para penjaga mengunjungi saya setiap hari, berusaha memaksa saya agar mengucapkan hal yang buruk tentang Dafa. Dafa telah memberi manfaat pada saya secara fisik dan mental, jadi bagaimana saya bisa mengatakan Dafa tidak baik? Saya memberi tahu mereka, “Sehari sebagai guru, seumur hidup dihargai sebagai ayah. Saya tidak akan mengkritik Dafa! ” (Pepatah Tiongkok ini merujuk bagaimana seseorang harus menghormati gurunya sama seperti menghormati seorang ayah.) Mereka mencatat kata-kata ini dalam arsip saya dan tidak pernah meminta untuk berbicara dengan saya lagi.
Kemudian perusahaan harus menurunkan jabatan saya karena saya berlatih Falun Dafa. Ketika penganiayaan semakin memburuk, mereka meminta saya untuk mundur dari PKT. Saya pikir tidak masalah karena saya bergabung dengan PKT demi kekayaan dan prestisius sejak awal. Falun Dafa telah mengubah saya menjadi orang baik, sementara Partai hanya membuat saya bertambah egois dan buruk. Saya memutuskan bahwa yang terbaik adalah saya mundur dari Partai.
Pada akhir tahun 1999, unit kerja meminta saya berjanji untuk tidak pergi ke Beijing untuk mengajukan petisi hak berlatih Falun Gong kepada pemerintah. Saya tidak menjanjikan apa pun kepada mereka, terlepas dari bagaimana mereka mencoba membujuk saya. Akhirnya pimpinan berkata, “Tempat kita adalah unit model di provinsi ini, tetapi kamu akan membahayakan status ini. Jika kamu tidak bisa berjanji, kamu harus mengundurkan diri. "
Pada saat itu, seorang karyawan model unit kerja mendapatkan bonus tahunan yang setara dengan gaji dua bulan. Saya berpikir bahwa, sebagai seorang kultivator, saya harus mempertimbangkan orang lain. Saya mengajukan pengunduran diri saya, dengan alasan agar keinginan saya tidak mempengaruhi unit kerja. Sebenarnya, yang ada dalam pikiran saya adalah, "Saya telah memperoleh Dafa, tidak ada hal lain yang lebih penting." Saya belum menyadari bahwa saya harus mengklarifikasi fakta kepada mereka.
Meski saya tidak terlalu memikirkan pengunduran diri saat itu, tekanannya sangatlah besar. Unit kerja, kantor polisi, dan dewan kantor semuanya mencari praktisi Dafa. Saya sering merasa tertekan dan dikelilingi oleh kegelapan. Bahkan bernapas pun sulit. Setelah mengajukan pengunduran diri, saya pergi ke Beijing untuk memohon keadilan bagi Falun Dafa.
Bertahun-tahun setelah meninggalkan unit kerja itu, saya harus kembali mengurus beberapa bisnis. Ketika manajer departemen transportasi melihat saya, dia sangat terharu. Dia meraih tangan saya sambil berjalan, “Pria baik. Kamu pria yang baik...” Saya bisa merasakan itu datang dari hatinya.
Saya menerima posisi di perusahaan swasta pada tahun 2000 dengan gaji awal 500 yuan. Sebagai seorang pengikut Dafa, saya bersikap sesuai dengan prinsip Sejati-Baik- Sabar. Saya tiba lebih awal dan pulang larut malam setiap hari. Saya melakukan pekerjaan dengan tekun dan sungguh-sungguh dalam membantu manajemen dan operasi bisnis. Dalam beberapa bulan, gaji saya dinaikkan menjadi 2000 yuan, tidak lama setelah itu, naik lagi menjadi 5000 yuan. Setelah mulai dari bawah, gaji saya naik cukup tinggi dan langka di masyarakat pada waktu itu.
Harus ditekankan bahwa hal ini tidak berdasarkan pada kemampuan saya. Saya tidak punya pengalaman, sementara kebanyakan yang melamar ke pekerjaan ini adalah manajer atau orang yang sangat mumpuni melakukan pekerjaan itu, tapi pada akhirnya mereka tidak lolos seleksi. Jelas buat saya bahwa itu karena kurangnya kepercayaan antara atasan dan karyawan. Perusahaan ini dijalankan oleh pasangan suami-istri yang sangat waspada. Tidak mudah bagi mereka untuk memercayai atau menghargai orang lain. Mereka tidak pernah memberi tahu siapa pun yang mendapat kenaikan gaji. Beberapa waktu kemudian, pasangan itu mengatakan kepada saya, "Kami telah menjalankan bisnis selama bertahun-tahun tapi tidak pernah melihat seseorang seperti kamu." Selanjutnya, atasan mulai menyebarkan berita, memberi tahu kliennya bahwa mereka yang berlatih Falun Dafa adalah orang baik.
Guru berkata,
“Mulai sekarang kalian berbuat sesuatu harus lebih dulu memikirkan orang lain, mengultivasi diri hingga mencapai kesadaran lurus yang tanpa ego dan tanpa mementingkan diri sendiri, dahulukan orang lain kemudian baru diri sendiri, oleh sebab itu sejak sekarang apa yang kalian lakukan dan katakan juga harus demi orang lain, bahkan memikirkan generasi berikutnya! Berpikir demi keabadian Dafa yang tidak berubah untuk selama-lamanya!” (“Sifat Kebuddhaan Tanpa Kebocoran,” Petunjuk Penting Gigih Maju)
Kenyataannya, yang saya memperlakukan diri sesuai dengan kriteria yang Guru berikan. Kata-kata dan perbuatan pengikut Dafa sesuai dengan Fa tampak biasa, namun sangat berpengaruh dan berdampak pada orang-orang di sekitar mereka.
Praktisi yang Bertahan di Kamp Kerja Paksa Berkomitmen Menghafal Fa
Awalnya, saya tidak memiliki pemahaman yang mendalam tentang Dafa. Pada tahun 1996, saya membaca ceramah Guru tentang siswa di Changchun yang mampu melafalkan Fa:
“’Mereka katakan: benda yang begitu baik, mengapa kita tidak menghafalnya? Setiap saat meminta kita menjadi manusia yang baik di antara manusia biasa, dapat meningkat, apakah tidak lebih baik bila anda menghafalnya? Setiap saat juga dapat perbandingan.’” (Saran-Saran pada Konferensi Para Pembimbing Falun Dafa di Beijing,” Uraian Falun Dafa)
Ini membuat saya menyadari betapa berharganya Dafa. Saya mulai menghafal Fa dan tidak pernah berhenti. Terlepas dari kesulitan dan gangguan selama proses, pengalaman saya adalah ketika kita benar-benar menghargai Fa, kita akan secara alami berpegang teguh padanya dan menjadikannya prioritas tertinggi.
Pada tahun 2002, saya ditahan secara ilegal di pusat tahanan selama lebih dari 50 hari. Saat itu saya melafal Fa sekitar sepuluh kali. Saya hampir bisa melafal Zhuan Falun secara keseluruhan.
Pada tahun 2006, saya kembali ditahan secara ilegal selama satu setengah tahun, kali ini di kamp kerja paksa. Saya melafal Fa setiap hari, mengingat setiap halaman dan setiap paragraf. Keseluruhan ada sembilan ceramah, subjudul, dan enam ratus satu paragraf di Zhuan Falun. Saya menghafal semuanya dan membacanya 200 kali. Terkadang saya bisa membaca seluruh buku dalam sehari. Tubuh saya terus-menerus berada dalam medan energi Dafa. Kadang-kadang saya bisa merasakan perubahan dalam diri saya, bersumber dari Fa, bermanifestasi ke tubuh permukaan saya, dan terkadang terasa cukup kuat.
Ketika praktisi lain di kamp kerja paksa mengetahui bahwa saya bisa melafalkan Zhuan Falun, mereka sangat senang dan ingin melakukan hal yang sama. Karena kamp kerja paksa tidak mengizinkan praktisi Dafa berbicara satu sama lain atau menjalin jenis kontak lain, mereka hanya bisa meminta saya menyampaikan beberapa kalimat saat kami berpapasan satu sama lain dalam perjalanan ke kamar mandi atau pergi ke luar untuk kerja paksa. Kadang-kadang mereka dengan cepat mendatangi saya dan meminta beberapa kalimat. Jika mereka tinggal sedikit lebih lama, petugas akan berteriak, "Buruan, pergi dari sini!" Sedikit demi sedikit, beberapa praktisi berhasil menghafal sebagian besar Zhuan Falun. Sangat sulit untuk belajar Fa di sana, sedangkan kami harus mengambil setiap kesempatan kecil untuk melafal beberapa kalimat. Karena itu, para praktisi sangat menghargai Fa.
Selama kamp kerja paksa, tidak ada penjaga yang memukul atau meneriaki saya. Seorang pimpinan tim berkata kepada praktisi lain, "Segala sesuatu yang anda lakukan (misalnya menolak melakukan kerja paksa, meneriakkan 'Falun Dafa baik,' dll.) ada di bawah instruksi (menunjuk saya) dia." Tetapi mereka tidak pernah menyentuhnya, seolah-olah mereka takut padanya. Saya tahu itu adalah efek dari kebajikan Dafa yang agung.
Saya pernah memberi tahu kepada kepala penjaga bahwa tidak hormat menyuruh narapidana jongkok setelah waktunya makan. Saya meminta agar mereka menghentikan praktek tersebut. Pemimpin tim mengatakan bahwa itu sudah menjadi aturan dan tidak bisa diganggu gugat. Dia tahu bahwa saya akan menolak untuk melakukannya, jadi dia mulai menciptakan suasana yang menakutkan, mencoba menakuti saya. Setelah kami antre untuk absen, saya menolak untuk berjongkok. Beberapa praktisi lain melihat saya, dan mereka juga menolak. Pemimpin tim tampak jengkel dan segera menahan saya. Saya berteriak, "Falun Dafa baik!" Beberapa orang datang dan menyeret saya ke kantor. Dia berusaha menggunakan tongkat listrik pada saya, tetapi benda itu tidak berfungsi. Dia kemudian meninggalkan kantor dengan putus asa. Ketika kepala kamp kerja mendengar hal ini, dia segera datang dari rumahnya dan berbicara dengan saya. Hari berikutnya, diumumkan bahwa praktek berjongkok setelah makan ditiadakan. Kejadian ini membuat pemimpin tim merasa kehilangan muka, jadi dia tidak muncul saat bekerja selama beberapa hari ke depan.
Ketika masa tahanan saya di kamp kerja akan segera berakhir, kepala penjaga berkata kepada saya, “Kamu tidak datang ke sini dengan sia-sia, karena kamu telah melakukan semua yang harus kamu lakukan.” Saya tahu bahwa tidak mungkin saya bisa menyelesaikan ujian ini tanpa bantuan Dafa. Layaknya seseorang yang menyeberangi lautan; orang yang bisa melintasinya bukan karena kemampuannya, tetapi karena ada yang feri membawanya. Jika seseorang mencoba menyeberang tanpa mengandalkan feri, ia akan segera tenggelam.
Saya menemukan bahwa metode terbaik untuk menghafal Fa adalah dengan menuliskannya dari ingatan. Dengan hal ini saya menjadi fokus, karena saya juga harus menghafalkan tanda baca. Awalnya, saya membaca Lunyu. Terlepas dari seberapa lancar saya membaca, ketika saya mencoba menuliskannya dari ingatan (saya menulisnya setiap dua minggu sekali), saya selalu membuat kesalahan. Karena itu, melafalkan Fa bukan berarti kita telah menghafalnya. Mampu menuangkan ke bentuk tulisan adalah hal yang sangat penting menurut saya.
Kemudian, saya mulai menulis Zhuan Falun dari ingatan. Saya menemukan ternyata hal ini sangat membantu. Melafalkan memberikan tingkat pemahaman Fa yang berbeda dibandingkan dengan membacanya, sementara menulis dari ingatan sama sekali berbeda dari melafalkan. Ketika melafalkan Fa, saya jarang menemukan kesalahan, tetapi semua kesalahan saya terungkap ketika saya menulis dari ingatan. Saya tidak merasa buruk ketika kesalahan terjadi. Saya membuat kesalahan ketika saya memiliki masalah dan kekurangan dalam kultivasi saya. Ini harus diatasi! Kesalahan cenderung terjadi setiap saat di tempat yang berbeda. Di mana waktunya bertepatan dengan munculnya kesalahan yang berikutnya. Saya pikir itu sama halnya dengan transformasi di alam semesta kecil di tubuh manusia; masalah yang berbeda akan terjadi pada berbagai tingkat transformasi. Ini seperti aliran energi yang mampat; harus dipaparkan agar bisa diperbaiki dan dibuka. Melakukan hal ini berulang-ulang telah meningkatkan kultivasi saya.
Saya memberi hormat pada Guru yang sebesar-besarnya! Dan terima kasih pada rekan praktisi!