(Minghui.org) Sebagai tanggapan dari pengumuman Minghui yang meminta informasi atas pelanggar hak asasi manusia yang terlibat dalam penganiayaan praktisi Falun Gong di Tiongkok, laporan ini menunjukkan informasi mengenai tiga pelaku kejahatan utama yang bertanggung jawab atas kematian Gao Rongrong [perempuan], seorang praktisi dari Kota Shenyang, Provinsi Liaoning, yang cacat karena penyiksaan dan meninggal di usia 37 tahun pada bulan Juni 2005.
Pelaku kejahatan ini adalah: Li Fengshi, mantan kepala Kamp Kerja Paksa Longshan; Zhang Xiansheng, wakil kepala Biro Peradilan Shenyang; Wang Wei, mantan wakil kepala Kamp Kerja Paksa Masanjia.
Li Fengshi (李凤石)
Li adalah mantan kepala Kamp Kerja Paksa Longshan di Kota Shenyang. Setelah kamp kerja paksa dibubarkan pada tanggal 11 Oktober 2004, Li bekerja di Biro Peradilan Shenyang. Alamatnya sekarang adalah: Kawasan Jingan, Jalan Kaixiang No. 2, Distrik Dadong, Kota Shenyang, Provinsi Liaoning.
Li Fengshi, mantan kepala Kamp Kerja Paksa Longshan
Li adalah perencana dari penganiayaan praktisi Falun Gong di Kamp Kerja Paksa Longshan sebelum pemberhentiannya. Dia menerapkan beragam metode siksaan dengan tujuan memaksa praktisi untuk melepaskan keyakinannya.
Dia juga merancang banyak cara untuk menganiaya praktisi Falun Gong termasuk mengurung praktisi wanita dari Kamp Kerja Paksa Longshan di Kamp Kerja Paksa Zhangshi, sebuah fasilitas bagi tahanan pria. Dia dengan terbuka menyatakan bahwa keduanya yakni Kamp Kerja Paksa Longshan dan Kamp Kerja Paksa Zhangshi didirikan olehnya.
Setelah Li menjabat, dia menarik kembali Tang Yubao, seorang mantan penjaga yang telah di-PHK karena kekerasan fisik terhadap tahanan, dan menugaskannya ke Tim Kedua untuk menyiksa praktisi Falun Gong secara khusus dari Divisi Kedua.
Li pernah sekali berteriak kepada praktisi Falun Gong, “Apa yang saya katakan adalah hukum!”
Gao Rongrong (高蓉蓉)
Gao cacat setelah disetrum dengan tongkat listrik selama 7 jam di Kamp Kerja Paksa Longshan
Sejak Juli 2003 hingga Oktober 2004, ketika Gao ditahan di Kamp Kerja Paksa Longshan, Li memanggil Tang dan penjaga lainnya untuk menggunakan tongkat listrik menyetrum Gao. Li pernah mengejek, “Apa artinya diktator? Untuk apa borgol dan tongkat listrik? Percayalah saya dapat mengurusmu!” Tang menyetrum Gao selama 7 jam, yang membuat wajah Gao menjadi cacat.
Ketika Gao dirawat di rumah sakit pada bulan Agustus 2004, Li sudah merencanakan kematiannya dan diam-diam memberi tahu penjaga yang mengawasinya, “Jika ia mati, segera beri tahu Longshan, dan katakan kepada rumah sakit untuk segera mengeluarkan sertifikat kematian.”
Selama Li menjabat, praktisi Falun Gong yang meninggal karena siksaan di Kamp Kerja Paksa Longshan adalah sebagai berikut: Wang Hong [perempuan] dan Sun Hongyan [perempuan] dari Kabupaten Liaozhong; Wang Xiuyuan [perempuan], Gao Rongrong [perempuan], Ren Shujie [perempuan], dan Wen Yingxin [perempuan] dari Kota Shenyang.
Zhang Xiansheng (张宪生)
Zhang lahir bulan September 1954 dan dia adalah wakil kepala dari Biro Peradilan Shenyang. Alamat Biro Peradilan Shenyang adalah: Heping North Street, Shenyang, Provinsi Liaoning 110014, Tiongkok.
Tak lama setelah penganiayaan Falun Gong dimulai bulan Juli 1999, Zhang ditunjuk sebagai wakil kepala Biro Peradilan Shenyang, mengawasi agensi penegak hukum dan bertanggung jawab atas penindasan praktisi Falun Gong di daerah metropolitan Shenyang. Di bawah arahannya, Kamp Kerja Paksa Longshan, Kamp Kerja Paksa Zhangshi, dan Penjara Dongling semua menerapkan pencucian otak yang ditujukan untuk memaksa praktisi Falun Gong untuk melepaskan keyakinan mereka. Zhang adalah salah satu pelaku utama dibalik meninggalnya Gao.
Zhang Xiansheng, wakil kepala di Biro Peradilan Shenyang
Sejak tahun 2000, Zhang berulang kali mengunjungi Kamp Kerja Paksa Zhangshi, Kamp Kerja Paksa Longshan dan fasilitas lainnya di Shenyang untuk memeriksa penindasan praktisi Falun Gong. Dia memperkenalkan taktik dari Kamp Kerja Paksa Masanjia yang terkenal jahat, termasuk menyetrum praktisi dengan tongkat listrik.
Selama pertemuan agensi penegak hukum Kota Shenyang di luar bekas Pusat Olahraga Wulihe, Zhang berpidato yang mewakili Biro Peradilan Shenyang, “Saya bersumpah kita akan melawan Falun Gong hingga akhir.”
Setelah wajah Gao menjadi cacat pada tanggal 7 Mei 2004, Zhang, mengenakan pakaian hitam dan kacamata gelap, menyelinap ke dalam rumah sakit beberapa hari kemudian dan secara diam-diam mengawasi kondisi Gao. Kemudian dia berbohong kepada masyarakat bahwa ia tidak tahu mengenai kondisi Gao.
Setelah kejadian Gao, Zhang menutupi kejahatan yang dilakukan Tang, Jiang Zhaohua, Li Fengshi, dan Wang Jinghui. Sementara itu, ia menginstruksikan kamp kerja paksa untuk lanjut menyiksa Gao. Selama rapat bulan Agustus 2004, ia justru mengatakan kepada keluarga Gao, “Sejauh ini, saya belum menemukan kesalahan yang dilakukan Kamp Kerja Paksa Longshan terhadap Gao Rongrong.”
Zhang pergi ke pusat pencucian otak dalam Kamp Kerja Paksa Zhangshi pada tanggal 10 Maret 2005, untuk memeriksa penindasan praktisi Falun Gong yang membantu menyelamatkan Gao. Dia mengatur pegawai untuk secara intensif menganiaya praktisi tersebut.
Wang Wei (王巍)
Wang adalah mantan wakil kepala dari Kamp Kerja Paksa Masanjia dan nomor teleponnya adalah: +86-13840098711.
Sebagai seorang wakil kepala Kamp Kerja Paksa Masanjia, dia bertanggung jawab menganiaya praktisi Falun Gong. Wang dulunya adalah kepala dari Seksi Manajemen dan dia dipromosikan atas keterlibatan aktifnya dalam menganiaya praktisi Falun Gong. Dia menyuruh penjaga pria untuk menyiksa praktisi wanita di Kamp Kerja Paksa Masanjia, dan dia juga adalah salah satu pelaku kejahatan dalam kematian Gao.
Wang Wei, mantan wakil kepala Kamp Kerja Paksa Masanjia
Tahun 2005, Seksi Kedua Wanita dari Kamp Kerja Paksa Masanjia menerapkan “penganiayaan intensif,” namun gagal mencapai tujuannya. Kemudian Wang secara pribadi memimpin penjaga untuk menganiaya praktisi.
Dia memimpin sekelompok penjaga pria untuk menganiaya praktisi wanita sejak 24 Februari 2006. Belasan praktisi wanita digantung selama waktu tertentu, dipaksa makan, dipukuli secara keji, dan disiksa dengan metode “digantung diagonal,” di mana salah satu tangan korban diborgol ke gantungan kasur atas dan tangan lainnya di gantungan bawah dari kasur lainnya. Dua kasur dipisahkan sedemikian rupa hingga lengan korban tertarik lurus. Siksaan ini membuat korban tidak dapat berdiri tegak atau jongkok, menyebabkan sakit yang luar biasa. Banyak praktisi menjadi cacat karena siksaan yang keji ini.
Peragaan Siksaan: Digantung diagonal
Setelah wajahnya cacat pada bulan Maret 2005, Gao Rongrong sekali lagi ditahan dan dimasukkan ke Kamp Kerja Paksa Masanjia. Wang berbohong kepada keluarga Gao untuk mencegah orang tuanya menanyakan keberadaannya. Sementara menahan informasi Gao keluar, dia menempatkan Gao di ruang isolasi, yang menyebabkan kematiannya pada tanggal 16 Juni 2005.
Setelah kematian Gao, Wang dan agensi penegak hukum di Shenyang bekerja sama untuk menghalangi orang tua Gao melakukan tuntutan hukum.