(Minghui.org) "Penganiayaan telah berlangsung selama 20 tahun?" Banyak orang terkejut ketika melewati acara peringatan praktisi Falun Gong di Taman Fanglin - Singapura pada 15 Juli.
Ketika turis melewati spanduk praktisi, yang berbunyi: "Akhiri penganiayaan terhadap Falun Gong sekarang," "Hentikan pengambilan organ yang didukung negara dari praktisi Falun Gong yang masih hidup," "Dunia membutuhkan Sejati-Baik-Sabar" dan "Falun Dafa baik.” Mereka tersentuh oleh semangat perlawanan damai dan pengecaman terhadap kebrutalan penganiayaan.
Peragaan latihan Falun Gong
"Ini mendesak. Penganiayaan harus diakhiri sekarang,” kata pengusaha setempat
Pengusaha setempat, Chen [Pria] berkata kepada praktisi, "Penganiayaan yang tidak manusiawi ini harus diakhiri sekarang. Ini mendesak."
Steve, seorang pensiunan warga setempat, menggemakan sentimen yang sama, “Prinsip-prinsip panduan Falun Gong, Sejati-Baik-Sabar adalah universal. Jika sebuah partai politik menentang prinsip-prinsip ini, pasti ada masalah." Dia melanjutkan, "Seluruh dunia harus memboikot komunisme."
Steve memuji aksi damai para praktisi dan mendorong mereka untuk terus melakukan pekerjaan yang baik dan memberitahukan lebih banyak orang tentang fakta penganiayaan.
Dia menambahkan, “Saya sering melihat anda melakukan latihan di taman. Ini bermanfaat bagi tubuh dan pikiran; ini sangat sehat. Sangat menyedihkan bahwa Partai Komunis Tiongkok (PKT) menganiaya latihan yang berakar di negaranya sendiri dan menyebarkan kebohongan di seluruh dunia.”
Chen yang berumur dua puluh tahun bertanya kepada praktisi, apa yang bisa dia lakukan untuk membantu. Dia tahu bahwa PKT telah menganiaya orang-orang Tiongkok dan menyebutkan apa yang terjadi di Hong Kong akhir-akhir ini. "PKT mencoba untuk merampas kebebasan orang. Penganiayaan terhadap Falun Gong adalah sebuah contoh,” Chen menerima brosur dari praktisi dan menandatangani petisi yang mengecam penganiayaan.
Vale Baumann mengetahui latihan Falun Gong ini di Argentina. "Itu adalah pengalaman yang luar biasa," katanya. Tetapi dia tidak tahu bahwa penganiayaan masih berlangsung. “Sangat menyedihkan. Itu harus berakhir sekarang," katanya, "Saya akan memberi tahu teman-teman dan orang-orang yang saya temui dalam perjalanan ini tentang penganiayaan."
Memori Berharga
Shen [Wanita] pertama kali mendengar tentang Falun Gong tepat sebelum penganiayaan dimulai pada Juli 1999. Beberapa praktisi di sekitarnya segera ditangkap setelah Jiang Zemin, mantan kepala PKT meluncurkan penganiayaan.
Meskipun Shen belum mulai berlatih, dia bersimpati dan telah membantu para praktisi menyembunyikan buku-buku Falun Gong di apartemennya.
"Jika hanya ada satu hal di dunia yang saya setujui sepenuhnya, itu pasti Falun Gong," katanya, "Para praktisi adalah orang-orang terbaik yang pernah saya temui."
Pada Maret 2000, dia pergi ke Beijing untuk perjalanan bisnis. Di kereta, polisi menghentikan semua orang, mencari barang-barang Falun Gong dan memaksa setiap penumpang untuk mengatakan sesuatu yang menyerang Falun Gong.
"Meskipun saya bukan seorang praktisi, saya tidak bisa menolerir Falun Gong dihina," kenangnya. “Saya tidak bisa melakukan apa pun melawan hati nurani saya. Saya menolak untuk mematuhi polisi."
Akibatnya, dia dimasukkan ke dalam daftar hitam, ditangkap tiga kali dan dipenjara selama 80 hari.
"Saya tidak pernah berpikir saya akan dipenjara," katanya. "Di penjara, saya bertemu lebih banyak praktisi dan belajar mengapa mereka begitu gigih terhadap keyakinan mereka dan mengapa mereka berusaha sebaik-baiknya untuk melindunginya." Dia kemudian berkata, "Mereka memberi tahu saya lebih banyak tentang ajaran dan kisah-kisah yang lebih menyentuh tentang kultivasi."
“Seorang praktisi yang dipenjara adalah seorang pegawai gudang. Manajer pabriknya datang ke penjara dengan uang tunai untuk menyelamatkannya. Manajer mengatakan kepada staf penjara bahwa mereka memiliki sekitar seribu pekerja di pabrik dan mereka telah mempekerjakan banyak pegawai gudang, tetapi praktisi ini adalah satu-satunya orang yang tidak pernah mencuri apa pun dari gudang. Dia adalah orang yang sangat jujur."
"Bahkan narapidana tersentuh oleh kedamaian dan belas kasih para praktisi yang dipenjara," kata Shen. "Banyak tahanan mengatakan kepada saya bahwa praktisi Falun Gong adalah orang baik dan mereka mengagumi mereka."
Setelah dibebaskan, seorang petugas polisi mengatakan kepadanya dengan tenang, "PKT jahat. Ia akan membunuh lebih banyak praktisi. Jika anda memiliki kesempatan, anda harus pergi ke luar negeri.”
Pada Juni 2001, Shen melarikan diri dari Tiongkok dan datang ke Singapura.
“Sudah 20 tahun. Saya masih ingat para praktisi hebat itu. Semangat mereka sangat mengesankan. Memori ini tersimpan dalam diri saya. Saya tidak akan pernah lupa."
Memberi Tahu Orang Kebenaran Tentang Falun Gong dan Penganiayaan
Xiuyun yang berusia 72 tahun mulai berlatih Falun Gong di Singapura 18 tahun yang lalu.
"Di masa puncak penganiayaan banyak orang di sekitar saya tertipu oleh kebohongan PKT dan mereka tidak mengerti mengapa saya berlatih Falun Gong," katanya.
“Sebenarnya, saya telah mencoba berbagai jenis qigong yang semuanya mengecewakan saya sampai saya menemukan Falun Gong. Guru Li menjawab semua pertanyaan saya tentang kehidupan dan alam semesta. Saya berlatih selama dua minggu dan saya merasa tubuh dan pikiran saya diperbarui.”
“Falun Gong menyembuhkan banyak penyakit saya dalam beberapa minggu. Tubuh saya lebih ringan dan saya tidak merasa lelah ketika menaiki tangga.”
Kebohongan PKT membuat Xiuyun sedih. Dia merasa bahwa adalah tanggung jawabnya untuk membuat orang tahu apa sebenarnya Falun Gong.
Dia mulai membagikan brosur di bangunan tempat tinggal dan dia telah melakukannya selama 18 tahun.
“Itu melelahkan karena banyak bangunan tidak memiliki lift. Tapi saya tidak menyerah,” katanya. "Sekitar 10 tahun yang lalu, saya mulai berbicara dengan orang-orang secara langsung di jalan, memberi tahu mereka kebenaran Falun Gong dan penganiayaan."
“Awalnya, banyak orang, terutama yang dari Tiongkok, tidak mengerti saya. Mereka menghina saya dan mengutuk saya. Saya mencoba mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar dan berusaha meningkatkan kesabaran dan kebaikan saya. Ketika saya tenang, saya merasa lebih mudah untuk berkomunikasi dengan orang-orang."
Dia menambahkan, “Sekarang, semakin banyak orang telah belajar kebenaran. Banyak orang memperlakukan saya sebagai teman mereka karena mereka merasa saya peduli pada mereka.”
Veteran dan Praktisi Baru
Fred Wollner dari Austria telah menghabiskan waktu puluhan tahun mencari latihan kultivasi yang nyata. Setelah mencoba banyak hal dan kecewa, dia menemukan Falun Gong pada tahun 1999.
Ketika pertama kali membaca Zhuan Falun, buku utama Falun Gong, dia bertanya dalam hatinya apakah dia bisa berlatih dan kemudian dia mendengar suara Guru Li, pencipta Falun Gong, berkata "Ya."
“Banyak sang maha sadar yang berasal dari Tiongkok dan spiritualitas telah menjadi salah satu komponen terpenting dari budaya Tiongkok. Tetapi semua itu telah dihancurkan oleh PKT," kata Fred.
"Penganiayaan terhadap Falun Gong sangat memalukan dan Partai telah berbohong,” katanya.
Praktisi Austria Fred Wollner mengatakan bahwa sangat menyedihkan penganiayaan ini diluncurkan
Jody mulai berlatih sebulan yang lalu. Namun, dia mendengar tentang Falun Gong dan penganiayaan enam tahun yang lalu saat bepergian ke Norwegia.
"Falun Gong adalah kultivasi sejati dan penganiayaan membuat saya sedih," katanya.
Mei lalu, dia bertemu dengan praktisi di pameran kesehatan dan mulai berlatih.
“Setelah mendengarkan sembilan ceramah, saya benar-benar tertarik pada ajarannya,” katanya dengan gembira, “Saya mulai bertanya menjadi orang seperti apa yang saya inginkan. Kemudian saya memutuskan untuk berlatih Falun Gong."
“Falun Dafa adalah lurus. Jika semua orang di dunia mempraktikkannya, masyarakat manusia akan menjadi dunia yang damai." Dia berkata, "Falun Dafa membantu masyarakat Tiongkok dan ia akan membantu seluruh dunia."
Dia mendorong praktisi di Tiongkok untuk meneruskan pekerjaan baik itu. "Kita harus memiliki harapan untuk masa depan,” katanya.
Pada malam hari, para praktisi mengadakan nyala lilin untuk memperingati mereka yang kehilangan nyawa dalam penganiayaan