(Minghui.org) Saya berjanji pergi ke kejaksaan setempat bersama dengan keluarga seorang praktisi untuk mencari pembebasannya. Ketika saatnya tiba, saya merasa kondisi kultivasi saya mengendur dan takut akan mempengaruhi hasil.
Namun tidak akan bagus jika saya melanggar janji. Apa yang harus saya lakukan? Saya masih memiliki dua jam, jadi saya memutuskan untuk melakukan Berdiri Memancang Metode Falun selama satu jam.
Guru berkata di instruksi salah satu latihan, “Hati merefleksikan belas kasih, ekspresi wajah tenang dan damai.” (Falun Gong) Saya terus-menerus mengingat frasa ini sepanjang latihan. Satu jam kemudian, saya merasa diliputi oleh energi damai dan tenang.
Saya pergi ke kejaksaan provinsi bersama dengan keluarga rekan praktisi dan mengajukan keluhan tentang dia ditangkap secara sewenang-wenang karena menolak untuk melepaskan Falun Dafa. Segera setelah resepsionis mendengar ini adalah kasus Falun Dafa, dia berdiri dan berteriak kepada kami. Dia mengatakan kami mempromosikan Falun Gong dan meminta dua penjaga keamanan yang bertugas untuk menelepon polisi untuk menangkap kami.
Resepsionis itu histeris dan tidak membiarkan kami berbicara. Bilamana saya berkata sesuatu, dia berteriak bahkan lebih keras dan menjadi makin irasional. Tidak peduli betapa kuat dia berteriak, saya tetap tenang.
Karena tidak ada kemajuan di sana, kami memutuskan pergi. Dalam perjalanan keluar, saya melihat sekitar dan menatap dua penjaga keamanan serta resepsionis tersebut. Saya teringat ajaran Guru, “Hati merefleksikan belas kasih, ekspresi wajah tenang dan damai,” dan saya berpikir selalu memperlakukan mereka [penjaga dan resepsionis] dengan belas kasih tidak peduli bagaimana mereka memperlakukan saya.
Saat memikirkan hal itu, saya memerhatikan kebaikan di mata ketiga orang itu, bahkan resepsionis yang berteriak. Saya tahu akan melanjutkan upaya saya untuk membantu mereka memahami bahwa penganiayaan Falun Gong adalah salah. Saya juga menyadari kondisi pikiran seorang praktisi Dafa bisa mempengaruhi pikiran orang lain, juga lingkungan sekitarnya.
Ketika kita berkultivasi dengan baik, kita juga bertanggung jawab kepada makhluk hidup. Tetapi ketika kita gagal berkultivasi, konsep pikiran manusia kita akan menghalangi kita untuk melihat kebenaran. Guru selalu memberikan segala sesuatu kepada kita, meskipun kita mungkin tidak menyadarinya.
Setelah tiba di rumah, saya tiba-tiba merasa putus asa karena tidak bisa mencari pembebasan rekan praktisi. Saat itu saya teringat sebuah lukisan, yang memperlihatkan pengikut Falun Dafa adalah Raja dari alam semesta mereka, turun dari surga, selapis demi selapis, dan turun ke bumi untuk membantu Guru meluruskan Fa.
Tiba-tiba saya menyadari bahwa perasaan putus asa dan kesepian yang saya alami ketika menemui kesulitan dalam penyelamatan rekan-rekan praktisi, semuanya adalah konsep manusia yang perlu saya singkirkan. Karena konsep manusia semacam itu, saya merasa kesepian, tidak berdaya dan sedih, kadang-kadang bahkan merasa tertekan dan marah.
Dengan penangkapan besar-besaran terhadap rekan-rekan praktisi di seluruh Tiongkok dalam beberapa bulan terakhir, saya pikir kita harus melihatnya dengan pikiran lurus dan menggunakan kesempatan untuk menyelamatkan lebih banyak orang, termasuk para pelaku yang terlibat dalam penangkapan dan penganiayaan terhadap praktisi. Selama kita melakukan berdasarkan Fa, semuanya akan selalu menuju ke arah yang benar.
Guru berkata,
“Setelah melewati bayangan gelap pohon willow, akan ditemukan kecerahan bunga dan sebuah desa lain.” (Ceramah Sembilan, Zhuan Falun)
Segala sesuatu di dunia ini berputar di sekitar kita dan kita sebenarnya adalah tokoh utama. Mengultivasi diri kita sendiri, dan jangan membiarkan pemikiran manusia kita menghalangi jati diri kita yang sebenarnya serta sisi dewata kita.