(Minghui.org) Setelah bermeditasi selama 30 menit pada suatu hari, saya merasakan kaki terasa lebih sakit dari pada biasanya. Saya berusaha untuk mengurangi rasa sakit dengan menekuk pinggang, meregangkan kepala ke depan, dan memutar tubuh. Namun tidak membantu. Saya berpikir ketidaknyamanan ini merupakan alasan untuk berhenti bermeditasi.
Saya bertanya pada diri sendiri, “Apakah saya sedang mencari kenyamanan dan kemudahan bukannya bertahan?”
Dengan menggali lebih dalam, saya menyadari ada contoh di mana saya mencari kenyamanan dan kemudahan, seperti tidak bangun untuk memancarkan pikiran lurus di pagi hari (bahkan dengan bantuan alarm) karena saya ingin tidur, melakukan sesuatu pada menit terakhir, menjadi oportunistik, dan berpikir saya bisa menyelesaikan sesuatu dengan mudah karena saya pintar. Hasilnya, saya tidak melakukan sebaik yang seharusnya. Semua ini disebabkan oleh kemalasan.
Saya membuat hidup menjadi mudah sehingga bisa menghindari kesulitan. Saya akan beristirahat dan mengakses internet atau menonton TV untuk bersantai ketika sedikit merasa lelah. Saya membuang banyak waktu yang bisa saya gunakan untuk proyek-proyek Dafa.
Saya mencari ke dalam untuk menemukan akar penyebab kemalasan ini. Saya pikir mungkin itu berasal dari pengalaman pribadi dan lingkungan yang longgar. Hidup saya menjadi mudah dan lancar sejak saya masih muda. Saya adalah murid yang baik di sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Saya memiliki pekerjaan yang layak dan mengalami beberapa kesulitan dalam hidup. Selain itu, saya adalah orang yang santai yang tidak memiliki ambisi besar, yang terefleksi pada kepribadian konservatif serta kurang berinisiatif. Jadi, saya ingin terus menghindari kesulitan dan ketidakpastian.
Setelah pemerintah Tiongkok memulai penganiayaan Falun Dafa pada 20 Juli 1999, ada tiga kali saya tidak gigih belajar Fa. Secara tidak sadar saya mengembangkan kebiasaan untuk menghindari ketidaknyamanan, yang diperkuat oleh kekuatan lama.
Gagasan untuk melewati hal-hal yang tidak nyaman terefleksi pada kemalasan, penundaan, dan kelonggaran. Pikiran itu berdampak negatif pada kultivasi saya yang membuat saya terhindar dari kesulitan dan kesengsaraan. Akibatnya, kekuatan lama mengambil keuntungan atas diri saya.
Walaupun keinginan untuk nyaman tampak bukan gangguan iblis dari pikiran sendiri, itu bertindak seperti obat-obatan yang membuat kita menjadi lambat atau bahkan berhenti berlatih. Kita menghancurkan diri kita sendiri dan makhluk hidup yang menunggu diselamatkan.
Praktisi Dafa memiliki tanggung jawab untuk menyelamatkan makhluk hidup. Bagaimana kita bisa menikmati kehidupan yang nyaman tanpa mengingat bahwa makhluk hidup sedang mengandalkan kita? Bayangkan saja, seorang petugas pemadam kebakaran yang pergi ke gedung yang terbakar untuk menyelamatkan orang akan mengalami kesulitan. Dalam situasi yang begitu mendesak, akankah petugas pemadam kebakaran mengendur dan melakukan sedikit pekerjaan untuk membuat pekerjaan menjadi lebih mudah?
Sebenarnya, tidak sulit untuk berhenti menjalani kehidupan yang mudah jika kita menyadari itu adalah keterikatan. Kita harus menolak pemikiran apa pun untuk kenyamanan ketika muncul. Lalu, kenyamanan itu akan menjadi makin lemah, dan dampaknya akan berkurang.
Setelah sesi meditasi itu, ketika saya menyadari sedang mencari kenyamanan dan kemudahan, saya bersikeras untuk tetap mempertahankan punggung tegak sepanjang waktu.
Bilamana menemui ujian, saya mengingatkan diri sendiri untuk menolak pikiran menghilangkan segala ketidaknyamanan, yang akan meningkatkan pikiran lurus saya. Hasilnya, saya dengan mudah melewati ujian.
Ini adalah pemahaman pribadi saya. Mohon tunjukkan jika ada yang tidak tepat.