(Minghui.org) Pada 21 September 2019, Konferensi Berbagi Pengalaman Kultivasi Falun Dafa Indonesia sukses diadakan di Denpasar, Bali. Hampir 900 praktisi menghadiri konferensi sakral tersebut dan 17 praktisi secara bergiliran membacakan pengalaman Xiuliannya, beberapa dari mereka adalah praktisi muda. Mereka berbicara bagaimana meningkatkan Xinxing dan memberi tahu orang-orang tentang kebaikan Falun Dafa dan penganiayaannya di Tiongkok Daratan.
Praktisi Bai menceritakan pengalamannya memperoleh buku Zhuan Falun pada tahun 2003 dari seorang penumpang taksinya, namun buku itu hanya diletakkan begitu saja. Saat itu ia adalah penjudi berat dan tahun 2009 saat mengalami kebangkrutan disertai depresi berat hingga berpikir untuk bunuh diri, ia kembali teringat akan Zhuan Falun dan mulai membacanya. Setelah membacanya beberapa putaran, ia dapat keluar dari depresi; menarik taksi dan berbagai aspek kehidupannya kembali berjalan lancar. Dia berpikir buku itu membuatnya mendapatkan banyak berkahdan dilindungi Buddha. Secara bertahap ia dapat membayar kembali hutang-hutang judinya. Mantan istri dan putrinya menyaksikan perubahan signifikan ini, semua dipenuhi sukacita dan harapan. Namun iblis “serakah” kembali menyeretnya pada judi, sehingga tahun 2012 ia lagi-lagi memiliki tiga masalah besar: bangkrut dengan sangat banyak hutang, tanpa rumah tinggal serta ditinggalkan keluarga, namun Shifu Falun Dafa yang belas kasih tidak meninggalkannya, dan sekali lagi menuntunnya keluar dari lingkaran setan tersebut ketika ia mulai membaca Zhuan Falun secara sungguh-sungguh. Secara bertahap ia memahami bahwa Dafa adalah Xiulian dan konsep sebelumnya tentang Dafa sangatlah egois. Dalam lima tahun berikutnya, tiga masalah besar yang melilitnya, dapat teratasi setelah ia berkultivasi nyata dan mematut diri dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar. Sebuah mukjijat besar! Setelah memperbanyak waktu belajar Fa dan latihan Gong, ia pun memahami bahwa praktisi Dafa pada masa pelurusan Fa harus melakukan tiga hal dengan baik. Bai pun secara rutin mulai menyebarkan Dafa dan mengklarifikasi fakta penganiayaan di tempat wisata serta menggunakan berbagai kesempatan dalam kehidupan sehari-hari untuk membuktikan kebaikan Dafa dan menyelamatkan makhluk hidup.
Praktisi Madu memperoleh Fa melalui pengenalan dari ayahnya, di samping itu kelas Falun Dafa juga pernah dijadikan pelajaran ekstrakurikuler di sekolahnya, tetapi ia sendiri baru mulai Xiulian saat di kelas XI. Ayahnya yang sebelumnya pemarah, penjudi, dan perokok berhasil melepas tabiat buruknya sejak berkultivasi Dafa. Madu yang saat itu masih remaja pun mulai bertanya-tanya apakah Falun Dafa ini yang dapat mentransformasi karakter ayahnya sedemikian rupa? Awalnya, meskipun sudah memasuki pintu Xiulian, Madu tidak rajin melakukan tiga hal. Demikian berlanjut hingga ia bekerja sebagai guru sekolah. Saat mendapatkan gaji pertama, ia semakin rajin mengumpulkan uang dan melupakan Xiulian. Namun pengejarannya akan uang justru membuatnya sering sakit, ketika tubuh terbaring lemah, ia pun merasa hidup ini sesungguhnya amat menderita. Saat demikian, ia tiba-tiba teringat bahwa Shifu mengajarkan agar mencari ke dalam saat menemui masalah. Ia pun terkejut menemukan keterikatan hatinya yang kuat akan materi dan kepentingan, hal yang tidak selaras dengan karakter alam semesta Sejati-Baik-Sabar. Setelah mengenali keterikatan tersebut, tubuhnya dengan cepat pulih kembali. Namun lintasan karma penyakit berikut menderanya lagi, membuatnya harus menyikapi jalur Xiuliannya secara serius. Satu demi satu keterikatan ia sadari, seperti keterikatan akan kenyamanan, nafsu birahi, keterikatan pada gadget dan media sosial. Sejalan dengan peningkatan di aspek Xiulian pribadinya, ia pun mulai memerhatikan pentingnya mengklarifikasi fakta kepada para siswanya. Berawal dari kejadian seorang siswa di sekolahnya melantunkan lagu yang memuji komunisme, ia pun terkejut bahwa pengaruh ideologi komunis sudah sedemikian rupa, sehingga siswanya menyanyikan lagu itu tanpa menyadari akan maknanya. Kesempatan itu, ia rasakan bukanlah kebetulan, maka ia pun mulai mengklarifikasi fakta terus hingga ke tema Falun Dafa dan mengapa dianiaya oleh Partai Komunis Tiongkok dan pada akhirnya juga memutarkan video Sembilan Komentar untuk para siswanya.
Praktisi Sisi yang bekerja sebagai koki restoran, sejak menghafal Fa, merasa pikiran lurusnya mulai muncul, kemudian kerap menggunakan waktu luangnya untuk mengklarifikasi fakta secara langsung kepada para tamu asal Tiongkok dan menganjurkan tiga pemunduran. Umumnya ia memulai percakapan dengan membantu para tamu memesan makanan yang mereka inginkan. Suatu hari ia bertemu pasangan berpenghasilan ganda namun tanpa anak asal Daratan. Ketika bertemu Sisi, tamu perempuan merasa akrab dan bercerita mengapa mereka tidak menginginkan anak, kemudian membuka rahasia kisah ibunya sendiri yang menjadi kader setia Partai Komunis Tiongkok, dan sebagai tentara berpangkat tinggi, ibunya secara sukarela menjadi pelopor dalam ujicoba obat untuk program keluarga berencana. Ibunya pun mendapat penghargaan dan pujian dari partai, namun setelah obat mulai bekerja, hidupnya sejak itu didera penderitaan besar. Demam di atas 38 derajat tidak kunjung turun selama tiga tahun, sel-sel baik di tubuhnya dimutasi, sel-sel sehat dihancurkan dan ibunya pun belakangan terkena tumor otak dan mati merana, sepanjang hidup menyesali perbuatannya dan mengutuk partai komunis demikian jahat, menerapkan obat yang bahkan belum diuji klinis pada manusia sebagai kelinci percobaan, dan korban seperti dirinya ada sekitar 200 orang. Setelah Sisi mengklarifikasi tentang rekayasa bakar diri di Tiananmen, penyebaran Dafa di dunia, dan gelombang tiga pemunduran, pasangan itu dengan gembira mengundurkan diri dari partai jahat. Upaya klarifikasi tiga pemunduran tentu saja juga sering mendapatkan reaksi penolakan, setelah kejadian demikian Sisi memperbanyak belajar Fa dan mencari ke dalam akan keterikatan apa yang masih dimilikinya sehingga tidak berhasil meyakinkan tamunya untuk mundur dari partai jahat dan organisasi pemudanya.
Praktisi Putu sejak kecil adalah anak yang bertemperamen buruk. Ayahnya berusaha memperkenalkan Falun Dafa dengan cara membacakan buku Zhuan Falun saat Putu tengah senggang. Awalnya ia enggan mendengarkannya. Namun upaya ayahnya yang terus-menerus akhirnya membuahkan hasil. Setelah mulai membaca buku Zhuan Falun sendiri, Putu berubah menjadi lebih ceria dan mudah bergaul, juga dapat memikirkan orang lain terlebih dahulu. Sejalan peningkatan pemahaman, ia pun mulai mengklarifikasi fakta, namun hanya menekankan pada aspek kebaikan Falun Dafa dan menghindari tema penganiayaan karena kuatir orang-orang akan berpikiran negatif. Melalui belajar Fa, secara bertahap ia mengatasi keterikatan takut dan malu, dan dengan lebih mantap mulai membicarakan penganiayaan saat mengklarifikasi fakta. Suatu ketika, saat kegiatan basecamp praktisi cilik/remaja, ketika para remaja membahas keterikatan pada game online, Putu sebagai pembimbing para remaja tersebut, juga menemukan masalah yang sama pada dirinya, akhirnya ia teguhkan tekad untuk mengatasi keterikatan tersebut. Demikian pula dengan keterikatan nafsu birahi yang telah terpupuk lama, karena sejak remaja ia kerap menonton film dewasa. Seringkali ia kesal karena tidak dapat melewati ujian ini. Akhirnya ia memperteguh pikiran lurus, berusaha mengenalinya sesegera mungkin ketika iblis ini muncul, menolak mengikuti kemauan iblis birahi dan menyadari bahwa itu bukanlah dirinya yang sejati, secara bertahap ia pun mengatasi keterikatan dasar ini.
Praktisi Rudi menceritakan pengalamannya bagaimana kerjasama dan pemancaran pikiran lurus secara satu tubuh - berhasil mengantar para praktisi di kotanya mengikuti pawai budaya dan pembangunan tahun 2019, dengan demikian dapat memperkenalkan Falun Dafa di depan para pejabat kota yang hadir di panggung kehormatan. Dalam upaya mendaftar kesertaan pada pawai budaya tersebut, ia bersama rekan lain mengklarifikasi fakta kepada beberapa pejabat terkait, hingga akhirnya barisan praktisi yang dibuka dengan barisan genderang pinggang dapat masuk menjadi peserta resmi. Namun sesaat sebelum dimulainya pawai, pejabat yang membantu pendaftaran praktisi mendapat tekanan dari atasannya agar membatalkan kesertaan praktisi. Menyadari adanya intervensi, ia meminta dukungan pikiran lurus dari seluruh praktisi dan secara belas kasih mengklarifikasi fakta kepada pejabat tersebut. Pada detik-detik krusial, pejabat tersebut kembali berubah pikiran dan melobi atasannya agar tetap mengijinkan kesertaan komunitas Falun Dafa dan mengabaikan tekanan dari kejahatan.
Banyak praktisi yang menghadiri konferensi tersebut mengatakan telah mendapat manfaat dari sharing rekan-rekan praktisi. Setiap pengalaman merefleksikan perjalanan masing-masing partikel Dafa yang unik dan berharga. Seorang praktisi mengatakan ia belajar banyak bagaimana rekan-rekan lain meningkatkan Xinxing melalui penerapan prinsip Sejati-Baik-Sabar; praktisi lain mengutarakan telah mendapat beberapa inspirasi bagaimana rekan-rekan lain dengan zheng nian membuktikan Dafa dan menyelamatkan makhluk hidup. Seorang praktisi baru yang untuk pertama kalinya mengikuti konferensi Fa mengutarakan bahwa ia merasakan sharing rekan-rekan yang dibacakan - menekankan pada kejujuran, berbicara ke pokok masalah, dan bagaimana mereka berupaya mengatasinya dengan pemahaman yang diperoleh dari belajar Fa.