(Minghui.org) Salam kepada Guru terhormat. Salam kepada rekan-rekan praktisi.
Berikut saya berbagi sepenggal pengalaman perjalanan sebelum dan sesudah berkultivasi, sebagai pengingat bagi diri saya sendiri agar tetap teguh dan lebih gigih dalam berkultivasi Dafa.
Berjodoh dengan Dafa Melalui Ayah
Saat remaja, saya sering tidak dapat mengontrol emosi dengan baik. Meskipun orang melihat saya sebagai anak yang penurut, sopan, pendiam dan tidak suka mencari masalah, namun ketika tidak dapat menahan diri, berkelahi dengan teman di sekolahpun pernah saya lakukan. Bahkan teman sekelas pernah mengatakan kepada saya bahwa saya adalah orang yang temperamen. Hal terburuk yang pernah saya lakukan yaitu ketika Ibu berusaha mengingatkan dan membangunkan saya karena sudah tidur terlalu lama, saya bangun dan memukul pintu kamar dengan keras tepat di sebelah kepala Ibu, setelah itu saya merasa bersalah dan menyesali perbuatan saya. Meski sudah meminta maaf kepada Ibu, peristiwa itu membuat saya sangat-sangat menyesal.
Ayah yang pertama kali mengenalkan Falun Dafakepada saya. Saat usia remaja, saya belum menunjukkan ketertarikan untuk membaca buku Zhuan Falun apalagi berlatih Gong. Kontaminasi lingkungan serta kesibukan sebagai mahasiswa sambil bekerja juga membuat saya terhalang memperoleh Fa. Meskipun demikian, Ayah sangat bersemangat agar saya dapat membaca buku Zhuan Falun. Ayah sering dengan sengaja membaca buku Zhuan Falun di sebelah saya dan saudara saya dengan tujuan agar kami dapat mendengarkan beliau membaca. Beliau berkata, “Sekarang saya membaca buku Zhuan Falun, coba dengarkan ya”. “Iya”, saya menjawab sambil mengangguk. Kadang meskipun saya mengiyakan ajakan beliau, tidak jarang saya menganggapnya angin lalu. Hampir disetiap kesempatan beliau melakukannya.
Ketika saya sedang beristirahat di kamar, beliau sering datang dan membaca buku Zhuan Falundi dekat saya, ketika saya sedang duduk di ruang tamu beliau juga membaca dan bahkan ketika saya sedang mencuci motorpun beliau dengan sengaja mendekati saya dan membaca buku Zhuan Falun. Pada saat awal, saya sempat menolak mendengarkan beliau membaca karena saya dan Saudara saya menganggap Falun Dafa adalah sesuatu yang asing. Pengaruh agama yang kental kala itu membuat saya enggan untuk mencoba keyakinan lain. Seiring dengan waktu, kegigihan ayah membuahkan hasil. Penghalang tersebut menghilang dan sayapun mulai memahami bahwa buku Zhuan Falun merupakan buku yang baik dan penciptanya juga adalah orang yang baik. Sisi saya yang mengerti telah tersadarkan sehingga saya memutuskan untuk mulai membaca buku Zhuan Falun.
Saya meyakini tidak ada sesuatu yang kebetulan. Saya juga memahami bahwa belas kasih dan pengaturan Guru yang telah mengizinkan saya mendapatkan Famelalui Ayah dengan semua yang beliau telah lakukan agar saya mendapatkan Fa. Setelah membaca berulang-ulang dan melalui begitu banyak pasang surut, tidak terasa sifat temperamen berangsur-angsur berkurang dan berganti menjadi kesabaran serta berusaha mementingkan orang lain. Saya menjadi lebih mudah bergaul dengan orang lain dan lebih ceria. Seiring dengan waktu saya mulai ikut berlatih Gong dan memancarkan pikiran lurus pada waktu-waktu yang telah ditentukan oleh Guru. Kehidupan saya menjadi memiliki tujuan dan saya menjadi lebih menghargainya.
Menyangkal Pengaturan Kekuatan Lama dengan Mengungkap Penganiayaan
Masa awal saya mengetahui tentang penganiayaan, saya belum memahami pentingnya mengungkap fakta penganiayaan kepada orang-orang. Saat memperkenalkan Falun Dafa kepada orang-orang, saya lebih menceritakan hal-hal yang senang didengar oleh mereka seperti manfaat kesehatan serta kemudahan melakukan latihan dan tidak diperlukannya biaya, walaupun sebenarnya ada waktu lebih untuk menjelaskan fakta penganiayaan. Sebenarnya dalam diri saya tersimpan mentalitas ingin terlihat bagus dalam menyampaikan sesuatu.
Tidak hanya itu, saya juga menyembunyikan rasa malu dan takut jika mereka mendengar tentang penganiayaan di Tiongkok, akan berdampak negatif sehingga tidak akan tertarik untuk ikut latihan. Saya Juga khawatir tidak dapat menjawab pertanyaan dari mereka. Sehingga, yang sebenarnya ada waktu untuk menjelaskan, saya menunda waktu dan bahkan melewati kesempatan dengan dalih menunggu saat yang tepat untuk mengatakannya. Saya pahami ini dikarenakan kurangnya kesadaran saya akan pentingnya banyak belajar Fa.
Pada beberapa kesempatan saya membaca di situs web Minghui beberapa artikel rekan-rekan praktisi Daratan Tiongkok saat megalami penganiayaan. Perasaan sedih dan haru menyelimuti hati saya ketika mengetahui penyiksaan berat antara hidup dan mati yang dihadapi rekan-rekan praktisi tersebut, serta bagaimana mereka tetap teguh berkeyakinan pada Guru dan Fa dengan menolak pengaturan kekuatan lama. Saya menyadari akan keegoisan saya dan menemukan apa yang telah saya lakukan tidak benar. Seharusnya saya juga menolak pengaturan kekuatan lama dengan berani mengungkap fakta penganiayaan yang terjadi. Kemudian saya perbanyak belajar Fa dan berinisiatif mempelajari fakta penganiayaan lebih lanjut.
Guru berkata:
“Dengan demikian kita tidak mengakui segala yang dilakukan oleh kekuatan lama, tidak mengakui penganiayaan ini beserta gangguan terhadap pelurusan Fa, agar penganiayaan berakhir lebih cepat, menempuh jalan kita sendiri” (Ceramah Fa pada Konferensi Fa Amerika Serikat Tengah Tahun 2003)
Saya mencari ke dalam dan timbul pertanyaan dalam diri, “Mengapa saya memiliki konsep dan rasa takut jika nanti orang-orang mendengarkan kata ‘penganiayaan’ akan cenderung ‘negatif’ dan tidak datang lagi untuk ikut latihan? Mengapa saya memiliki rasa malu untuk mengungkap fakta penganiayaan kepada orang yang lebih tua atau berpendidikan tinggi dan mengapa saya terpengaruh oleh tanggapan di permukaan dari mereka yang sebenarnya sedang saya selamatkan?”
Saya menemukan bahwa ketika sedang mengungkap penganiayaan yang kejam ini kepada orang-orang merupakan kesempatan bagi diri saya untuk melenyapkan mentalitas ingin terlihat bagus, melepas rasa takut, menyingkirkan rasa malu, serta memusnahkan keraguan pada diri sendiri dan pada Fa. Sangat disayangkan jika saya menunda dan mengulur-ulur waktu disaat kesempatan mengungkap penganiayaan ada di depan mata.
Saya teringat pada sepenggal Fa Guru:
“Tidak menyia-nyiakan waktu untuk penyelamatan, bergegaslah katakan”
(Hongyin II, Bergegaslah Katakan)
Guru juga berkata: “Adalah tidak mungkin bila setiap orang memperoleh Tao”. (Zhuan Falun, Ceramah II)
Saya memahami bahwa jika orang-orang dapat mengetahui dan memahami penganiayaan yang terjadi, kesempatan menentukan sikap menentang penganiayaan agar terselamatkan sudah mereka peroleh. Walaupun mereka belum masuk berkultivasi Dafasetelah diperkenalkan perangkat latihan. Saya mengambil referensi dari peristiwa tiga pemunduran yang sedang berlangsung. Ketika telah menentukan sikap mundur dari keanggotaan partai komunis (PKT) dan afiliasinya, orang-orang di Tiongkok Daratan telah memperoleh penyelamatan dari Guru yang Maha Belas Kasih.
Pikiran Lurus Mengingatkan Diri untuk Selalu Mencari Ke Dalam ketika Mengalami Masalah
Keadaan yang belum memiliki pekerjaan dalam waktu lama membuat saya risau akan masa depan. Ditambah lagi tekanan lingkungan serta keluarga dan tanggung jawab yang mengharuskan saya memiliki pekerjaan. Saya sempat merasa enggan dan malas mencari pekerjaan lagi. Bahkan untuk menutupi keterikatan tersebut, saya menjadikan jadwal keikutsertaan saya dalam beberapa proyek Dafa sebagai syarat memilih pekerjaan. Saya menjadi terlalu pemilih dalam mencari pekerjaan agar sesuai dengan yang saya harapkan. Merasa ada yang salah dalam diri, saya memancarkan pikiran lurus dan mencari kedalam berusaha menyangkal pengaturan kekuatan lama pada masalah yang saya hadapi. Saya menemukan bahwa diri saya sebenarnya belum sepenuhnya percaya pada Guru dan Fa.
Pernah ketika hendak pulang seusai kegiatan sosialisasi Falun Dafa di sekolah seni menengah pertama, kendaran kami tidak sengaja menabrak pohon. Kerusakan pada kendaraan akan membutuhan dana yang tidak sedikit. Saya merasa malu karena saya belum dapat membantu meringankan beban biaya perbaikan kendaraan yang ditanggung oleh kedua saudara saya. Saya mencari ke dalam dan menemukan beberapa hal yang belum berhasil saya kultivasikan dengan baik. Teringat ketika saya diminta untuk membantu memperkenalkan Falun Dafa, saya memiliki keterikatan tidak ingin direpotkan. Di saat berbicara dengan para siswa, sekilas saya masih merasa sedikit tersinggung dan tidak terima terhadap respon mereka yang kurang menghargai proses latihan Gong dan saya ingin didengar oleh mereka saat berbicara.
Ujian lain juga saya alami ketika akan berangkat ke lokasi kegiatan aksi damai di depan Konsulat Jenderal Tiongkok. Saya amati keadaan langit mendung hitam pekat di sebelah timur ke arah tempat kami akan melakukan aksi damai. Terlihat akan terjadi hujan lebat dan dapat mengganggu jalannya kegiatan. Timbul gejolak dalam diri, “Apakah saya akan berangkat atau tidak? Apakah kegiatan akan tetap berjalan atau tidak?” Segera saya pancarkan pikiran lurus, percayakan kepada pengaturan Guru. Tanpa berpikir panjang saya mengendarai motor tetap berangkat ke lokasi. Fakta berbeda di lokasi saya alami, cuaca berangsur-angsur membaik. Akhirnya kegiatan aksi menentang penganiayaan pun berjalan sebagaimana mestinya.
Melepaskan Kecanduan pada Permainan Game Elektronik
Ketika mengikuti kegiatan base camp Minghui praktisi muda Dafa, saya merasa sedang berada di dalam sebidang tanah suci yang benar-benar dapat membantu peningkatan Xiulian saya. Saat sesi berbagi pengalaman kultivasi, para praktisi mengutarakan gangguan-gangguan yang mereka hadapi ketika berada di lingkungan masyarakat manusia biasa. Salah satu topik berbagi pengalaman saat itu adalah “Bahaya Kecanduan Permainan Game Elektronik.”
Mendengar mereka berbagi pengalaman tentang bahaya akan kecanduan permainan game elektronik. Saya merasa tersadarkan untuk melepaskan keterikatan saya sendiri akan permainan game elektronik. Sejak anak-anak hingga dewasa, saya masih memainkan permaiann game elektronik. Dahulu saya pernah mencoba untuk berhenti bermain, namun itu tidak bertahan lama karena tekad yang kurang dan ditambah lagi saya memiliki play station di rumah. Hingga ketika berbagi pengalaman di tempat base camp, ada rekan praktisi muda mengatakan bahwa Guru sendiri menyinggung dalam ceramah bahwa sangat berbahaya jika praktisi Xiulian dikendalikan oleh benda buruk semacam itu.
Guru berkata: “Di dalam tubuh anda, seiring lamanya waktu, akan terakumulasi seseorang yang persis sama dengan citra anda, tetapi terbentuk dari benda itu, telah mengendalikan anda.” (Ceramah Fa pada Konferensi Fa di New York Tahun 2019)
Berpegang pada keyakinan terhadap Guru danFa, saya bertekad untuk menghentikan makhluk rendah tersebut mengendalikan diri saya. Setelah kegiatan base camp, saya berusaha membebaskan diri dari permainan game elektronik yang dulu sangat saya gemari. Hingga kini saya sudah tidak tergerak lagi untuk memainkannya meskipun ada di depan mata.
Melenyapkan Iblis Nafsu Birahi dalam Diri
Saya telah berkali-kali secara sadar membiarkan diri terjebak dalam pusaran iblis nafsu birahi. Keterikatan yang kuat akan nafsu birahi jauh tersembunyi di dalam diri saya yang membuat saya harus berhadapan dengan mereka lagi dan lagi. Walaupun di permukaan saya bertekad melawan dan menolaknya, namun ketika dihadapkan pada persoalan konkret yang menyentuh hal tersebut saya menjadi sangat lemah. Mereka menyerang di setiap lapisan pertahanan saya seperti gelombang laut yang mendekati bibir pantai tanpa henti. Di dalam celah kekosongan saya tiba-tiba sudah masuk adegan atau sesosok lawan jenis yang sangat memikat.
Saya teringat Fa Guru berikut:
“Terikat pada nafsu birahi, tiada bedanya dengan orang jahat, mulut membaca kitab suci mata licik sambil melirik, sudah menyimpang jauh dari Tao, ini adalah orang awam yang jahat.” (Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju I, ‘Larangan bagi Orang yang Berkultivasi’)
Saya kesal pada diri dan khawatir tidak dapat melewati ujian ini dalam waktu lama. Saya tidak ingin menjadi orang jahat karena iblis perusak kultivasi ini. Saya menyadari keterikatan ini merupakan ketidakmampuan saya dalam menjaga diri dari lingkungan manusia biasa. Saat remaja saya sering menonton video dewasa serta mengunjungi situs-situs web dewasa dan itu saya lakukan dalam jangka waktu lama secara sembunyi-sembunyi. Saya pahami telah terbentuk wujud seperti diri saya dari keterikatan yang telah terpupuk lama itu namun bukan saya yang sejati dalam dimensi lain yang mengendalikan saya agar tidak dapat lepas darinya.
Ketika serangan iblis nafsu birahi datang saya sesegera mungkin mengenali dan memotong jalur mereka masuk ke arah yang lebih dalam. Saya pahami ketika itu mereka sangat ingin mencengkram keterikatan saya lagi dan lagi, agar saya mengikuti kemauan mereka. Tapi saya tidak akan mengikuti mereka. Setelah menyadari bahaya, segera saya memburu dan memusnahkan mereka dengan kekuatan yang kuat dan lurus. Mereka bukan saya dan saya adalah seorang pengikut Dafa.
Meningkat dengan Menulis Pengalaman Kultivasi
Ini adalah pertama kalinya saya menuliskan pengalaman perjalanan Xiulian diri sendiri. Sehari setelah saya mengirim pengalaman kultivasi, saya diminta merevisi artikel pengalaman kultivasi saya, karena terkesan lebih seperti opini dan laporan daripada sebuah artikel pengalaman kultivasi. Saya membaca kembali artikel dan menemukan kebenaran itu. Saya mencari ke dalam dan menemukan bahwa saya menganut mentalitas memaksakan pemahaman saya sendiri ke orang lain, dan saya cenderung mencari ke luar dengan melihat kekurangan orang lain, bukannya ke dalam diri mencari keterikatan saya sendiri. Artikel pengalaman saya terkesan menggurui dan merasa lebih baik dari orang lain. Merupakan mentalitas yang sangat tidak baik bagi seorang praktisi Xiulian. Saya berusaha meluruskan pikiran yang kurang lurus, memperbaiki tulisan saya, dan menyerahkan selebihnya kepada pengaturan Guru.
Terima kasih kepada rekan-rekan praktisi yang telah membantu memancarkan pikiran lurus sehingga saya dapat menyelesaikan tulisan ini dengan baik.Demikian pengalaman dan pemahaman pada tingkat saya ini. Tentunya masih sangat banyak ketertinggalan yang harus saya kejar dalam mencapai kriteria praktisi Dafayang dimaksud oleh Guru. Mohon diluruskan jika ada yang tidak sesuai dengan Fa.
Terima kasih kepada Guru terhormat.
Terima kasih kepada rekan-rekan praktisi.
(Dibacakan pada Konferensi Berbagi Pengalaman Kultivasi Falun Dafa Indonesia tahun 2019)