(Minghui.org) Kemurahan hati dan kosopanan adalah dua kebajikan yang sangat dihargai di kebudayaan Tiongkok kuno. Menurut almanak Konfusius, Konfusius pernah menanyai dua murid ternama, Zhong You (juga dikenal sebagai Zilu) dan Yan Hui, mengenai ambisi-ambisi mereka.
“Saya akan berbagi properti dan barang milik pribadi saya dengan teman-teman saya,” balas Zhong, “Saya tidak akan mengeluh jika mereka menggunakannya sampai habis.”
“Saya tidak akan menyombongkan kekuatan saya atau memamerkan prestasi-prestasi saya,” jawab Yan.
Dengan standar moral lebih tinggi, banyak orang di Tiongkok kuno bertingkah seperti Yan. Salah satu contoh adalah Bing Ji, seorang kanselir dari Dinasti Han Barat yang selalu rendah hati meski kontribusinya yang besar buat negeri.
Membantu seorang Keturunan Kaisar di Masa-Masa Sulit
Bing lahir di tanah Lu (sekarang Provinsi Shandong). Dia mengatur penjara-penjara di Lu dengan baik dan dipromosikan menjadi Kanselir Kehakiman. Saat Kaisar Wudi (secara harafiah berarti Raja Perang, berkuasa pada tahun 141 -87 S.M) yang pada akhir masa kejayaannya, salah seorang putranya difitnah dan meninggal dunia. Cucu dari putra yang meninggal itu, Liu Xun baru berusia beberapa bulan, dan ditahan di penjara di ibu kota Chang An.
Tahu bahwa kakeknya telah difitnah dan merasa simpati pada cucunya. Bing meminta tahanan perempuan Hu Zu dan Guo Zhengqing untuk merawat anak tersebut. Meski ada perintah dari Kaisar Wudi untuk tidak memberikan makanan enak pada anaknya, Bing tetap membeli makanan dan pakaian dengan uangnya sendiri untuk anak itu. Saat Bing sendiri sakit, dia mengirim seorang anggota staf untuk mengunjungi anak itu, memeriksa apakah ranjangnya hangat dan kering untuk menghindari penyakit. Dia juga meminta dua perawat agar tidak lalai dalam tugasnya. Saat masa penjara mereka selesai, dia membayar mereka dengan uang dia sendiri untuk terus merawat Liu Xun.
Pada tahun kedua dari Periode Houyuan (87 tahun S.M), seorang peramal mengaku akan ada seorang raja masa depan di penjara. Kaisar Wudi mengirim seorang petugas bernama Guo Rang untuk menangkap si raja akan datang itu. Bing menutup pintu gerbang dengan kencang dan membalas, “Cicit dari Kaisar di sini. Dia adalah darah daging Kaisar sendiri.” Guo mengambil kesempatan ini untuk melawan Bing. Kaisar Wudi menghentikannya dan berkata, “Ini bisa jadi sebuah pertanda dari langit-dan berbagai hal memang terjadi sedemikian rupa.” Dia lalu memproklamasikan sebuah amnesti umum. Banyak tahanan, termasuk Liu Xun yang berusia 5 tahun dibebaskan.
Karena Liu Xun sering sakit, Bing selalu meminta para perawat untuk membawa dokter untuk mengobatinya. Nama asli Liu Xun adalah Liu Bingyi. Nama diberi oleh Bing yang artinya penyakit telah pergi. Nama ini diubah hingga Liu Xun berusia 9 tahun setelah Liu Bingyi menjadi Kaisar.
Melakukan Hal baik Tanpa Mengharapkan Balasan
Kaisar Zhaodi memimpin kerajaan itu selama 13 tahun (87-74 S.M) setelah Kaisar Wudi. Tanpa ada keturunan langsung dari Kaisar, para pejabat senior Huo Guang dan Bing membantu Liu He, seorang anggota kerajaan yang lain, untuk menjadi Kaisar. Dalam waktu 27 hari, Liu He telah melakukan lebih dari 1.000 kesalahan, jadi dia diturunkan takhtanya. Bing lalu merekomendasikan Liu Xun kepada Huo sebagai kaisar berikutnya, dengan mengatakan dia “berpengetahuan luas, berkemampuan, bijaksana dan sopan.” Dia juga menyarankan verifikasi astrologi yang mengonfirmasi garis keturunan Liu Xun.
Liu Xun lalu menjadi Kaisar Xuandi, tetapi dia tidak tahu Bing telah menyelamatkannya saat dia masih kecil dan membesarkannya. Bing tidak menceritakan ini pada siapa pun juga.
Selama tahun ketiga dari Periode Dijie (67 S.M 7 tahun setelah Liu Xun menjadi kaisar), salah seorang mantan pembantu pengadilan istana mengirimkan sebuah surat kepada Kaisar, mengaku bahwa dia telah melindungi dan merawat si kaisar pada usia muda. Surat itu berkata bahwa Bing tahu dengan benar.
Bing melihat si pembantu dan berkata, “Kamu dicambuk karena tidak merawat Kaisar muda dengan baik waktu itu. Bagaimana kamu masih mau meminta penghargaan? Hanya mereka dua perawat Hu Zu dan Guo Zhengqing yang seharusnya diberi penghargaan.”
Namun Kaisar Xuandi tetap memberi hadiah pada si pembantu. Dia juga mencari dua perawat lainnya, tetapi dua orang itu telah meninggal dunia. Dia lalu memberikan sebuah hadiah besar bagi turunan mereka.
Untuk menghargai Bing secara penuh hati, Kaisar memutuskan untuk memberikan gelar Adipati Boyang padanya dengan kepemimpinan 1.300 keluarga di bawahnya.
Bing menjadi sakit tidak lama setelah pengangkatan dan pemberian gelar bangsawan ini. Kaisar Xuandi mencemasi penyakitnya akan menjadi berat. Xiahou Shen, guru dari pangeran berkata, “Dia (Bing) akan baik-baik saja. Saya dengar semua orang yang telah mengumpulkan kebajikan besar akan menerima berkah, yang juga akan diturunkan pada turunannya. Bing belum menerima balasan kebajikan ini. Meski dia mendapatkan penyakit berat, penyakitnya tidak akan fatal.”
Bing lalu sembuh seperti yang diprediksikan.
Memaafkan Kesalahan Orang Lain
Bing mulai dari penjabat rendah yang bertanggung jawab pada penjara. Kemudian dia belajar buku-buku Konfusius seperti Shi Jing (Buku Lagu-Lagu) dan Li Ji (Kitab Upacara). Setelah menjadi kanselir, dia sangat rendah hati dan sopan. Saat para pejabat melakukan kesalahan atau tidak kompeten. Dia memberikan mereka sebuah libur panjang agar bisa mengundurkan diri sendiri, bukan menghukum mereka.
Salah seorang delman mabuk dan muntah di kereta Bing. Seorang petugas menyarankan agar penunggang kereta itu disuruh pergi saja, tetapi Bing mencegah petugas itu. “Jika kita membiarkannya pergi karena muntah di kereta kita, bagaimana dia bisa selamat setelah itu? Maafkan dia saja. Bagaimanapun dia hanya mengotori sebuah permadani saja,” jelas Bing.
Si delman itu berasal dari kawasan perbatasan dan dia kenal benar dengan berbagai prosedur melaporkan seorang invasi asing. Sekali dia melihat seorang pembawa pesan naik kuda membawa sebuah kantong pesan garis merah dan putih, yang secara eksklusif digunakan untuk melaporan invasi musuh. Dia mengikuti pembawa pesan itu ke kantor dan mempelajari suku-suku di utara yang sedang menyerang dua kabupaten. Si delman itu menginformasikan Bing segera dan menyarankan agar dia mengidentifikasi para pejabat di area situ yang terlalu tua atau sakit untuk ikut perang. Bing setuju dan meminta stafnya untuk menindaklanjuti hal itu.
Tidak lama setelah itu. Kaisar Xuandi bertemu Bing dan kanselir lainnya, bertanya pada mereka mengenai para pejabat di kabupaten yang menghadapi serangan. Bing menjawab dengan detail, tetapi kanselir lainnya tidak bisa membalas. Si kaisar memuji Bing dan mengkritik kanselir lainnya. Bing lalu memberitahu yang lain bahwa dia bersyukur dia tidak memecat si delman yang berinisiatif terus memberikan informasi mengenai invasi ini.
Saat Bing sakit keras, Kaisar Xuandi mengunjunginya di rumah. “Jika kamu sudah tiada, siapa yang bisa mengisi posisi anda?” tanya Kaisar.
Bing merekomendasikan tiga orang, “Du Yannjan, gubernur Xihe, telah melayani pemerintah pusat dengan baik dan juga mengatur Xihe dengan baik, Yu Dingguo, pejabat tinggi di kehakiman, tahu hukum dengan baik dan menjalankannya dengan adil, petugas logistik Chen Wannian menjaga dengan baik ibu angkatnya, dan memberikan berbagai barang secara tak memihak dan tak tercela. Mereka bisa menjadi penerus saya.”
Kaisar mempromosikan tiga pejabat ini dan mereka semua melakukan dengan sangat baik. Kaisar sangat berterima kasih atas kejujuran dan kepintaran Bing.