(Minghui.org) Saya mulai berlatih Falun Dafa pada tahun 2005 ketika saya menjadi seorang administrator di sebuah perusahaan game komputer. Guru berkata,
“Mesin game elektronik ini terlampau mencelakakan orang, ia tidak cuma terhadap anak pengikut Dafa semata-mata. Ia sangat memikat orang, terhadap manusia biasa ia juga menimbulkan efek yang sangat negatif, membuat anda tidak dapat bekerja dengan baik, tidur tidak baik, istirahat tidak baik, membuat anda tidak punya perasaan insani, membuat anda tidak memedulikan keluarga, membuat murid tidak memedulikan pelajaran, ia memikat anda, agar anda masuk dalam lingkarannya, sama juga adalah merusak umat manusia. Pengusaha mesin game elektronik demi mempromosikan komoditinya, tiada hentinya bervariasi dengan jenis permainan, dirancang dan dipromosikan dengan upaya besar. Manusia telah menciptakan karma dosa yang begitu besar bagaimana jadinya? Itu adalah sedang merusak umat manusia.” (Ceramah Fa pada Konferensi Fa San Francisco Tahun 2014)
Jabatan saya di perusahaan terjamin dan tanggung jawab saya cukup ringan, jadi meski Guru menyebutkan betapa bahayanya game komputer, saya tetap bertahan. Dalam hati saya tahu bahwa saya memiliki ketakutan akan penderitaan dan ingin kenyamanan.
Setelah saya menghadiri Konferensi Fa New York tahun 2016, saya menyadari bahwa saya telah mengecewakan Guru. Ketika saya kembali ke rumah, saya mengundurkan diri dari pekerjaan saya.
Saya memutuskan untuk mengikuti ujian agar mendapat sertifikat pegawai negeri. Suami saya mendukung, karena kami perlu pemasukan yang cukup, yang pasti akan saya dapatkan bila saya lulus ujian. Orang tuanya sangat senang dan bahkan ingin membantu biaya hidup kami agar saya bisa berkonsentrasi dengan pelajaran saya.
Pada akhir tahun 2016, saya mengikuti ujian untuk pertama kalinya dan gagal. Saya merasa itu karena saya memiliki waktu yang sedikit untuk mempersiapkan diri. Satu tahun kemudian, saya gagal untuk yang kedua kalinya. Saya merasa sangat stres. Mertua dan orang tua saya menelepon setiap minggu untuk menanyakan tentang perkembangan saya. Mereka berbicara seakan-akan mereka meragukan kemampuan saya lulus ujian. Mereka menyebutkan umur saya (35) dan berkata mungkin saya tidak lagi bisa belajar dengan efektif dan ingatan saya mulai menurun. Ketika kami mengunjungi mereka saat hari raya Imlek, ayah mertua saya terlihat tidak senang dan menghindari berbicara dengan saya.
Saya sudah membaca banyak artikel di situs Minghui yang mana praktisinya menyebutkan bahwa, selama mereka melakukan tiga hal yang praktisi Dafa harus lakukan, mereka mendapat peringkat bagus meski mereka tidak belajar banyak. Ketika itu, saya menghabiskan banyak waktu membantu platform RTC tiap minggu, jadi mengapa saya tidak memiliki pengalaman serupa? Setelah saya melihat diri saya sendiri, saya melihat bahwa saya memiliki banyak keterikatan.
Saya merasa bahwa jika saya membantu mengklarifikasi fakta, Guru akan menguatkan saya dan saya akan lulus ujian. Oleh karenanya, saya tidak banyak belajar. Ini sebenarnya sudah ekstrem, sama seperti yang Guru katakan:
“Ada seseorang tangannya memegang buku saya, berteriak-teriak sambil berjalan di jalan raya: ‘Ada Guru Li yang melindungi saya tidak takut ditabrak mobil.’” (Ceramah 3, “Apa Saja yang Telah Diberikan Guru kepada Praktisi,” Zhuan Falun)
Saya rasa karena ini adalah pekerjaan manusia biasa, saya tidak seharusnya belajar dengan tekun. Saya kemudian menyadari bahwa ini sama juga dengan ekstrem.
Saya menyadari bahwa meski saya mengatakan kepada anggota keluarga saya yang bukan praktisi bahwa saya akan mengikuti ujian, saya tidak menanggapinya dengan serius. Saya tidak mengatur waktu saya dengan baik dan mengambil banyak pekerjaan klarifikasi fakta. Semua ini menambah tekanan saya dalam hal waktu dan keuangan dan hasil akhirnya saya tidak melakukan apa pun dengan baik.
Guru berkata,
“Pengikut Dafa di tengah mengklarifikasi fakta, sesungguhnya semua dilakukan dengan mengeluarkan tabungan atau gaji sendiri, akan tetapi kalian harus memikirkan kehidupan diri sendiri, bukan saja harus memikirkan kehidupan diri sendiri, masih harus memikirkan kehidupan keluarga, harus memikirkan orang lain. Jika kehidupan keluarga tidak ditangani dengan baik, kehidupan diri sendiri tidak ditangani dengan baik, kesulitan yang timbul bagi klarifikasi fakta akan segera datang mengikuti. Dibicarakan dari aspek lain, jika kalian hidup tanpa suatu tempat berteduh, bahkan makan pun menjadi masalah, saat itu pikiran anda pasti tersita dalam hal tersebut, bukankah klarifikasi fakta malah terganggu? Oleh sebab itu harus memikirkan faktor kondisi, saya dapat melihat hati kalian, lakukanlah sebatas kemampuan.” (“Penguraian Fa pada Konferensi Praktisi Wilayah Asia Pasifik” Ceramah Fa di Berbagai Tempat 6)
Fa Guru membantu saya menyadari bahwa jika saya bisa segera mendapat sertifikat, keluarga saya akan memiliki pendapatan yang stabil. Saat itu bisa berhenti mencemaskan tentang uang dan dengan tenang berpartisipasi dalam proyek klarifikasi fakta.
Belajar Fa adalah Sumber Energi Terbesar Saya
Jadi di tahun 2018, saya berkonsentrasi belajar untuk mengikuti ujian. Saya masih merasa tidak yakin dan cemas serta tidak bisa tidur. Begitu saya melihat buku, saya menjadi mengantuk. Nampaknya tidak mungkin melewati ujian. Seorang praktisi menanyakan kondisi saya. Dia berbicara tentang pengalamannya baru-baru ini setelah menghafalkan Fa dengan praktisi lainnya. Dia merasa kultivasinya sangat meningkat sesudah itu, dan dia mengundang saya untuk ikut bergabung.
Saya mulai belajar Fa dengan praktisi lainnya di platform RTC keesokan harinya. Di hari-hari awal saya masih merasa mengantuk, namun saya menjadi terjaga ketika mereka mulai menghafal Fa. Setelah minggu kedua, saya mulai merasa tenang dan damai, seperti yang saya rasakan ketika saya pertama kali mulai berlatih. Paragraf di Zhuan Falun muncul di otak saya dan membimbing saya. Ketika itu saya baru menyadari bahwa saya sudah lama tidak membaca satu ceramah di Zhuan Falun setiap hari karena kultivasi saya yang mengendur.
Tiba-tiba, teori yang saya pelajari untuk ujian menjadi jelas dan mudah dimengerti! Guru mengatur saya untuk mendapatkan satu set materi dan bahkan mengatur rekan praktisi yang sudah lulus ujian untuk membagikan metode belajarnya kepada saya. Semuanya mulai mengalami kemajuan, dan segera saya memiliki perasaan murni dan khidmat seperti yang pernah saya rasakan ketika mulai berlatih
Menyingkirkan Keterikatan akan Memperoleh, Kehilangan, dan Keuntungan
Ketika sudah mendekati tanggal ujian, saya ingin lebih banyak waktu untuk belajar. Saya mengatakan kepada praktisi lainnya. Mereka yang mengoordinir panggilan RTC Hari Sabtu dan kegiatan lainnya berkata bahwa mereka berharap saya akan tetap membantu. Mereka berdua mengingatkan saya untuk tidak memiliki keterikatan akan kehilangan dan memperoleh. Saya tidak setuju dan berkata, “Bagaimana saya bisa lulus ujian jika saya tidak belajar?”
Orang yang melakukan panggilan platform sudah sangat sedikit. Saya tidak memiliki pilihan; mereka membutuhkan bantuan saya. Saya tidak senang dan terus berpikir bahwa saya tidak bagus melakukan panggilan, jadi meminta saya untuk melakukan tugas tersebut sebenarnya membuang-buang waktu.
Karena pikiran negatif saya, panggilan yang saya lakukan sering kali buruk. Selama beberapa minggu, siapa pun yang saya telepon entah segera mematikan teleponnya atau panggilan tersebut langsung masuk ke pesan suara. Saya merasa sedih tapi tetap melanjutkan hingga jam tugas saya berakhir. Menghadapi frustrasi, saya tiba-tiba menyadari bahwa saya tidak bisa lagi terus lanjut dengan cara ini. Saya kemudian memiliki pikiran lurus. Saya benar-benar berharap bahwa orang selanjutnya yang saya telepon akan dapat terselamatkan, dan saya meminta bantuan Guru.
Orang selanjutnya yang saya telepon benar-benar mendengarkan dan mengundurkan diri dari PKT. Saat itulah saya mengerti bahwa yang terpenting adalah apakah saya dengan tulus ingin menyelamatkan orang-orang. Saya merasakan kedamaian dan belas kasih meliputi saya dan merasa bersemangat. Saya penuh dengan rasa syukur kepada Guru karena telah memberikan saya misi sakral untuk menyelamatkan makhluk hidup dan berterima kasih kepada rekan praktisi yang menyemangati saya untuk tetap bertahan.
Saya menyadari arti dari “keterikatan akan kehilangan dan memperoleh.” Saya merasakan bahwa “memperoleh” dimaksudkan pada keuntungan yang saya inginkan, termasuk kestabilan finansial, pengakuan dari anggota keluarga, dan sebagainya. “Kehilangan” dimaksudkan kepada rasa takut kehilangan nama. Sebagai contoh, kesulitan finansial, harus belajar untuk satu tahun lagi, dan menanggung tekanan dari teman dan keluarga.
Berpartisipasi dalam platform RTC dan proyek lainnya juga memerlukan waktu. Menemukan waktu untuk berpartisipasi adalah sebuah ujian untuk melihat apakah saya dapat melepaskan keterikatan akan nama dan keuntungan. Sulit bagi saya untuk melepaskan semua ini yang tampaknya keuntungan praktis. Ketika saya mengingat betapa praktisi di Tiongkok harus memilih antara hidup aman atau mempertaruhkan semuanya untuk menyelamatkan orang-orang, kehilangan saya bukanlah apa-apa.
Sehari sebelum ujian, saya terus melakukan panggilan di platform RTC. Setelah ujian, saya memakan sesuatu dan pergi ke tempat wisata untuk memancarkan pikiran lurus dan melakukan latihan.
Pengaturan Guru adalah yang Terbaik
Saya tahu bahwa saya memiliki keterikatan yang kuat akan kehilangan dan memperoleh yang sulit untuk dilepas. Terkadang tekanannya sungguh besar. Praktisi yang mengikuti ujian sebelumnya paham dengan apa yang saya lalui dan berkata, “Anda hanya perlu mengingat bahwa semua yang anda alami sudah diatur oleh Guru.”
Sementara saya menunggu pengumuman hasil ujian, saya merenungkan apa yang praktisi tersebut katakan. Semuanya menjadi jelas. Setelah saya gagal ujian tahun 2017, saya belajar dan mengingat Fa dengan praktisi lainnya. Karena sudah lama sejak saya membaca ceramah Fa secara sistematis, kesempatan ini membuat saya merasakan kekuatan belajar Fa dan kesakralannya.
Berpikir lebih mendalam, mengapa Guru mengatur saya untuk mengikuti ujian ini? Keterikatan apa yang saya harus singkirkan? Saya menemukan bahwa saya memiliki keterikatan untuk bergantung kepada orang lain. Biasanya ketika saya dihadapi dengan pertanyaan atau tugas yang terlalu sulit, saya mencari bantuan dari rekan praktisi. Namun, dalam ujian ini saya tidak bisa bergantung pada suami saya atau orang lain.
Saya juga menemukan bahwa, sejak saya kecil saya belajar karena saya ingin mendapatkan peringkat bagus dan memuaskan harapan orang tua saya. Saya hanya fokus terhadap hasil daripada prosesnya. Akhirnya saya mengembangkan mentalitas mencari nama dan keuntungan dan memanfaatkan peluang. Ketika tanggal ujian sudah semakin dekat, saya menjadi cemas. Kemudian saya membaca sesuatu yang Guru katakan:
“Bila anda selalu berpikir untuk masuk ke perguruan tinggi, masuk ke perguruan tinggi, namun anda tidak belajar dengan baik, bagaimana anda bisa masuk ke perguruan tinggi? Anda tidak perlu terus-menerus berpikir soal masuk ke perguruan tinggi, masuk ke perguruan tinggi. Bila tidak berhasil masuk, bukankah percuma? Tanpa berpikir soal masuk ke perguruan tinggi, berusahalah sekuat tenaga belajar dengan baik, itu sudah cukup. Bila berhasil dalam pelajaran anda, bukankah akan ada perguruan tinggi dan S2 dengan sendirinya? Demikianlah prinsipnya.” (“Tanya Jawab Ceramah Fa di Guangzhou,” Zhuan Falun Fajie)
Saya merenungkan diri saya. Apa sumber tekanan terbesar saya? Itu bukan karena saya cemas akan kekurangan uang atau harus belajar satu tahun lagi jika saya gagal. Saya ingin menunjukkan kepada mertua saya bahwa saya bisa! Saya ingin persetujuan dan pengakuan mereka.
Di hari ujian, saya merasakan bantuan belas kasih Guru. Ketika hasilnya keluar, saya ada di peringkat 20 teratas dari 169 orang yang terpilih untuk direkrut. Dari hampir 9000 orang yang mengikuti ujian, saya berhasil masuk di lebih banyak kategori dari pada orang lain.
Saya tahu bahwa saya melakukannya dengan sangat baik berkat pengawasan Guru! Dorongan dari Praktisi lain. Sharing dan pengingat dari mereka membantu saya untuk tidak tersesat dalam kehilangan dan memperoleh ketika saya mempersiapkan diri untuk ujian. Mereka mendorong saya untuk tetap gigih dalam menjalankan misi saya sebagai seorang praktisi Dafa untuk mengklarifikasi fakta, mencari ke dalam untuk mengultivasi diri saya sendiri saat berada dalam kesulitan, menghadapi kemunduran secara positif, dan untuk meningkat dalam kultivasi saya.