(Minghui.org) Lima warga Kabupaten Kangping, Provinsi Liaoning, sedang menunggu hukuman setelah persidangan baru-baru ini terhadap keyakinan mereka pada Falun Gong, sebuah latihan spiritual yang telah ditindas oleh rezim komunis Tiongkok sejak 1999.
Lima praktisi Falun Gong adalah Gao Lihua, Dai Mingming dan istrinya, Han Jun, Gong Baojun dan istrinya, Liang Xiuhua, pergi ke Kecamatan Ganqika, Mongolia Dalam, berjarak kira-kira 112 km, pada 11 Mei 2019, untuk menyebarkan materi informasi tentang Falun Gong.
Warga setempat Li Xuejian dan Li Fengchun, yang salah paham terhadap Falun Gong karena propaganda kebencian yang disebarkan oleh rezim komunis, melihat para praktisi sedang menyebarkan brosur dan mencabut kunci mobil mereka yang terparkir. Mereka menampar Han dan berusaha untuk memeras uang dari para praktisi.
Ketika praktisi menolak untuk membayar, mereka melaporkan praktisi ke polisi.
Han dibebaskan dengan jaminan tujuh hari kemudian, sementara empat praktisi lainnya masih ditahan di Pusat Penahanan Ganqika.
Kelima praktisi ini muncul di Pengadilan Ganqika pada 11 Desember 2019. Empat pengacara membela tidak bersalah bagi mereka.
Pengacara mengatakan bahwa hak berlatih Falun Gong klien mereka dilindungi oleh konstitusi. Selain itu, tidak ada hukum yang melarang Falun Gong di Tiongkok atau mencapnya sesat. Mereka menjelaskan bahwa klien mereka hanya menjalankan keyakinan untuk menjadi orang baik serta meningkatkan kesehatan, tidak pernah merugikan siapa pun.
Hakim ketua sering menginterupsi pengacara. Dia berkata, “Anda tidak diperbolehkan berbicara tentang Falun Gong, atau mempromosikannya di sini.”
Kuasa hukum Gong memperlihatkan petisi yang ditandatangani 27 warga dari desanya, meminta Gong dan istrinya dibebaskan. Hakim mengabaikannya.
Tiga anak dari Gong dan Liang mengalami trauma atas penangkapan serta penahanan pasangan ini. Putri sulung mereka terus-menerus menangis selama persidangan dan hampir pingsan. Putri kedua mereka berhenti bekerja untuk mengurus keluarga, khususnya adik laki-laki yang berumur 14 tahun.
Putri Dai dan Han, seorang mahasiswi, juga mendapat pukulan atas penangkapan orangtuanya.
Gao telah menjadi pengasuh ibu mertuanya, yang berjuang setelah penangkapannya.