Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Setelah Dua Puluh Tahun Penganiayaan karena Keyakinannya, Wanita Meninggal Setelah Mencoba Melarikan Diri dari Penangkapan Lainnya

14 Jan. 2020 |   Oleh koresponden Minghui di Provinsi Heilongjiang, Tiongkok

(Minghui.org) Satu tim petugas polisi mengetuk pintu apartemen sekitar jam 8 malam pada tanggal 7 Desember 2019.

"Gong Fengqiang, kami tahu kamu ada di sini! Kami punya cara untuk mendapatkanmumeskipunkamu tidak membuka pintu!” teriak petugas.

Istri Gong, Li Yanjie, 41 tahun, berusaha menelepon keluarganya untuk meminta bantuan, menemukan bahwa sinyal ponsel mereka telah diblokir.

Pasangan ini kemudian mendengar polisi mengetuk pintu tetangga di seberang aula dan bertanya apakah mereka tahu sesuatu tentang Gong.

Saat pasangan ini tidak bisa mendengar jawaban tetangga dengan jelas, mereka mendengar polisi mengetuk pintu mereka lagi dan memanggil tukang kunci. Ketika tukang kunci masih belum muncul setelah 30 menit, mereka mendengar petugas berbicara tentang meminjam gergaji untuk memotong pintu logam mereka.

Setelah menderita 20 tahun pelecehan, penahanan, dan penyiksaan karena tidak melepaskan keyakinan mereka pada Falun Gong, Gong, 48 tahun, dan Li tidak ingin mengalami mimpi buruk yang sama lagi. Mereka memutuskan untuk melarikan diri dari apartemen lantai enam.

Mereka membuat tali dengan mengikat beberapa seprai dan gorden bersama-sama dan mengikatnya ke jendela.

Menggergaji semakin keras. Tepat saat pintu hendak ditembus, pasangan itu memanjat keluar jendela, satu demi satu, dan menuruni tali seadanya.

Ketika mereka turun hinggake lantai empat, seprei yang diikat terlepas dan mereka jatuh ke bawah.

Ketika Gong sadar beberapa jam kemudian, dia menemukan bahwa istrinya sudah tidak bernyawa di sebelahnya.

Para petugas masih berada di rumah mereka di lantai atas dan mobil polisi masih menyala. Polisi sepertinya tidak berharap Gong selamat dari kejatuhan tersebut.

Karena sedih, Gong melarikan diri dari tempat kejadian untuk menghindari penangkapan.

Menjelang subuh, polisi sudah mengambil mayat Li. Seprai yang tergantung di jendela diambil. Pintu yang rusak diganti dengan yang baru.

Pada pagi hari tanggal 9 Desember, polisi menemukan orang tua Li, yang berusia 80-an, dan mengancam mereka untuk mencari tahu di mana Gong berada, tanpa menyebutkan sepatah kata pun tentang kematian Li.

Kegembiraan Pasangan Muda Hancur

Li lahir di sebuah kota kecil di Kabupaten Yilan, Provinsi Heilongjiang.

Ketika Falun Gong (juga dikenal sebagai Falun Dafa, sebuah disiplin spiritual kuno) diperkenalkan kepada publik pada tahun 1992, dengan cepat menyebar ke perguruan tinggi dimana Li bersekolah. Dia terkesan dengan nilai-nilai universal Falun Gong, "Sejati, Baik, Sabar," dan mulai berlatih.

Setelah lulus, dia pulang ke kota asalnya dan menjadi guru taman kanak-kanak. Dia kemudian bertemu dengan suaminya, Gong, yang bekerja sebagai sopir truk untuk perusahaan batubara setempat.

Pada tahun 1997, Li membuka pabrik mie bersamakakak perempuan tertua, dan bisnisnya berkembang pesat.

Saat Li dan Gong menikmati kehidupan yang baik bersama, Gong diganggu oleh penyakit yang sulit disembuhkan. Ketika tidak ada mampumenyembuhkannya, dia berpaling ke Falun Gong pada bulan Juli 1997 dan dengan segera menjadi sehat.

Kehidupan bahagia pasangan itu hancur ketika rezim komunis melancarkan penindasan terhadap Falun Gong di seluruh negeri pada bulan Juli 1999. Setiap praktisi Falun Gong di setiap sudut negara menjadi sasaran dalam babak baru “kampanye perjuangan” rezim.

Karena berpegang teguh pada keyakinan mereka, pasangan itu berulang kali dilecehkan, ditangkap, dan ditahan. Gong dipecat dari pekerjaannya, dikirim ke kamp kerja paksa selama dua tahun dan dijatuhi hukuman penjara lima tahun. Penyiksaan itu membuatnya cacat mental dan hampir meninggal.

Pelecehan Selama Kehamilan

Li mengajukan tuntutan hukum terhadap Jiang Zemin, mantan kepala rezim komunis, pada tahun 2015 karena memulai penganiayaan terhadap Falun Gong. Dia merinci beberapa penganiayaan yang diderita keluarganya dalam 20 tahun sebelumnya.

Li mengatakan dia pergi ke pemerintah provinsi pada tanggal 20 Juli 1999, untuk memohon keadilan bagi Falun Gong,namun ditangkap dan ditahan di stadion selama sehari. Stadion tersebut penuh dengan praktisi Falun Gong yang ditahan diluar kehendak mereka, dan pengeras suara menyuarakan propaganda yang memfitnah Falun Gong dan pendirinya tanpa henti.

Gong ditangkap pada tanggal 18 Februari 2000, saat sedang memohon hak berlatih Falun Gong di Beijing. Dia ditahan di Pusat Penahanan Kabupaten Yilan, di mana dia dipukuli, disiksa dan disetrum dengan tongkat listrik.

Selama penahanan satu bulan, polisi menyebarkan desas-desus bahwa Gong tidak peduli dengan keluarga atau pekerjaannya, dalam upaya mencetuskankebencianterhadap Falun Gong diantara keluarga dan rekan kerjanya. Mereka juga menggeledah rumahnya tanpa surat perintah. Seorang petugas mengancam Li, yang sedang hamil empat atau lima bulan, dimana akan menangkap dan menyiksanya, seandainya dia tidak hamil.

Petugas lain mengancam aborsi paksa pada kesempatan lain.

Delapan orang ditugaskan oleh tempat kerja Gong untuk mengawasi Li sepanjang waktu, termasuk ketika dia makan, tidur, menggunakan kamar kecil, atau mengunjungi suaminya di pusat penahanan. Dia terus-menerus hidup dalam ketakutan akan ditangkap.

Polisi berusaha memaksanya menulis pernyataan melepaskan Falun Gong. Dia menolak. Mereka menyita KTPnya dan secara paksa mengambil sidik jari dan informasi pribadi lainnya, termasuk tinggi dan ukuran sepatu.

Polisi kemudian memeras 8.000 yuan dari keluarga Gong sebelum membebaskannya.

Setelah Gong dibebaskan, tempat kerjanya memerasnya 900 yuan untuk membayar biaya perjalanan staf yang pergi ke Beijing untuk membawanya pulang. Mereka mengurangi gaji bulanannya dari 1.900 yuan menjadi 180 yuan sebagai hukuman, dimana satu-satunya alasan mereka mempertahankan pekerjaannya adalah untuk mencegahnya pergi ke Beijing lagi.

Mereka yang mengawasi Li tidak pergi sampai awal bulan Juli 2000, ketika bayinya hampir lahir. Dengan keinginan kuat untuk mencari keadilan bagi Falun Gong, dia pergi sendirian ke Beijing untuk memohon segera setelah mereka pergi.

Ketika pihak berwenang menemukan bahwa Li tidak ada di rumah malam itu, mereka menangkap Gong dan menahannya di fasilitas penahanan setempat.

Li tidak berhasil pergi terlalu jauh. Dia ditangkap di Kota Harbin, sekitar 180 mil dari Yilan dan dibawa pulang ke rumah dalam waktu semalam.

Dia melahirkan bayi perempuan pada tanggal 15 Juli 2000.

Hanya 18 hari setelah putrinya lahir, polisi menangkap suaminya lagi. Mereka menggeledahseluruh rumahnya, termasuk di bawah tempat tidur bayi. Ibu Gong, yang memiliki kondisi lemah jantung, berlari mengejar namun pingsan di halaman.

Ketika Gong ditahan kali ini, Li harus menutup pabrik mie mereka karena dia tidak bisa mengelolanya lagi.

Khawatir terlibat, sebagian besar keluarganya tidak berani menawarkan bantuan apa pun kepadanya.

Istri Dipaksa Pindah, Suami Disiksa dalam Penahanan

Tidak lama setelah Gong dibebaskan, pasangan itu membawa bayi mereka yang berumur lima setengah bulan ke Beijing untuk memohon keadilan bagi Falun Gong pada tanggal 26 Desember 2000. Mereka ditangkap karena memegang spanduk di Lapangan Tiananmen.

Meskipun Li dan putrinya dibebaskan setelah tiga hari penahanan, dia terpaksa pindah selama 17 bulan untuk menghindari penangkapan lagi.

Gong ditahan di Pusat Penahanan Fengtai di Beijing selama 24 hari dan dipukuli secara brutal. Dia dibawa kembali ke Pusat Penahanannomor 2 Kabupaten Yilan pada tanggal 23 Januari 2001 dan kemudian dijatuhi dua tahun kerja paksa.

Dia menderita kudis di seluruh tubuh dan kondisi fisik lainnya. Polisi memeras 12.000 yuan dari ayahnya dan membebaskannya dengan jaminan.

Setelah Gong dibebaskan, pihak berwenang terus melecehkan keluarganya dan berusaha memaksa mereka melepas keyakinan.

Tempat kerja memecatnya pada bulan Mei 2006.

Suami di ambang Kematian setelah Lima Tahun Penjara

Gong ditangkap lagi sekitar pukul 10 malam pada tanggal 12 Desember 2006.

Petugas menuangkan air dingin ke leher Gong dan memukulinya. Ketika dia pingsan, mereka menuangkan air untuk membangunkannya. Polisi juga melarangnya menggunakan kamar kecil dan mencekoknya paksa makan untuk memaksanya mengungkapkan informasi tentang praktisi lain. Dia tidak menuruti.

Li terpaksa pindah lagi setelah lolos dari penangkapan. Putrinya yang berusia enam tahun pindah ke rumah neneknya. Gadis muda itu sering menangis dan memanggil orang tuanya. Kadang dia menggenggam foto orang tuanya dan menangis tanpa henti.

Gadis kecil itu pernah berkata pada neneknya, “Saya melihat seseorang di taman yang persis seperti ibu saya. Tetapi ada begitu banyak orang di sekitar kami. Saya tidak berani mendekatinya, karena saya khawatir ibu akan ditangkap lagi.”

Putri Li, Gong Yu, di usia 7 tahun

Kedua orang tua Gong jatuh sakit setelah penangkapannya.

Gong dijatuhi hukuman lima tahun penjara oleh Pengadilan Kabupaten Yilan pada tanggal 20 April 2007. Dia dipindahkan ke Penjara Kota Jiamusi pada tanggal 4 Juni.

Karena penyiksaan di pusat penahanan, Gong menderita gangguan mental dan kehilangan pendengarannya. Dia makan tinja dan minum urin.

Dalam kondisi demikian, penjara masih memerintahkannya kerja tanpa bayaran. Melihat dia tidak bisa bekerja, para penjaga memukul dan menendangnya. Mereka memerintahkan empat napi untuk membawanya kembali ke sel. Ketika para napi lelah, mereka menghempaskannya ke lantai, menyebabkannya luka dalam yang parah.

Ketika petugas datang untuk memeriksa penjara, penjaga menyembunyikan Gong di sudut untuk mencegah inspektur melihatnya.

Setelah lebih dari setahun permintaan tanpa henti dari keluarga Gong, penjara akhirnya membebaskannya dengan alasan kesehatan pada bulan Desember 2008.

Pada saat itu, Gong telah kehilangan ingatan. Dia tidak bisa mengenali siapa pun di rumah. Dia tidak tahu bagaimana berbicara, makan, atau mengurus dirinya sendiri. Dia seringkali pingsan. Urinnya putih susu. Dia menderita nyeri dada tanpa henti dan sulit bernapas. Dia juga berkeringat yang sering membasahi tempat tidur dan pakaiannya.

Ajaibnya, dia selamat dan perlahan-lahan mendapatkan kembali ingatannya setelah kembali berlatih Falun Gong.

Gong, ketika menikah

Gong, sebulan setelah dibebaskan dari penjara

Untuk menghindari penangkapan lagi, Gong dan Li pindah ke Kabupaten Yanshou, sekitar 100 mil dari Kabupaten Yilan. Keduanya membeli mobil dan menjadi supir taksi. Li menerima beberapa penghargaan dari majikannya karena mengembalikan barang berharga yang tertinggal di taksinya.

Tak lama kemudian, polisi di Yilan mengetahui di mana mereka berada. Pasangan itu terpaksa menjual mobil mereka dengan harga sangat rendah dan mulai berkelana lagi. Mereka kemudian pergi ke Kota Qitaihe di tenggara Yilan, sekitar 90 mil jauhnya. Li mencari nafkah dengan mengajar siswa sekolah menengah, dan Gong melakukan pekerjaan sambilan.

Polisi di Yilan tidak pernah berhenti mencari mereka.

Selama pelecehan terakhir pada tanggal 7 Desember 2019, Li jatuh hingga meninggal ketika mencoba melarikan diri, pada usia 41 tahun. Gong sekarang hidup dalam persembunyian, dengan kesedihan yang mendalam atas kematian istrinya dan masa depannya yang tidak pasti.

Saat dalam pelarian, pasangan itu meminta saudari perempuan Li untuk membantu merawat putri mereka, sekarang polisi juga mencari saudari Li dan putri mereka, yang sudah berusia 19 tahun.

Keluarga dan teman-teman Li telah bersumpah untuk mencari keadilan baginya.

Laporan terkait dalam bahasa Inggris:

Seven-year-old Girl's Misery

Practitioner Mr. Gong Fengqiang Suffers Continued Abuse after Mental Collapse at Jiamusi Prison in Heilongjiang Province

Mr. Gong Fengqiang Mentally Disabled As a Result of Persecution, Medical Parole Denied

Three Practitioners Sentenced and Others Arrested Outside Yilan County Court in Heilongjiang Province

Laporan terkait dalam bahasa Mandarin:

丈夫被迫害精神失常、多次命危 黑龙江李艳杰控告江泽民