(Minghui.org) Sekelompok petugas masuk ke rumah seorang warga Tianjin pada tanggal 9 Juli 2019 dan menangkapnya karena keyakinannya pada Falun Gong, sebuah aliran spiritual dan meditasi kuno yang telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak tahun 1999.
Dua anak dan ibu mertua Zhu Qiuzhen pergi untuk mencari pembebasannya beberapa hari kemudian. Polisi berkata kepada mereka, “Saya tahu keluarga anda berada dalam situasi yang sangat sulit. Tapi, itu semua tergantung pada sikapnya apakah kita bisa membebaskannya atau tidak.”
Putri Zhu diterima di perguruan tinggi tidak lama setelah penangkapannya. Seorang praktisi Falun Gong setempat membantu putri Zhu dalam persiapan kuliahnya dan dia meninggalkan rumah untuk kuliah pada September 2019.
Zhu, seorang janda, dijatuhi hukuman delapan bulan oleh Pengadilan Distrik Ninghe pada tanggal 17 Desember 2019. Putranya yang masih di bawah umur dan ibu mertuanya sedang berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Nasib Keluarga
Suami Zhu mengidap Hepatitis B pada tahun 1997. Mereka menghabiskan seluruh tabungan untuk perawatan medis namun kondisinya tidak membaik. Dia merasa putus asa tentang masa depannya.
Kemudian, seorang tetangga memperkenalkan Falun Gong kepada mereka. Penyakitnya sembuh beberapa bulan setelah dia berlatih.
Menyaksikan perubahan suaminya, Zhu juga ikut berlatih.
Setelah rezim komunis memerintahkan penganiayaan terhadap Falun Gong pada tahun 1999, para pejabat desa sering mengganggu pasangan itu dan mencoba memaksa mereka untuk melepaskan keyakinan.
Suami Zhu sangat tertekan dan Hepatitis B-nya kambuh. Dia meninggal beberapa tahun kemudian.
Zhu melakukan beberapa pekerjaan paruh waktu untuk membesarkan kedua anaknya dan merawat ibu mertuanya.