(Minghui.org)
Sejak diperkenalkan ke publik 28 tahun yang lalu, Falun Dafa—sebuah metode kultivasi jiwa dan raga, telah menyebar ke berbagai belahan dunia. Ketika orang-orang di Asia bersiap merayakan tibanya Tahun Baru Imlek, praktisi Falun Dafa dari negara-negara berbahasa Jerman mengambil kesempatan ini untuk mengekspresikan rasa syukur mereka pada pendiri Falun Dafa, Guru Li Hongzhi. Mereka berbicara tentang bagaimana mereka menerapkan prinsip Sejati-Baik-Sabar dalam kehidupan sehari-hari dan menunjukkan kepada orang-orang di sekitar mereka betapa indahnya Falun Dafa.
Berusaha Mendahulukan Kepentingan Orang Lain
Lorenz telah bekerja di industri elektronik pesawat selama 13 tahun. Dia sering berdebat dengan atasannya dan hubungan mereka selalu diliputi ketegangan. Dia merasa bahwa atasannya sering mengalami perubahan suasana hati.
Pandangannya berubah setelah dia mulai berlatih Falun Dafa tiga setengah tahun yang lalu. “Saya selalu berpikir bahwa perilaku orang lain disebabkan oleh suasana hatinya dan tidak ada kaitannya dengan diri saya. Sekarang saya menyadari bahwa segala yang terjadi memiliki alasan. Ketika saya marah, saya ingin berdebat dan tidak mau mendengarkan, situasinya berubah menjadi sangat tegang. Ketika saya tenang, dia menjadi baik,” jelas Lorenz.
Dengan mempelajari buku Zhuan Falun, perilaku Lorenz berubah, “Guru mengajarkan agar kita selalu mempertimbangkan dan memikirkan orang lain. Saya sering mengingatkan diri sendiri untuk melihat segala sesuatu dari perspektif orang lain. Ketika cara berpikir saya berubah, masalahnya teratasi.”
Dia juga mengamati bahwa orang lain merasa dia tidak mampu, “Saya sadar bahwa membela diri mengakibatkan perselisihan. Saya tidak lagi berusaha menjaga citra baik di depan orang lain, tidak peduli siapa yang benar. Belajar Falun Dafa telah mengajarkan saya untuk menemukan jati diri yang asli dan membuat saya rileks dan merasa tenang.”
Atasannya sering memuji Lorenz, karena perubahan positifnya dan bersyukur bahwa dia telah membantu membuat lingkungan kerja menjadi lebih baik.
Mempertahankan Ketenangan di Tengah Penderitaan
Ralf berusia 61 tahun dan ia telah berlatih Falun Dafa sejak tahun 2001. Dia bekerja di perusahaan menengah lebih dari 30 tahun sebagai manajemen senior. Dia bekerja keras dan menjadi karyawan yang berprestasi. Dia selalu mengutamakan kepentingan perusahaan. Sebagai contoh ketika seorang manajer menangani klien besar, dia bisa saja memilih memakai mobil mahal seperti rekan sejawatnya, tapi Ralf tidak melakukan hal itu. Ketika yang lain terbang dengan kelas bisnis, dia biasanya memilih kelas ekonomi. Namun Ralf diminta meninggalkan perusahaan sebelum Natal 2019.
Ralf menjadi emosi, namun dia teringat bahwa ia seorang praktisi Falun Dafa dan seharusnya memandang hambar segala perolehan dan kehilangannya. Dia pun berhasil meredam perasaan dipermalukan. Praktisi lain menyarankan agar dia melihat kejadian ini sebagai sebuah kesempatan untuk berkultivasi. “Sebenarnya saya berencana pensiun dalam dua tahun untuk meluangkan waktu meningkatkan kesadaran akan penganiayaan Falun Dafa di Tiongkok. Sekarang saya punya waktu untuk melakukannya.”
Ralf berkata bahwa optimis dan sikap positif itu tidak muncul dalam satu malam, itu muncul melaluiproses membaca Zhuan Falun selama bertahun-tahun, serta terus mengingatkan dirinya untuk mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar.
Dia memberi contoh lain. Tidak lama setelah mulai berlatih Falun Dafa, seorang rekan kerjanya tiba-tiba menjadi marah dan terus memakinya. Karena hanya mereka berdua di kantor, dia tidak bisa menghindar atau mengabaikannya. Dia sangat bingung dan tidak mengerti mengapa rekannya marah demikian rupa karena hubungan mereka biasanya baik.
“Saya ingat pada contoh yang diberikan Guru di Zhuan Falun tentang bagaimana praktisi menangani konflik di tempat kerja. Saya mencari kedalam untuk melihat apakah saya telah melakukan kesalahan. Bahkan jika saya tidak bersalah, saya tetap harus tenang dan tidak membencinya,” katanya. Setelah empat minggu memperlakukan dia dengan buruk, rekan kerjanya mendadak berubah ramah lagi. Seperti tidak ada kejadian selama empat minggu terakhir. “Jika saya bukan praktisi, saya pasti akan mengeluh pada atasan saya atau membencinya.”
Uwe hampir berusia 50 tahun. Ia bekerja untuk membantu orang-orang yang cacat fisik dan mental untuk belajar merawat diri mereka sendiri. Dia sering membantu mereka menyelesaikan sesuatu atau membantu mereka latihan fisik. Terkadang dia bahkan harus menggotong mereka. Hal ini berdampak pada punggungnya. “Saya belajar untuk mengantisipasi rasa sakit, namun kebanyakan metode tersebut tidak efektif. Punggung saya sakit sepanjang waktu. Saya telah mencoba berbagai metode seperti latihan meditasi. Namun hanya Falun Dafa yang paling membantu. Ketika melakukan latihan kedua, saya dapat merasakan area tubuh saya yang mengalami sakit, seperti otot lengan—perlahan menjadi rileks dan rasa sakitnya hilang.”
“Di masa lalu, saya telah mencoba berbagai latihan fisik, seperti seni bela diri, mengira akan membuat saya fit, tapi mereka memiliki efek samping. Ketika latihan Falun Dafa, saya dapat merasakan panas pada bagian tubuh yang sebelumnya tidak nyaman. Sebuah arus panas mengalir ke bagian-bagian ini dan sakitnya hilang. Falun Dafa sangat efektif. Latihan yang saya lakukan di masa lalu hanya memberikan hasil sementara. Latihan Falun Dafa langsung menangani akar rasa sakitnya dan menyelesaikan masalah secara permanen.”
Uwe bercerita kejadian lain. “Suatu hari saya mengalami kecelakaan di tempat kerja. Rasa sakitnya sungguh luar biasa hingga saya tidak bisa berdiri. Saya mulai melakukan latihan dan tak lama kemudian saya dapat menggerakkan tubuh. Saya merasakan energi yang kuat membantu saya melewati cobaan itu. Saya mempelajari Zhuan Falun setiap hari dan mencoba yang terbaik untuk melakukan latihan. Saya sembuh dengan cepat sehingga fisioterapis saya terkejut. Setiap kali ada sesuatu yang mengganggu, saya menenangkan diri dan mulai membaca buku Zhuan Falun. Saya selalu menemukan bimbingan dari buku ini. Saya melihat masalahnya terletak pada diri saya sendiri. Tapi tantangannya lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Saya menemukan bahwa ini hanya bisa dilakukan dengan berlatih Falun Dafa.”