(Minghui.org) Guru berkata,
“Aliran Buddha menitikberatkan kultivasi pada Shan dari Zhen, Shan, Ren. Karena berkultivasi Shan akan dapat menimbulkan hati yang maha belas kasih, dan sekali timbul rasa belas kasih, orang akan melihat segala makhluk hidup adalah menderita, oleh karena itu timbul suatu keinginan, yakni keinginan menyelamatkan segala makhluk hidup secara universal.” (Ceramah 1, Zhuan Falun)
Pemahaman saya akan bagian Fa ini, belas kasih yang besar adalah hasil dari mengultivasi Shan. Namun bagaimana kita mengultivasi Shan? Saya rasa dengan cara selalu memikirkan orang lain terlebih dahulu, bertenggang rasa, dan bertanggung jawab dengan diri sendiri—kesadaran utamanya.
Seorang Pengikut Harus Menjadi Baik
Kebaikan adalah kriteria mendasar bagi seorang praktisi. Jika seorang praktisi tidak bisa menjadi baik, ia akan merusak reputasi Dafa dan membuat praktisi lainnya bertanya-tanya apakah ia adalah praktisi sejati atau bukan. Mengultivasi Shan adalah kriteria Fa bagi pengikut Dafa.
Saya menonton sebuah video nyala lilin di Amerika Serikat ketika seorang reporter mewawancarai dua praktisi. Mereka berdua telah dianiaya dengan sangat parah di Tiongkok karena berlatih Dafa sebelum mereka pindah ke Amerika. Dari suara dan ekspresi wajah mereka, saya dapat melihat kemarahan dan kebencian namun tidak belas kasih.
Mereka berdua telah melewati ujian yang tak terbayangkan, namun substansi negatif yang mereka tumpuk, seperti dendam dan kebencian, tidak dilepaskan. Tentu saja, keteguhan yang membawa mereka melewati penganiayaan keji patut dikagumi. Melihat dari sudut pandang yang berbeda, mengapa ujian seperti itu menimpa mereka? Apakah itu kebetulan?
Fashen Guru ada bersama mereka ketika mereka ditahan dan disiksa, namun mengapa Guru tidak melindungi mereka? Karena Guru hanya dapat membantu jika perbuatan seorang praktisi lurus. Jika iya, Guru akan mengurus praktisi, dan tidak akan ada yang dapat menyentuhnya.
Sebaliknya, jika ia hanya memikirkan dirinya sendiri dan melihat dirinya sebagai korban, ia akan secara alami menyalahkan polisi dan menanam kebecian terhadap mereka. Bagi makhluk jahat yang mengawasi pikiran dan perbuatan tiap praktisi, ini memberikan mereka dasar untuk menganiaya lebih lanjut.
Jika seorang pengikut belas kasih, dan dapat benar-benar melepaskan ego, dia akan melihat bahwa polisi tersebut adalah korban sebenarnya dari penganiayaan. Ketika seseorang memikirkan orang lain terlebih dahulu, hatinya belas kasih, dan perilakunya sesuai dengan Fa, siapa yang berani menyentuhnya? Penganiayaan akan segera berhenti.
Di antara orang biasa, menggunakan kejahatan untuk melawan kejahatan adalah hal yang biasa. Sebagai contoh, peperangan sering digunakan untuk mengatasi masalah. Itu seharusnya berbalikan dengan praktisi—kita menghentikan kejahatan dengan menjadi baik, dan kita menyelesaikan masalah dengan belas kasih. Tak peduli betapa menderitanya, kita tidak boleh memiliki pikiran buruk apa pun. Guru berkata, “Belas kasih merupakan kondisi abadi dari para Dewa” (“Mengapa Menolak?” Hong Yin III)
Pengalaman Saya dalam Mengultivasi Shan
Berapa banyak praktisi di Tiongkok yang dapat menanggung perasaan tanpa benci atau dendam terhadap Jiang Zemin dan Partai Komunis Tiongkok (PKT)? Praktisi Dafa mengultivasikan Sejati-Baik-Sabar dan berusaha untuk menjadi orang baik, dan ini menguntungkan masyarakat. Kita tidak melanggar hukum apa pun, jadi mengapa Jiang dan PKT menganiaya Falun Dafa?
Dalam waktu yang lama, saya tidak bisa menerima betapa tidak adilnya itu dan memendam amarah. Saya membenci penganiayaan dan berharap agar Jiang mendapat pembalasan karma serta diadili. Saya harap PKT akan segera jatuh dari kekuasaannya.
Dengan semua pikiran negatif ini, ketika saya berbicara kepada orang-orang mengenai korupsi PKT, niatan saya tidak hanya untuk membiarkan orang-orang tahu watak sejatinya; saya menggunakannya sebagai wadah untuk menunjukkan ketidakpuasan saya terhadap Partai. Orang-orang merasakan bahwa hati saya tidak murni, bahwa saya lebih tertarik dalam menggulingkan partai daripada menyelamatkan mereka, serta menganggap niatan saya sebagai berpolitik. Sayangnya, saya tidak menyadari masalah ini hingga beberapa waktu sesudahnya.
Guru berkata,
“Orang jahat diakibatkan oleh perasaan iri hati, karena ego, karena jengkel, menganggap dirinya diperlakukan tidak adil.
Orang baik selalu bersemi belas kasih di hatinya, tanpa menyalahkan, tanpa kebencian, menganggap penderitaan sebagai kegembiraan.” (“Taraf Kondisi,” Petunjuk Penting untuk Gigih Maju I)
Benar bahwa Jiang Zemin dan PKT telah melakukan kejahatan yang sungguh besar terhadap Dafa, namun sebagai praktisi, kita tidak boleh melakukan hal yang sama dan menjadi sama jahatnya dengan mereka. Kita harus berperilaku berdasarkan Fa dan memiliki belas kasih bukannya membenci dan mendendam. Ada pengaturan mengenai apa yang akan terjadi kepada Jiang Zemin dan Partai, dan kita tidak perlu mengkhawatirkan diri kita tentang masalah ini. Kita harus melihat penganiayaan dengan hati tenang dan pikiran jernih dan tidak memasukan pemikiran kita sendiri.
Praktisi di Tiongkok Harus Melewati Ujian yang Sungguh Besar
Ketika Kerajaan Romawi menganiaya penganut Kristen, pengikut yang tak bersalah dibuang ke Colosseum dan diberikan kepada binatang buas untuk dimakan hidup-hidup. Beberapa diikat, dibuang ke dalam tungku pembakaran, dan dibakar hingga mati. Namun, kebanyakan penganut Kristen memilih kedamaian ketika dihadapkan dengan penjara, siksaan, dan pembunuhan. Mereka membela keyakinan mereka dengan teguh dan akhirnya memenangkan hati rakyat. Pengikut Kristen mengakhiri penganiayaan selama 300 tahun dengan belas kasih dan kegigihan.
Menghadapi kekejaman semacam itu, penganut Kristen tidak memiliki dendam atau kebencian dan memperlakukan orang jahat tersebut dengan Shan. Mengapa beberapa praktisi di Tiongkok tidak dapat melakukan ini? Pendapat pribadi saya adalah penganut Kristen di Romawi Kuno dan praktisi Tiongkok kini memiliki pemikiran yang berbeda terhadap penganiayaan masing-masing.
Penganut Kristen memiliki kondisi pikiran awal yang damai karena di jaman kuno, standar moralitas di lingkungan masyarakat tinggi. Tanpa pengaruh ideologi komunis, orang-orang adalah baik.
Namun, kini praktisi Tiongkok telah hidup di lingkungan yang sangat teracuni, telah terindoktrinasi oleh PKT, dan dipenuhi dengan kebencian. Itu telah secara sengaja ditanamkan ke dalam pikiran orang-orang Tiongkok dan telah terserap di dimensi mikroskopis dari tubuh kita.
Substansi negatif ini telah menjadi bagian dari kehidupan kita dan membangunkan semua iblis di diri kita seperti sifat iri hati, nafsu bersaing, dan kekejaman. Hampir semua orang di Tiongkok tenggelam dalam kebencian, yang membuat mereka iri hati terhadap orang lain dan mengeluh sepanjang waktu.
Selain iri hati dan kebencian, kita juga sangat dipengaruhi oleh banyak ideologi lainnya, seperti ateisme, evolusi, dan perjuangan kelas sosial, juga hampir benar-benar kehilangan budaya tradisional kita. Moral dari masyarakat Tiongkok secara keseluruhan mendekati kehancuran total.
Bisa dibayangkan bagaimana sulitnya berkultivasi ketika menjalani penganiayaan dengan mentalitas semacam itu. Oleh karenanya, seorang praktisi di Tiongkok bisa berlatih Dafa bertahun-tahun tanpa mencapai kondisi pikiran yang jernih seperti penganut Kristen di Kerajaan Romawi.
Sama halnya, ketika bekas praktisi dari Tiongkok pindah ke negara Barat, dibandingkan dengan orang-orang biasa, kondisi pikirannya tidak setenang dan sebaik mereka. Substansi jahat dari PKT dan merosotnya moral masyarakat Tiongkok kini telah berdampak negatif bagi praktisi di Tiongkok.
Mengultivasi Shan dan Bertanggung Jawab terhadap Makhluk Hidup
Oleh karenanya, sebagai seorang praktisi di Tiongkok, mengultivasikan belas kasih adalah krusial. Dalam kutlivasi kita, asalkan kita berinteraksi dengan orang lain, kita harus mengultivasikan Shan. Kita bertujuan untuk secara berangsur-angsur menyingkirkan substansi buruk dalam diri kita dan menggantikannya dengan Shan. Selama kita terus melakukannya, kita akan menjadi lebih baik dan akhirnya mencapai kondisi pikiran yang muni belas kasih—Shan.
Meski kita masih berkultivasi dan belum mencapai kondisi Shan, diri kita yang sudah dikultivasikan adalah belas kasih. Selama kita terus meningkatkan diri kita dan selalu memikirkan orang lain terlebih dahulu, belas kasih dari diri kita yang telah dikultivasikan akan termanifestasi. Jika ada kepentingan materi yang terlibat ketika kita berinteraksi dengan orang-orang, kita akan lebih baik segera mengakhirinya dan selalu memikirkan orang lain.
Kita juga ingin bertanggung jawab terhadap makhluk hidup. Contohnya, jika seseorang suka berjudi namun dia tidak memiliki uang dan meminta pinjaman pada saya, apa yang harus saya lakukan? Saya tidak seharusnya meminjamkannya uang karena diri sejatinya, kesadaran utamanya, tahu betul bahwa berjudi melawan hukum dan bahwa dia tidak seharusnya melakukan hal semacam itu. Meski konsep manusia biasa dan keterikatannya akan berjudi mendorongnya untuk meminjam uang dari saya, saya tetap harus bertanggung jawab akan dirinya yang sejati, bukan konsep manusia biasanya.
Saya bertanggung jawab atas makhluk hidup ketika saya mengatakan kepada mereka tentang Falun Dafa sehingga mereka bisa terselamatkan. Meski beberapa orang tidak mengerti kita, mengejek kita, menampilkan kebencian terhadap kita, dan bahkan memukul atau melaporkan kita ke polisi, itu hanya karena mereka dibutakan oleh konsep manusia biasa mereka dan kebohongan PKT. Itu bukanlah mereka yang sebenarnya. Diri mereka yang sejati sangat ingin mendengar fakta tentang Dafa dan terselamatkan.
Belas Kasih terhadap Rekan Praktisi
Kita juga harus memperlakukan rekan praktisi kita dengan kebaikan. Semua orang yang terus berkultivasi adalah sedang melakukan dengan baik dan luar biasa.
Coba pikirkan: dia dulunya adalah dewa agung namun dengan sadar melepaskan semua di kerajaan surgawinya untuk membantu Guru meluruskan Fa. Untuk memberi dasar bagi pelurusan Fa, dia mengikuti bimbingan Guru dan membantu menciptakan peradaban 5.000 tahun, melewati ujian yang tak terhitung serta tantangan sepanjang jalan. Dia bersumpah untuk menjadi seorang praktisi di kehidupan ini dan menyelamatkan makhluk hidup di alam semesta.
Kini selama pelurusan Fa, dia membuktikan kebenaran Fa dalam lingkungan yang keji di mana kejahatan ada di mana-mana. Dia berada dalam ancaman ditangkap dan setiap saat dapat kehilangan semua yang ia miliki, bahkan nyawanya. Betapa agung dan berharganya kehidupan itu! Jadi kita harus menghormati dan menyayangi setiap praktisi.
Ketika kita melihat kekurangan rekan praktisi, kita harus dengan tulus menunjukkannya. Jika mereka memperbaiki diri mereka serta meningkatkan Xinxing mereka, itu akan sangat baik. Jika mereka tidak menerimanya atau gagal mengoreksi jalan mereka, maka kita harus merangkul mereka. Jika kita memiliki konflik dengan praktisi lain, kita harus mencari ke dalam tanpa syarat dan mengoreksi diri kita terlebih dahulu. Kemudian dengan pikiran yang terbuka, kita harus berbicara kepada mereka, mengakui kesalahan kita, dan meminta pengertian serta memohon maaf kepada mereka.
Membantu Praktisi Melewati Karma Penyakit
Ketika kita membantu praktisi lain, kita harus bertanggung jawab pada mereka dan kultivasi mereka. Ketika seorang praktisi memiliki karma penyakit yang membuatnya kesulitan, namun tidak mustahil, bagi dia untuk merawat dirinya sendiri, beberapa praktisi akan dengan sukarela memasak untuknya, mencuci pakaiannya, dan menjaga rumahnya jadi praktisi dengan karma penyakit tidak akan sangat menderita.
Di permukaan, mereka membantu rekan praktisi, namun kenyataannya mereka tidak bertanggung jawab terhadap dirinya dan kultivasinya. Kesadaran utama praktisi ini tahu betul bahwa penderitaan atau kesulitan adalah kesempatan baik bagi peningkatan. Dia ingin menderita dan meningkat.
Dalam situasi ini, membantu praktisi bukanlah membantu kesadaran utamanya namun justru membantu konsep manusia dan keterikatannya akan kenyamanan. Itu bisa dengan mudah menyebabkannya menjadi bergantung pada orang lain. Oleh karenanya, ketika membantu praktisi lain, kita harus membantu mereka berjalan di jalur mereka sendiri, yang tidak dapat diwakili oleh siapa pun.
Ketika kita membantu praktisi dengan karma penyakit, kita harus benar-benar bertanggung jawab akan kultivasi mereka dan membantu tanpa mengejar apa pun atau mencampurkannya dengan tujuan pribadi atau niatan lainnya. Kita harus sabar, gigih, tidak kesal atau tidak sabar kepada mereka, pahamilah situasi mereka, dan bertenggang rasalah dari sudut pandang mereka. Kita harus menunjukkan pada mereka bahwa kita tulus, baik, bertoleransi, dan dapat diandalkan. Dengan melakukannya, kita akan memperkuat kepercayaan diri mereka dalam berkultivasi.
Sesungguhnya, ada dua jalur kultivasi di hadapan kita. Satu adalah pengaturan kekuatan lama yang membuat kita hanya memedulikan wajah palsu dari karma penyakit yang dialami praktisi. Kita menghabiskan hari-hari kita untuk memikirkan cara menghilangkan gejala tersebut sehingga praktisi dapat segera melewati karma penyakit.
Jalur lainnya adalah pengaturan Guru—Guru berharap tak peduli apa pun yang kita temui, kita memperlakukannya sebagai kesempatan baik untuk berkultivasi dan meningkatkan diri kita sendiri. Ketika kita melakukannya, pada akhirnya ia akan menjadi hal yang baik. Dengan kata lain, Guru berharap bahwa kita fokus akan Xinxing kita dalam memecahkan masalah dan meningkatkan diri kita sendiri dengan mencari ke dalam tanpa syarat.
Ketika kita dapat berpikiran lurus dan menempatkan diri kita dengan benar, wajah palsu dari karma penyakit akan menghilang. Ketika kita membuktikan kebenaran Fa dengan hati yang bersih, layaknya praktisi sejati, kita akan mendapatkan hasil yang bagus. Dalam membantu praktisi lain dengan cara seperti ini, kita sedang bertanggung jawab tidak hanya pada kultivasi rekan praktisi namun juga pada diri kita sendiri dan Fa.
Oleh karenanya, ketika kita membantu praktisi dengan karma penyakit, kita tidak seharusnya fokus pada wajah palsunya dan ujian yang dipaksakan karena itulah yang kekuatan lama inginkan. Kita harus fokus akan Xinxing kita, memecahkan masalah dari akarnya, dan berjalan di jalur yang diatur Guru untuk melewati ujian. Dan masing-masing orang harus mencari ke dalam dan benar-benar mengultivasikan hati kita.
Bekerja Sama dengan Praktisi
Demi bertanggung jawab terhadap Fa, kita harus bertenggang rasa dengan praktisi lainnya ketika bekerja sama dengan mereka. Khususnya mereka yang ada dalam kondisi kultivasi yang bagus harus lebih dapat memikirkan mereka yang kultivasinya masih relatif buruk. Kita harus mempertimbangkan tingkat ketahanan mereka dan tidak meminta terlalu banyak dari mereka.
Kita harus fokus akan kekuatan mereka, mendukung mereka, dan memperkuat kepercayaan diri mereka dalam membuktikan kebenaran Fa. Ketika bekerja sama untuk membuktikan kebenaran Fa, kita dapat secara sukarela mengambil tugas yang lebih sulit dan beresiko, menyerahkan hal-hal yang lebih mudah kepada mereka. Membagi tugas secara demikian artinya bertanggung jawab dengan Fa dan memungkinkan untuk mendapat hasil yang bagus.
Polisi adalah Korban dari Penganiayaan
Kita tidak bisa menilai seseorang hanya dari satu kejadian atau siapa mereka dalam waktu ini. Kita justru harus mempertimbangkan kehidupan dari sudut pandang sejarahnya. Kita mungkin melihat seorang petugas polisi berpartisipasi dalam menganiaya praktisi Dafa, namun jika kita memeriksa dia di kehidupan sebelumnya, dia mungkin saja sama dengan kita, dan asal muasalnya adalah makhluk hidup tingkat tinggi.
Untuk menyelamatkan makhluk hidup di kerajaannya dan membantu Guru dalam pelurusan Fa, dia bersedia untuk melepaskan semua yang ia miliki sebagai seorang dewa dan mengambil resiko besar untuk datang ke dunia ini. Dia melewati banyak kehidupan dan menanggung pengujian besar di tiap kehidupan untuk membantu memberi dasar bagi pelurusan Fa. Namun mereka tidak seberuntung kita, ketika kita menjadi praktisi Dafa—status yang diidamkan oleh semua makhluk di alam semesta—mereka menjadi orang jahatnya.
Saya ingat membaca sebuah artikel oleh seorang praktisi di mana seorang dewa diatur untuk menjadi seorang petugas polisi selama masa pelurusan Fa dan berpartisipasi dalam penganiayaan. Dia tidak ingin menjadi petugas polisi dari dalam lubuk hatinya, namun dewa yang mengatur hal ini mengatakan padanya, “Pergi saja. Saya akan mengatur seseorang untuk menyadarkanmu.” Melihat tidak ada pilihan lainnya, dia setuju, namun ia menangis mengetahui persyaratan itu.
Jika seorang petugas polisi tidak dikendalikan oleh kejahatan, ia tidak akan berani untuk memperlakukan praktisi Dafa dengan kekejaman semacam itu. Kapan pun ia berlaku seperti itu, itu karena iblis di belakangnya, dan adalah iblis itu yang melakukan kejahatan. Penganiaya praktisi Dafa sesungguhnya adalah mahkluk jahat di dimensi lain, dan petugas polisi hanyalah digunakan sebagai senjata.
Seperti tongkat pemukul—pemukul itu sendiri tidak bisa memukul seseorang dengan sendirinya; seseorang harus memukul dengan menggunakan tongkat tersebut. Kesadaran utama petugas polisi tersebut tahu bahwa Dafa baik dan bahwa praktisi Dafa sedang menyelamatkan orang-orang. Dia juga berharap bahwa praktisi Dafa dapat menyelamatkannya, namun ia tidak dapat mengendalikan dirinya karena ia dikendalikan oleh konsep manusia dan kebohongannya sendiri.
Kejahatan menggunakan keterikatan manusianya untuk mengendalikannya dan membuatnya menganiaya praktisi Dafa. Dia telah menjadi boneka dan semakin mendekati kehancuran. Pikirkan saja tentang keadaan buruk yang dialaminya—rencana kekuatan lama adalah menggunakannya sebelum menyingkirkannya. Jika kita tidak menyelamatkan orang semacam itu, lalu apa yang menantinya adalah neraka. Sungguh tragis. Kita tidak bisa melihat kekuatan lama merusak mahkluk hidup dan tidak melakukan apa-apa.
Guru berkata, “…semua orang di seluruh dunia juga pernah sebagai sanak famili saya,…” (Ceramah Fa pada Konferensi Fa di Amerika Serikat Barat Saat Hari Yuansiao Tahun 2003)
Petugas polisi ini dulunya pernah sebagai sanak famili Guru, mungkin saudara kandung atau keluarga, dan mereka saling mengandalkan satu sama lain, mendukung satu sama lain, dan menderita dalam hidup bersama-sama. Coba pikirkan betapa menderitanya Guru di kehidupan yang tak terhitung untuk membangun takdir pertemuan dengan semua orang di dunia. Untuk memiliki hubungan dengan mereka berarti agar ia dapat menyelamatkan mereka—apa yang Guru pikirkan adalah semua makhluk hidup. Dan semua makhluk hidup datang demi Fa. Guru berkata, “Polisi juga adalah kehidupan yang menanti penyelamatan.” (Ceramah Fa pada Konferensi Fa Great New York Tahun 2013)
Selain makhluk jahat yang tidak memiliki harapan untuk diselamatkan, dan hingga kita benar-benar mencapai akhir, kita tidak seharusnya menyerah, bahkan jika kita hanya memiliki seutas harapan. Ketika kita menyelamatkan petugas polisi, kita sedang menyangkal pengaturan kekuatan lama dan menyelamatkan makhluk hidup. Oleh karenanya, kita harus bertoleransi. Bahkan jika kita ada di tengah ujian besar, kita harus melepaskan ego kita dan memikirkan makhluk hidup. Guru berkata, “Di tengah penderitaan aku tetap menyelamatkan para makhluk” (“Kami Tahu,” Hong Yin III)
Barulah kita dapat memikul tanggung jawab besar dari seorang praktisi Dafa.
Ada banyak kasus di masa lalu di mana seorang praktisi membalikkan situasi setelah ditangkap karena dia dapat memperlakukan polisi dengan Shan. Bukannya dianiaya dengan parah, dia menyelamatkan petugas polisi dan keluar dari penjara dengan martabat. Praktisi ini telah benar-benar mengesampingkan diri mereka sendiri dan mengenali bahwa petugas polisi adalah korban sesungguhnya dari penganiayaan dan benar-benar menyedihkan. Mereka memancarkan pikiran lurus untuk menyingkirkan kejahatan yang mengendalikan petugas tersebut dan kemudian mengklarifikasi fakta kebenaran kepada mereka.
Ketika mereka tahu bahwa Dafa baik, petugas polisi ini mengubah sikap mereka terhadap praktisi dan memperlakukan mereka dengan baik. Petugas polisi semacam ini dapat lolos dari cengkraman kuat kekuatan lama, membantu pelurusan Fa, dan memilih masa depan yang cerah bagi diri mereka sendiri. Ketidakegoisan praktisi kita dan belas kasih terhadap polisi bahkan ketika mereka sedang disakiti, mengubah hasilnya menjadi baik.
Guru berkata,
“Ketika anda dilanda bencana, hati belas kasih itu akan membantu anda melewati rintangan. (“Bab III Xiulian Xinxing,” Falun Gong)
“Sesungguhnya belas kasih adalah energi yang raksasa, adalah energi Dewa positif. Makin belas kasih energinya makin besar, benda buruk apa pun juga dapat tercerai-berai. Ini adalah sesuatu yang tidak pernah dibicarakan oleh Sakyamuni maupun orang-orang Xiulian di masa lampau. Penampilan terbesar dari Shan adalah belas kasih, ia adalah perwujudan energi yang raksasa. Ia dapat membuat segala sesuatu yang tidak benar tercerai-berai.” (“Ceramah Fa pada Konferensi Fa Washington D.C. Tahun 2009,” Ceramah Fa di Berbagai Tempat 9)
Mari kita sama-sama mengingat kata-kata Guru dan memperlakukan semuanya dan semua orang dengan Shan. Itu akan membantu kita menyingkirkan iblis, menyelamatkan makhluk hidup, melenyapkan rintangan, dan memenuhi sumpah janji kita sebagai praktisi Dafa.