Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Mengenali Akar Penyebab yang Menghalangi Ketekunan Saya

30 Okt. 2020 |   Oleh seorang praktisi Falun Dafa di Tiongkok

(Minghui.org) Melihat ke belakang kultivasi saya selama lebih dari 20 tahun, saya benar-benar merasakan banyak emosi. Dengan melakukan hal tersebut, saya akhirnya dapat benar-benar melihat akar penyebab dari gangguan yang telah saya alami.

Saya memperoleh Fa pada masa muda saya, tidak lama setelah saya mulai bekerja. Saya benar-benar orang yang beruntung, karena saya tampaknya memiliki pikiran yang fleksibel dan beberapa keterampilan. Saya selalu bangga dapat memahami segala sesuatu dengan baik.

Namun selama bertahun-tahun, saya telah jatuh lebih banyak daripada rekan praktisi di sekitar saya. Saya selalu memberi perhatian besar dalam belajar Fa, namun hanya ada dua periode yang mana saya dapat menyerap Fa dan maju dengan cepat. Yang pertama sebelum 20 Juli 1999, dan satunya lagi sekitar tahun 2006. Pada dua periode ini, saya merasa bahwa saya sangat tertinggal dalam kultivasi saya, jadi saya berkultivasi diam-diam. Saya belajar Fa dengan baik karena saya memiliki sedikit ego dalam kurun waktu itu.

Meski saya tahu bahwa masalah timbul gangguan iblis oleh pikiran sendiri dan keterikatan terhadap diri sendiri adalah akar penyebab ketidakmampuan saya untuk berkultivasi dengan tekun, substansi ini tidak hilang-hilang di dimensi saya. Saya tidak sungguh-sungguh mengenalinya dan membersihkannya, meski saya tahu mereka eksis, karena perlu waktu untuk mengenalinya.

Guru menerbitkan sebuah artikel baru belakangan ini: “Menghardik Lagi.” Saya merasa seakan-akan Guru mengatakan kata-kata tersebut di telinga saya, dan saya merasa hormat, sekaligus takut.

Mengenali dan Menyingkirkan Keterikatan terhadap Tujuan Besar

Saya telah dibingungkan oleh beberapa pertanyaan dalam waktu yang lama. Saya tipe orang yang ingin menjadi bagian dari tujuan besar dan terus naik ke atas. Saya sangat aktif dalam melakukan hal dan memiliki hasrat besar untuk menyelamatkan orang. Ini adalah sebuah hal yang bagus sebagai prinsip, namun dalam penerapannya, saya menemukan bahwa saya terganggu oleh sebuah kesalahpahaman. Saya fokus pada permukaan dari permasalahan yang ada, dan lebih menghargai kinerja dan hasil dibandingkan orang lain.

Ketika sesuatu tidak berjalan sesuai harapan, saya menjadi gelisah. Saya menggunakan semua sumber daya saya untuk menemukan cara untuk mengubah situasi, tak peduli betapa kecil harapannya. Mencemaskan tentang sukses atau kegagalan, suasana hati saya ikut naik dan turun mengikuti perasaan senang, marah, dan kesedihan. Cara berpikir saya sangat manusia biasa.

Suatu kali pikiran saya jatuh ke tingkat manusia biasa dan saya menggunakan metode manusia biasa untuk melakukan sesuatu (dan kondisi ini berlangsung dalam waktu yang lama), pemikiran saya, sesungguhnya, tidak lagi berada dalam Fa. Saya tahu ini adalah “keterikatan dalam melakukan sesuatu.” Karena keterikatan tersebut, jalur kultivasi saya sangat tidak rata, dan saya sering jatuh dan terlempar jauh.

Saya dulu merasa bahwa saya tidak memiliki penyesalan dan telah melakukan hal-hal yang saya ingin lakukan, namun kini saya tahu bahwa pemikiran saya tidak berdasarkan pada Fa, dan tidak ada dampak nyata dari melakukan hal-hal tersebut. Ada sebuah alasan besar untuk hal ini: pemikiran saya terpengaruh oleh beberapa keterikatan dasar. Faktor-faktor tersebut, elemen yang ingin menjadi bagian dari tujuan besar, serta elemen yang mendamba agar semua terselesaikan, juga adalah sebuah cerminan dari watak iblis pada sebuah tingkat tertentu dalam kultivasi.

Faktor-faktor ini sangat berat dan menembus dimensi saya, sangat banyak hingga saya tidak dapat waspada atau menjadi tenang, dan oleh karenanya tidak dapat menemukan diri saya yang sejati. Dalam kasus ini, belajar Fa seperti terpisahkan dari Fa. Saya tidak dapat memahami prinsip yang sejati.

Saya telah tersadarkan terhadap beberapa prinsip dalam kultivasi saya. Untuk beberapa saat, saya dapat belajar Fa dengan baik dan menjadi rajin karena saya benar-benar tidak memiliki keakuan, jadi membentuk dasar yang bagus untuk rajin. Sungguh kuat rasanya menjadi seorang praktisi pada saat itu. Saya dapat melakukan hal-hal kecil dengan baik karena kekuatan seorang praktisi. Jadi melihat ke belakang, periode waktu itu adalah luar biasa. Karakter saya sangat bagus dan membuktikan kebenaran Fa dengan kuat.

Ketika saya terikat untuk melakukan hal yang besar, saya sering tidak sesuai dengan Fa. Keterikatan terhadap diri sendiri bangkit bersamaan dengan watak iblis saya. Bagaimanapun saya mencoba, saya merasa semua hal adalah sulit. Sesungguhnya, tidak ada masalah eksternal, kesulitan disebabkan oleh faktor internal.

Saya sekarang memahami bahwa entah kita melakukan hal-hal yang besar atau hal manusia biasa yang biasa-biasa saja, kita tidak boleh terikat. Ikuti pengaturan Guru, dan jangan hanya asal memilih untuk melakukan hal-hal yang penting, biarkan saja terjadi secara wajar. Pada momen kritis menyelamatkan makhluk hidup saat ini, selama kita sungguh-sungguh berada dalam Fa, kita akan dapat melakukan segalanya dengan baik dan dengan kuat.

Mencari ke dalam saat ini, saya merasa pemikiran saya berangsur-angsur menjadi waspada, sebagian substansi keruh dibersihkan dari tubuh saya, dan saya mendapatkan kembali kejernihan saya yang sebelumnya. Saya menyadari bahwa saya bukan seorang praktisi yang mandiri, juga belum melakukan hal-hal yang besar. Saya merasa pemikiran yang murni dan tanpa banyak dorongan adalah karakter dasar di mana kemampuan super normal dalam kultivasi Dafa dapat dihasilkan, dan itu dapat menyelamatkan orang dengan efektif.

Ini adalah pemahaman pribadi saya. Mohon ditunjukkan bila ada kekurangan.