(Minghui.org) Seorang wanita berusia 72 tahun di Kota Maoming, Provinsi Guangdong, disidang pada tanggal 24 November 2020, karena keyakinannya pada Falun Gong, latihan spritual yang telah dianiaya oleh rejim komunis Tiongkok sejak 1999.
Luo Ji sedang membagi-bagikan materi informasi mengenai Falun Gong di pasar petani pada tanggal 10 Agustus 2020, saat dia terlihat oleh para petugas berpakaian preman. Para agen asal Kantor 610, lembaga dengan kewenangan ekstra yang dibentuk untuk menganiaya Falun Gong, menangkap Luo dan membawanya ke Kantor Poisi Hedong. Polisi mengambil foto-foto Luo dan menggeledah tasnya. Mereka menyita 35 yuan uang tunai dan 27 yuan lagi dalam bentuk lembaran uang yang ada informasi Falun Gong tercetak di atasnya (sebuah cara distribusi informasi yang kreatif untuk lolos dari penyensoran di Tiongkok).
Pada sore harinya, staf dari komite lingkungan memberi tahu Luo untuk menandatangani tiga pernyataan untuk melepaskan Falun Gong. Luo menolak untuk menuruti. Para petugas lalu berkata mereka akan membawanya ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik, tetapi dia tetap kukuh dan menolak untuk bekerja sama.
Para petugas menggeledah rumah Luo malam itu juga dan baru membebaskannya pada hari berikutnya sekitar siang hari. Saat putranya menjemputnya di kantor polisi, polisi memberinya sebuah pemberitahuan bahwa dia akan dijadikan “tahanan rumah.”
Kejaksaan Distrik Maonan menuntut Luo pada tanggal 11 November 2020. Jaksa Luo Guangsen menuduh Luo telah menjadi pelanggar yang berulang-ulang, dan menyatakan bahwa agar penahanan sepuluh hari diberikan padanya pada bulan Juni 2020.
Luo berargumen bahwa dia sebenarnya telah ditangkap dan rumahnya digeledah sekitar pertengahan Juni setelah dilaporkan karena membagi-bagikan materi Falun Gong, tetapi dia dibebaskan pada hari yang sama dan tidak ditahan.
Tiga hari setelah dia didakwa, polisi membuat upaya lain untuk menekan Luo agar menanda-tangani pernyataan melepaskan Falun Gong, tetapi Luo tetap tidak mau menandatangani apapun.
Tidak lama setelah Luo hadir di persidangan pada tanggal 24 November, dia mengalami sakit kepala, pusing, dan kesulitan berjalan.
Luo mulai berlatih Falun Gong pada tahun 1998. Setelah rejim komunis memerintahkan penganiayaan pada tahun 1999, dia ditangkap lima kali dari 2000 hingga 2008 dan menjalani satu tahun sembilan bulan Kamp Kerja Paksa Sanshui. Saat berada di tahanan, dia disiksa, dicekok makan paksa, dan disuntik dengan obat-obatan yang tidak jelas.
Dia ditangkap untuk keenam kalinya pada tanggal 19 November 2015, dan ditahan di penjara hingga tanggal 23 November.
Penangkapan berikutnya adalah tanggal 4 Mei 2019 karena membagi-bagikan materi Falun Gong. Polisi menggeledah tasnya dan menyita cinderamata Falun Gong dan 60 yuan uang yang bertuliskan pesan-pesan Falun Gong yang tercetak di atasnya. Dia dibebaskan pada malam itu.