Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Wanita Berusia 80 Tahun Mengalami Pelecehan dan Penganiayaan yang Tidak Pernah Berakhir

20 Des. 2020 |   Oleh koresponden Minghui di Provinsi Gansu, Tiongkok

(Minghui.org) Pihak berwenang di kota Lanzhou, Provinsi Gansu telah melecehkan Li Guiluan yang berusia 80 tahun sejak Agustus 2020 karena keyakinannya pada Falun Gong, latihan spiritual yang dianiaya rezim komunis di Tiongkok.

Polisi setempat, pejabat pemerintah, dan staf komite lingkungan menggunakan berbagai cara untuk melecehkan Li. Untuk beberapa waktu, mereka duduk tepat di luar kediaman Li untuk mengintimidasi dia dan tamunya. Mereka menanyai dan memotret setiap orang yang datang menemui Li.

Di lain waktu, orang-orang ini mendobrak masuk dan menggeledah rumahnya. Mereka bahkan pergi ke Shanghai mengancam kedua putrinya dan keluarga mereka. Pada suatu waktu, polisi menangkap dan menyerangnya ketika mencoba memaksanya melepaskan keyakinannya. Li kemudian pindah ke rumah putranya, yang juga berlatih Falun Gong, pihak berwenang melecehkan putranya dan Li sebagai targetnya.

Pelecehan dan Pencucian Otak

Li bekerja di Lanzhou Aerospace Flight Control Research Institute sebelum dia pensiun hampir 20 tahun yang lalu. Dia tinggal bersama putrinya di Shanghai selama sepuluh tahun terakhir, tetapi pindah kembali ke Lanzhou awal tahun ini.

Sejak Agustus 2020, petugas dari Distrik Anning dan petugas dari Kantor Polisi Yintanlu di Lanzhou terus-menerus melecehkannya. Mereka bergantian duduk di luar rumahnya untuk mengintimidasinya dan menanyai serta memotret tamunya.

Untuk lebih menekannya agar menandatangani pernyataan tertulis untuk melepaskan keyakinannya pada Falun Gong, pihak berwenang pergi ke Shanghai untuk mengintimidasi putri-putrinya dan keluarga mereka.

Pihak berwenang mendobrak masuk ke kediaman Li di Distrik Anning dan menyita barang miliknya. Pada suatu waktu, mereka membawanya ke gedung komite lingkungan setempat dan memaksanya mendengarkan rekaman dan menonton video yang memfitnah Falun Gong. Mereka memukul kepalanya dan menjatuhkannya. Dipanggil seorang perawat karena Li kurang sehat. Tekanan darah Li terlalu tinggi dan detak jantungnya tidak teratur. Tanpa bantuan medis apa pun, pihak berwenang memindahkannya ke sebuah kuil dan memberi tahu para biksu di sana untuk terus mencuci otaknya.

Untuk menjauhi dari pihak berwenang, dia tinggal bersama putranya, Zhou Wei, yang juga seorang praktisi Falun Gong. Dia baru saja dibebaskan dari penjara (pada 18 September 2020) setelah menjalani hukuman empat tahun karena menolak melepaskan keyakinannya.

Keesokan harinya pihak berwenang pergi ke rumah Zhou untuk mengecek apakah Li ada di sana. Seorang petugas wanita tidak bertemudengan Li, jadi dia mengambil foto putranya. Sekitar 20 menit setelah petugas pergi, Zhou keluar dari gedung apartemennya. Petugas yang telah menunggu di luar mengelilinginya dan menanyakan keberadaan Li. Dua dari mereka memasuki rumah Zhou dan menemui Li. Mereka mengaku bahwa mereka ke sana hanya untuk mengecekkondisi dia.

Beberapa hari kemudian, dua kepala polisi pergi ke rumah Zhou. Dia mengatakan pada mereka bahwa ibunya telah meninggalkan Lanzhou menuju Shanghai. Polisi mengatakan kepadanya bahwa mereka berencana mengubah rumahnya menjadi pusat pencucian otak untuk "mendidik kembali" Li.

Setelah menemukan informasi penerbangan Li, pihak berwenang pergi ke Shanghai untuk melecehkan putri-putrinya.

CatatanPribadi Li

Berikut ini adalah catatan pribadi Li tentang pelecehan yang dia alami baru-baru ini.

***

Saya tinggal bersama kedua putri saya di Shanghai selama dekade terakhir. Saya kembali ke Distrik Anning di Kota Lanzhou pada Agustus 2020, sebulan sebelum putra saya dibebaskan. Putra saya, Zhou Wei, dipenjara selama empat tahun karena dia menolak untuk melepaskan latihan Falun Gong. Dia dijadwalkan akan dibebaskan pada 18 September.

Segera setelah saya kembali ke Lanzhou, pihak berwenang setempat menemukan saya dan mulai melecehkan saya. Mereka bahkan pergi ke Shanghai dan melecehkan kedua putri saya, suamidan anak-anak mereka. Para agen menginginkan mereka menandatangani pernyataan atas nama saya untuk melepaskan Falun Gong. Keluarga saya menolak.

Ketika para agen menelepon salah satu putri saya di tempat kerja, dia mengatakan kepada mereka, “Saya bekerja di perusahaan AS. Jika anda datang ke sini, saya mungkin juga akan memperkenalkan anda kepada komunitas internasional." Mereka mengancam cucu-cucu saya, memberi tahu mereka bahwa karena saya berlatih Falun Gong, sekolah mereka mungkin akan mengeluarkan mereka.

Pada 4 September, pihak berwenang duduk di depan rumah saya dari jam 8 pagi sampai 10 malam. Mereka sering menggedor pintu dan membuat suara keras. Pada hari yang sama, mereka memutuskan listrik rumah saya. Saya terpaksa tinggal dengan menantu perempuan saya. Setelah mereka menyalakan listrik rumah saya pada 6 September, mereka mencoba memaksa saya menandatangani pernyataan dan menggeledah tempat saya, mengatakan, “Pemerintah melarang Falun Gong. Setelah anda menandatanganinya, anda akan baik-baik saja.”

Sekelompok orang memerintahkan tukang kunci membongkar kunci rumah saya dan membuka pintunya setelah saya menolak mereka masuk pada 21 September. Mereka mengobrak-abrik rumah dan menyita barang-barang saya. Mereka mengatakan akan mengembalikan barang berharga saya setelah mereka "memeriksanya", tetapi mereka tidak pernah mengembalikannya. Seorang petugas mengambil kunci saya sebelum membawa saya ke Kantor Polisi Yintanlu untuk menginterogasi saya.

Keesokan harinya, polisi memindahkan saya ke Kantor Polisi Liujiabao dan memaksa saya untuk menonton video yang memfitnah Falun Gong. Saya memejamkan mata. Polisi kemudian membawa saya ke sebuah kantor dan mengatakan pada saya bahwa saya harus menandatangani pernyataan untuk melepaskan Falun Gong hari itu. Mereka mulai mengutuk Falun Gong, Guru Li, dan leluhur saya. Dua pria muda memegang tangan saya dan mengambil sidik jari saya. Seorang wanita menandatangani nama saya di atas kertas dan memberi tahu saya bahwa sekretaris Komite Urusan Politik dan Hukum setempat akan memanggil untuk memvalidasi tanda tangan pada hari berikutnya. Saya tidak pergi.

Polisi menunggu saya di luar dan menangkap saya segera setelah saya meninggalkan apartemen pada 12 Oktober. Mereka masih ingin saya memvalidasi dokumen yang mereka tanda tangani setelah menempatkan saya di kantor komunitas. Mereka memutar video yang memfitnah Falun Gong, menaikkan volumenya, membuka mata saya, dan meneriaki saya agar saya menonton. Mereka mencubit saya dan mengutuk saya berulang kali.

Dari pukul 07.30 sampai 15.00 saya harus duduk diam di bangku kecil yang pendek. Pada suatu waktu, seorang pria bertubuh besar meninju bagian atas kepala saya dengan sangat keras sehingga saya jatuh dari bangku. Seseorang datang untuk memeriksa alat vital saya. Saya menderita hipertensi dan masalah jantung.

Dua wanita muda datang ke rumah putra saya pada 15 Oktober dan berkata bahwa mereka sedang melakukan sensus. Mereka ingin tahu apakah saya tinggal di sana. Keesokan harinya seorang petugas wanita dari Kantor Polisi Jianlanlu datang dan berkata bahwa anak saya harus difoto sebulan sekali. Ketika putra saya menolak, dia mengintimidasi dan mengambil fotonya.

Dua puluh menit kemudian, putra saya meninggalkan rumah dan langsung dikepung oleh tujuh petugas. Salah satunya adalah petugas wanita yang mengambil fotonya. Mereka ingin tahu apakah saya ada di apartemennya. Putra saya memberi tahu mereka, “Jangan pernah berpikir untuk membawanya. Dia berusia 80 tahun."

Empat hari kemudian, tiga orang datang ke rumah putra saya dan meminta untuk bertemu dengan saya. Ketika putra saya mengatakan pada mereka bahwa saya akan kembali ke Shanghai, mereka menuduh dia tidak melaporkan informasi tersebut. Kejahatan apa yang dia lakukan? anak saya bertanya. Mereka berkata, "Kami ingin mengambil foto ibumu setiap dua minggu sekali dan mendidiknya kembali di rumahmu."

Orang-orang ini, yang menduga menantu perempuan saya membawa saya kembali, mulai menyelidikinya.