(Minghui.org) Pada hari Sabtu, 12 Desember 2020, ratusan ribu warga Amerika sekali lagi berkumpul di Washington, D.C., menghadiri rapat umum dan pawai di National Mall, di luar Mahkamah Agung, dan di Freedom Plaza, untuk mengungkapkan tuntutan kuat mereka akan pemilu yang adil.

12 Desember 2020, ratusan ribu orang menggelar rapat umum besar di Washington, D.C., memprotes penipuan pemilu.

Anggota Kongres yang Terpilih: Keadilan dalam Pemilu Adalah Apa Yang Mendirikan Amerika

Bob Good, Perwakilan AS terpilih untuk Distrik Kongres ke-5 Virginia

Bob Good, anggota kongres terpilih untuk Distrik Kongres ke-5 Virginia, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan NTD bahwa dia menghadiri acara tersebut karena dia mendukung Presiden Trump. Dia berkata: “Dia adalah presiden terbaik yang pernah saya temui dalam hidup saya. Saya tidak tahu seorang presiden yang lebih pantas untuk dipilih kembali. Jadi saya di sini untuk mendukungnya dan saya juga di sini untuk mendukung integritas pemilu, untuk memastikan kita menghitung setiap suara sah dan kita menyelidiki setiap tuduhan pemungutan suara ilegal atau pemungutan suara yang tidak tepat."

Dia menyerukan penyelidikan penipuan pemilu. “Integritas pemilu adalah fondasi republik kita. Jika kita tidak memiliki integritas pemilu, bukan hanya pemilu ini tetapi pemilu mendatang, kita tidak memiliki republik. Jadi kita harus membasmi penipuan, kecurangan, pencurian.”

"Beberapa Pemimpin Bangsa Ini Tersesat"

Anggota Kongres Arizona, Mark Finchem

Perwakilan negara bagian Arizona, Mark Finchem, salah satu dari sembilan perwakilan yang menjadi tuan rumah sidang integritas pemilu pada 30 November, berkata pada rapat umum "Let the Church Roar," "Tampaknya, ada beberapa pemimpin bangsa ini yang tersesat. Mereka tidak mengerti. Bahkan, saya ingin memperkenalkan mereka kembali ke dokumen yang bertulisan 'We the People’ untuk membentuk persatuan yang lebih sempurna. Jadi, siapa yang menempatkan kami di kantor? Untuk siapa saya bekerja? Sepertinya ada beberapa orang yang telah melupakannya."

“Jadi ya, kami sudah mulai persidangan. Sebenarnya gubernur negara bagian menyebutnya hanya rapat. Tetapi pada akhirnya, itu untuk melayani konstituen kita, bukan untuk melayani pejabat terpilih yang tinggi dan perkasa. Kami menemukan kesaksian selama sebelas jam, berbicara tentang segala hal mulai dari ketidakwajaran pusat pemungutan suara hingga penipuan elektronik, pemungutan suara fraksional, hingga pemungutan suara fiktif.”

Dia meminta orang untuk berdoa kepada Tuhan. “Setan dan antek-antek akan diikat, agar penipuan ditemukan. Dan kami akan memiliki proses pemilihan yang transparan kembali di negara ini. Karena, sejujurnya, sekarang ini sama sekali tidak transparan. Kita sudah mendapatkan orang-orang di pengadilan dan di cabang eksekutif yang tidak ingin anda mengetahui kebenaran. Sudah saatnya kita mengungkapkan penyakit ini."

Komunis Tiongkok Ingin Menggunakan Marxisme untuk Menumbangkan Amerika

Dalam wawancara NTD lainnya, Frank Gaffrey, wakil ketua "Komite Bahaya Saat Ini: Tiongkok," menunjukkan bahwa Partai Komunis Tiongkok (PKT) adalah tangan hitam di balik penipuan pemilu. Dia mengatakan bahwa Amerika Serikat sedang menghadapi masalah internal dan eksternal. Dalam pemilihan, PKT ingin orang yang dapat mereka kendalikan - Biden - terpilih, untuk menggantikan orang yang tidak dapat mereka kendalikan dan kalahkan - Trump.

Gaffrey berkata bahwa kita harus mengidentifikasi PKT sebagai kelompok kriminal transnasional karena ini sifatnya. Ia memperbudak orang-orang Tiongkok, Hongkong, dan Mongolia. Ia mewujudkan ambisinya melalui inisiatif "One Belt One Road." Upayanya untuk menumbangkan AS dengan Marxisme harus digagalkan.

Dia berkata bahwa PKT menggunakan perang tak terbatas untuk menyerang AS, dengan mencuri pemilihan umum, melepaskan senjata biologis (virus PKT), menciptakan ketidakstabilan, menghasut kerusuhan dan revolusi jalanan, menghancurkan ekonomi, mencuri kekayaan intelektual, dan membunuh orang yang tidak bersalah. Tujuan dasarnya adalah untuk mengatur semua orang.

Dia mengatakan bahwa sebenarnya baik orang-orang dari Partai Demokrat maupun orang-orang Komunis Tiongkok tidak ingin jatuh ke dalam komunisme, dan sudah saatnya AS menjadi negara beriman lagi. Dia yakin bahwa Tuhan yang menentukan segalanya, dan dia berharap untuk melihat kelahiran kembali kebebasan. Tanpa kebebasan, kita tidak dapat bertahan hidup karena itu diberikan oleh Tuhan.

Berdiri dan Bersatu Untuk Memperjuangkan Kebenaran dan Kebebasan

Kimberley Fletcher, pendiri "Moms for America," adalah istri seorang pensiunan perwira militer. Dia berkata bahwa dia berjuang untuk masa depan yang lebih baik untuk delapan anak dan lima cucunya.

Dia mengakui bahwa ini adalah tahun yang sulit bagi keluarga Amerika, dan tahun kebebasan yang sangat buruk. Partai Demokrat menggunakan pandemi sebagai alat perebut kekuasaan dan menutup sekolah dan gereja. Mereka juga membatalkan pertemuan Thanksgiving keluarga Amerika, dan sekarang mencoba membatalkan Natal. Tapi "hak kita berasal dari Tuhan, bukan pemerintah."

“Kami berkumpul di seluruh wilayah untuk memastikan integritas suara itu. Kami telah dibanjiri oleh email dan panggilan telepon oleh para ibu, kami mendorong untuk keluar dan memberikan suara, bertanya, apakah suara kami dihitung? Bisakah kita mempercayai proses pemilihan lagi? Kita bisa jika kita tetap bersatu dan terus berjuang dalam pertarungan ini."

Fletcher mengatakan dia tidak memilih Trump pada 2016, tetapi dia dengan bangga memilih Trump pada 2020. “Karena dia adalah seseorang yang lebih peduli tentang Amerika daripada dirinya sendiri, bisnisnya, reputasinya sendiri. Dia bangun setiap hari dan berjuang untuk memperjuangkan nilai-nilai kita, prinsip-prinsip kita, yang menjadikan kita negara paling bebas di planet ini.”

Fletcher juga berkata, “Kami para ibu siap berperang. Kami siap untuk mempertahankan suara sah, tindakan yang sah, hak kami yang dilindungi secara konstitusional dalam cinta kami untuk Amerika. Kami tidak akan membiarkan pemerintah memecah belah kami. Kami tidak akan membiarkan mereka mencuri kebebasan kami. Kami tidak akan mengizinkan mereka mencuri suara kami. Dan kami tidak akan membiarkan mereka mencuri hari Natal. Ini bukan waktunya untuk menyesuaikan diri. Ini bukan waktu untuk menyerah. Ini bukan waktu untuk tidur. Kita perlu bersatu untuk kebenaran dan kebebasan. Kita mungkin kalah dalam beberapa pertempuran, tapi perang ini milik kita untuk dimenangkan."