(Minghui.org) Pada 10 Desember 2020, peringatan 70 tahun Hari Hak Asasi Manusia Internasional, praktisi Falun Dafa di Hong Kong melakukan protes damai di depan Kantor Penghubung Pemerintah Rakyat Pusat. Mereka meminta PKT (Partai Komunis Tiongkok) untuk segera mengakhiri penganiayaan dan membebaskan semua praktisi yang ditahan. Mereka menunjukkan bahwa PKT telah melanggar hak asasi manusia selama beberapa dekade. Reporter dari beberapa perusahaan media menyiarkan laporan langsung selama acara tersebut.
Pada Desember 2020, peringatan 70 tahun Hari Hak Asasi Manusia Internasional, praktisi Falun Dafa Hong Kong melakukan protes damai di depan Kantor Penghubung Pemerintah Rakyat Pusat. Liu Hui Qing, juru bicara Himpunan Falun Dafa Hong Kong berbicara selama acara.
Bukti Mengekspos Penganiayaan Kejam PKT
Liu Hui Qing, juru bicara Himpunan Falun Dafa Hong Kong berbicara selama acara dan berkata bahwa perilaku PKT semakin keterlaluan. “Tahun ini mereka menerapkan Hukum Keamanan Nasional, menghancurkan pemerintahan 'satu negara dua sistem' di Hong Kong. Ini membuat marah warga Hong Kong dan menimbulkan kekhawatiran internasional. Terlepas dari tanggapan komunitas internasional, PKT tidak mundur. Sebaliknya, dia memprakarsai penangkapan skala besar, anggota dewan legislatif yang didiskualifikasi, akun orang-orang dihentikan, dll, memperburuk pelanggaran hak asasi manusia di Hong Kong. ” Liu menunjukkan bahwa sekarang seluruh dunia dapat melihat sifat asli PKT.
Liu Hui Qing menambahkan, "Di masa lalu kebanyakan orang tidak percaya bahwa penganiayaan PKT terhadap praktisi Falun Dafa adalah benar. Sekarang PKT telah mulai memperlakukan warga Hong Kong sama seperti memperlakukan orang-orang di Tiongkok. Orang-orang yang baik hati di Hong Kong ditekan."
“PKT tidak lagi malu untuk menutupi tindakannya. Buktinya terungkap di depan mata orang-orang. Ini adalah bukti kuat dari penindasan dan penganiayaan kejam PKT terhadap praktisi Falun Dafa dan kelompok lain selama beberapa dekade rezim berkuasa."
Liu juga menunjukkan bahwa PKT telah mempengaruhi masyarakat Barat. “Ia mengekspor ideologi PKTnya untuk memiliki 'demokrasi sosial.' Hal ini menyebabkan kekacauan di Pemilu AS 2020, mengubahnya menjadi perang antara yang baik dan yang jahat. Kelompok politik ekstrem kiri dan iblis PKT di belakang mereka mencoba menggertak dan mencuri pemilu AS dengan kebohongan, merampas hak dan kebebasan orang-orang. Apa yang terjadi di A.S. persis seperti yang dijelaskan dalam artikel Editorial Sembilan Komentar, How the Spectre of Communism is Ruling Our World. 'Kejahatan telah mengambil alih dunia kita.' Bahkan AS yang dianggap sebagai pemimpin dunia bebas diserang dan hampir seluruhnya diduduki oleh PKT."
Liu Hui Qing mengatakan bahwa pada Hari Hak Asasi Manusia Internasional sebelumnya, mereka selalu mengadakan pawai dan pertemuan berskala besar. Namun karena pandemi virus corona, mereka hanya mengadakan pertemuan kecil, berharap menarik perhatian pada penganiayaan terhadap Falun Dafa. Dia menunjukkan bahwa peristiwa terkini menyoroti, "Pilihan setiap orang antara yang baik dan yang jahat." Dia menghimbau masyarakat untuk lebih memperhatikan masalah ini.
Menyerukan Diakhirinya Penganiayaan terhadap Falun Dafa
Praktisi Falun Dafa Zhou Sheng, berkata bahwa penganiayaan PKT terhadap praktisi telah berlangsung selama 21 tahun. Mantan kepala PKT Jiang Zemin, memprakarsai serangkaian kebijakan genosida yang diterapkan oleh rezim PKT. Ratusan ribu warga Tiongkok telah diculik, dipenjara, dihukum kerja paksa atau dicuci otak.
Praktisi Falun Dafa Zhou Sheng berpidato di rapat umum pada 10 Desember 2020.
Zhou menunjukkan bahwa kematian hampir 4600 praktisi Falun Dafa karena penganiayaan telah didokumentasikan - tetapi ini hanyalah puncak gunung es. Jumlah sebenarnya dari kasus praktisi yang terluka atau cacat karena berbagai jenis penyiksaan fisik dan mental terlalu banyak untuk dihitung. Puluhan ribu korban tak dikenal telah meninggal karena pengambilan organ hidup-hidup. Semua tindakan brutal yang dilakukan selama penganiayaan terhadap Falun Dafa telah menyebabkan penganiayaan menjadi salah satu bencana hak asasi manusia terbesar di abad ke-21.
Dia juga berkata bahwa PKT telah melakukan banyak kejahatan serius seperti penyiksaan dan genosida. Orang-orang yang berpartisipasi dalam penganiayaan ini dan tindakan kriminal ini suatu hari pasti akan dimintai pertanggungjawaban.
Mewakili praktisi Falun Dafa pada Hari Hak Asasi Manusia Internasional ini, Zhou Sheng menyerukan kepada semua orang untuk meningkatkan upaya mereka untuk menghentikan penganiayaan. “Menghukum pelaku utama yang memerintahkan penganiayaan ini, menghancurkan rezim PKT dengan cara damai, dan menyingkirkan ideologi PKT. Kita perlu menyoroti nilai-nilai universal umat manusia, pikiran yang baik dan hati nurani. Akhiri bencana hak asasi manusia di Tiongkok dan Hong Kong sehingga Tiongkok dan seluruh dunia dapat menuju masa depan yang cerah."
Latar Belakang
Sejak Juli 1999, jutaan praktisi Falun Dafa telah diculik dan dipenjarakan di Tiongkok tanpa prosedur hukum. Banyak dari mereka mengalami penyiksaan yang tidak manusiawi dan bahkan kehilangan nyawa dalam prosesnya. Pada Juli 2020, pada peringatan 21 tahun yang menandai dimulainya penganiayaan, Peter Kent, anggota senior Parlemen Kanada, Judy Sgro seorang anggota parlemen di Swedia dan Ann-Sofie Alm, memprakarsai aksi bersama untuk memanggil pejabat dari berbagai negara untuk menandatangani pernyataan bersama yang menyerukan kepada PKT untuk segera mengakhiri penganiayaan terhadap Falun Dafa.
Menurut publikasi berita oleh Pusat Informasi Falun Dafa New York, pada 10 Desember 2020, (Waktu Australia Selatan), lebih dari 900 pejabat dari 35 negara dan wilayah seperti Eropa, Amerika Utara, Timur Tengah, Asia dan Amerika Latin telah mengungkapkan keinginan mereka untuk berpartisipasi dalam aksi bersama untuk mengecam penganiayaan PKT terhadap Falun Dafa. Mereka menyerukan kepada PKT untuk segera menghentikan penganiayaan terhadap Falun Dafa.