(Minghui.org) Wu Juan asal Kota Fengcheng, Provinsi Liaoning, dijatuhi hukuman tiga setengah tahun penjara pada tanggal 27 Desember 2018, setelah ditahan di tahanan selama hampir satu tahun. Dia dikurung di Bangsal No. 5 Penjara Wanita Liaoning pada bulan Februari 2019.
Baru-baru ini dilaporkan bahwa dia telah dijadikan subjek “transformasi” secara paksa. Untuk membuat Wu berhenti berlatih Falun Dafa, para petugas dan tahanan yang menjalankan hukuman berbagai tuntutan kriminal telah berkolaborasi untuk menyiksa Wu secara tidak berperikemanusiaan.
Bertindak di bawah perintah para petugas, para tahanan ini memaksa Wu untuk berdiri sambil bekerja di workshop setiap hari. Setelah berjam-jam, dia dipaksa untuk berdiri di selnya hingga jam 9 malam. Saat Wu duduk, Zhang Rennan, seorang pencandu narkoba memukulnya dengan keji. Pada suatu kesempatan lain, Wu dibawa ke sebuah gudang di lantai dua di atas workshop, di situ Zhang Rennan dan seorang pencandu obat Hou Junli secara bengis memukulinya. Wu menderita sakit dada akibat pemukulan ini dan tidak bisa berjalan tegap. Dia juga tidak diperbolehkan mencuci wajahnya atau menyikat giginya.
Ilustrasi Penyiksaan: Menghantamkan kepala korban ke dinding.
Selain memukuli Wu, Zhang Rennan juga menuangkan air ke atas Wu saat dia berbaring di tempat tidur untuk menghalanginya tidur.
Penganiayaan ini masih terus berlangsung
Wu Juan adalah seorang yang baik dan menantu yang bertanggung jawab. Setelah suaminya meninggal dunia, dia terus merawat kedua mertuanya. Dia pergi ke area Hejiagou untuk membagi-bagikan lukisan dan booklet Tahun baru berisikan informasi mengenai Falun Dafa pada bulan Februari 2018. Dia dilaporkan ke kepolisian oleh kepala desa, Bu Jingkui, dan ditangkap oleh petugas Wu Zhipeng dan lainnya dari Departemen Kepolisian Fengshan.
Setelah Wu ditangkap dan ditahan, ayah mertuanya Liu Dianfang melayangkan sebuah tuntutan tertulis memohon untuk bertemu dengannya. Dia menulis:
“Setelah menantu wanita saya mulai berlatih Falun Dafa pada tahun 1998, dia menjadi seorang yang baik dan penuh perhatian. Dia menghormati mertuanya, sayang pada suami dan anak-anaknya, dan memperlakukan semua orang dengan baik. Dia dipuji dan dihormati oleh semua orang yang berinteraksi dengannya. Setelah penganiayaan terhadap Falun Dafa dimulai pada tahun 1999, dia dibawa ke kamp kerja paksa dan dijatuhi hukuman penjara.”
“Selama tiga tahun di penjara, istri saya sering menangis dan akhirnya meninggal dunia. Pada waktu menantu perempuan saya dibebaskan dari penjara, saya sudah tua dan sendirian, dengan tidak ada orang yang menjaga saya. Untuk merawat saya, dia tidak pernah menikah lagi (putra saya meninggal dunia beberapa tahun lalu).”
“Falun Dafa meminta setiap praktisi untuk menjadi orang baik yang hidup sesuai standar Sejati-Baik-Sabar. Ini adalah sebuah ajaran yang mengajari orang untuk menjadi baik, yang memberikan manfaat bagi masyarakat kita. Meski menantu saya dipenjara secara tidak adil, dia tidak pernah menaruh dendam apa pun terhadap petugas polisi yang memfitnahnya dan tetap optimis terlepas segala sesuatu yang telah dilakukan terhadapnya.”
“Tidak ada yang salah dengan berlatih Falun Dafa. Ia tidak melanggar hukum! Polisi seharusnya mengepung para penjahat, bukan membuang waktu mereka menangkap dan menahan orang baik. Adalah tugas kalian menghukum para penjahat dan memperkenalkan kebaikan. Mereka yang penuh integritas akan diberkati dan mereka yang menganiaya kebaikan sedang bertindak berlawanan dengan prinsip langit. Maka dari itu, saya berharap departemen kalian akan investigasi keluhan saya dengan serius dan membebaskan menantu perempuan saya.”
Akan tetapi, pada tanggal 27 Desember 2018. Wu dijatuhi hukuman tiga setengah tahun penjara oleh Pengadilan Fengcheng. Hari ini, Wu sedang dianiaya dengan berat di penjara karena keyakinannya yang teguh pada Falun Dafa.
Pihak-Pihak Yang Bertanggung jawab atas Penganiayaan terhadap Wu:
Tian Yu (田宇), pemimpin tim , Bangsal No. 5, Penjara Wanita Liaoning
Li Yan (李岩), kepala seksi, Seksi Edukasi.