(Minghui.org) Ketika wabah virus corona melanda Tiongkok dan seluruh dunia, seluruh praktisi Falun Dafa mendorong orang-orang untuk melafalkan dua kalimat, “Falun Dafa baik; Sejati-Baik-Sabar baik,” agar mereka tetap selamat di tengah bencana ini.
Falun Dafa atau dikenal sebagai Falun Gong, merupakan metode kultivasi jiwa dan raga berdasarkan prinsip Sejati-Baik-Sabar. Tak sedikit praktisi yang memiliki pengalaman ajaib telah sembuh dengan mengikuti prinsip Falun Gong dan melakukan lima latihan gerakan. Bahkan bagi mereka yang tidak berlatih Falun Dafa dapat melihat kesehatan mereka pulih hanya dengan melafalkan dua kalimat tadi.
Saya adalah praktisi Falun Dafa, berupaya mendorong orang-orang di sekeliling saya mengucapkan kalimat itu, terutama sejak virus corona merebak. Dua kisah di bawah ini merupakan pengalaman saya.
Kerabat Saya Sembuh dari Kanker Mulut
Saya punya seorang kerabat yang tinggal di daerah pegunungan. Saya jarang mengunjungi keluarganya, karena sarana infrastruktur dan transportasi yang tidak memadai.
Namun setiap kali melihatnya, saya selalu menyampaikan pesan agar dia mengingat “Falun Dafa baik; Sejati-Baik-Sabar baik.” Saya memberi tahu dia agar dia dan keluarganya sering-sering mengucapkan dua kalimat ini.
Tahun lalu dia didiagnosa menderita kanker mulut oleh dokter. Saya meneleponnya pada awal Desember untuk menyampaikan salam. Dia berkata pada saya bahwa dia telah sehat kembali.
Saya bisa mendengar dari suaranya yang besar dan jelas. Saat itu saya tidak terlalu lama menelepon karena ada hal yang perlu dilakukan. Dua hari kemudian saya meneleponnya lagi dan dia mengatakan kepada saya bagaimana dia sembuh.
Dia mengunjungi tiga rumah sakit di sebuah kota besar, tapi tidak ada yang membantu. Dua rumah sakit pertama mendiagnosa bahwa dia menderita kanker mulut tanpa melakukan tes, dan mereka menuntut deposit 120.000 yuan sebelum operasi dilakukan. Dia menolak dan beralih ke rumah sakit ketiga, yang menagih lebih dari 7.000 yuan untuk menurunkan kadar kolesterolnya tapi tidak untuk mengobati kanker mulutnya.
“Saya menderita selama dua bulan penuh,” katanya, “Saya tidak bisa membuka mulut saya dan sakit sekali untuk makan apa pun.”
“Apakah kamu tidak ingat untuk melafalkan dua kalimat yang pernah saya katakan?” tanya saya.
Dia berkata, “Saya melakukannya ketika saya teringat itu, dan kemudian saya merasa semakin baik.”
Memang, ketika dia berbicara pada saya di telepon suaranya besar dan jelas, bahkan semakin baik ketika saya meneleponnya pada bulan Desember. Saya berkata padanya untuk terus melafalkan dua kalimat itu dan menyuruhnya untuk memberitahukan orang-orang di sekitarnya yang ia sayangi. Dia berjanji akan melakukannya.
Kolega Saya Menyampaikan Pesan Penting pada Sepupunya
Kemarin saya pergi bekerja dan mengobrol dengan seorang rekan wanita yang baru kembali dari kota asalnya di Provinsi Sichuan. Dia berbicara mengenai keadaan yang tidak nyaman akibat karantina dan pemeriksaan suhu.
Saya berkata, “Mereka yang sedang mengukur suhu juga dalam bahaya besar. Ada banyak orang yang datang dan pergi. Situasi di sejumlah daerah sangat menakutkan. Ketika seseorang terinfeksi, semua orang di sekitarnya harus dikarantina.”
Dia setuju dan mengatakan bahwa suami sepupunya, seorang pegawai negeri bertugas memeriksa suhu rekan kerjanya setiap hari, tidak berani pulang ke rumah karena takut menulari istrinya, dan dia menginap di hotel.
“Pernahkah kamu mendengar tentang dua kalimat berharga, ’Falun Dafa baik. Sejati-Baik-Sabar baik?” tanya saya.
Dia berkata bahwa dia pernah mendengar kalimat itu sebelumnya tapi tidak percaya.
Saya berkata bahwa mengucapkan kalimat itu tidak akan membuat dia dalam bahaya bahkan jika dia tidak percaya pada keampuhannya. Sebaliknya, kalimat ini akan memberikan satu lagi pilihan agar tetap aman di tengah-tengah wabah mematikan, terutama saat banyak orang telah pulih setelah mengucapkan dua kalimat itu.
Dia setuju bahwa tidak ada salahnya untuk mengucapkan kalimat itu dan dia mencobanya.
Tak lama kemudian, saya mendengar dia berbicara di telepon. Saya berpikir dia menelepon sepupunya di Sichuan, karena mereka berbicara dalam dialek lokal yang tidak saya mengerti. Tetapi saya mendengar kata-kata, “Falun Dafa baik; Sejati-Baik-Sabar baik.” Dia pasti telah memberi tahu sepupunya untuk menyampaikan ke suaminya agar mengucapkan kalimat berharga itu.
"Kamu benar-benar peduli dengan sepupumu!" Saya berkata kepadanya setelah dia menutup telepon.
Dia tersenyum tanda sepakat.