(Minghui.org) Seorang guru sekolah menengah telah ditahan selama lebih dari sebulan karena menyampaikan ke orang-orang untuk melafalkan “Falun Dafa baik; Sejati-Baik-Sabar baik.” Polisi memaksa kejaksaan setempat untuk menyetujui penangkapannya.
Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, merupakanlatihan spiritual dan meditasi kuno dengan tiga prinsip universal, Sejati, Baik, dan Sabar. Karena popularitasnya, latihan ini telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak 1999.
Setelah pandemi virus corona merebak, Minghui.org telah menerima laporan tentang orang yang sembuh dari virus dengan melafalkan kalimat “Falun Dafa baik; Sejati-Baik-Sabar baik.” Berharap bisa membantu orang lain, Gao Jiuyun memasang stiker dengan informasi tentang kekuatan penyembuhan Falun Dafa yang manakjubkandalammelindungi orang-orangagar tetap aman di tengah pandemi. Karena hal ini, dia ditangkap.
Warga Kabupaten Quzhou, Provinsi Hebei ditangkap di rumahnya pada malam 18 Februari 2020. Polisi menyita materi Falun Gong dan menahannya di Pusat Penahanan kriminal Kota Handan No. 3.
Keluarga Gao pergi ke departemen kepolisian kabupaten untuk meminta pembebasannya, tetapi polisi bersikeras menahannya.
Gao adalah seorang guru matematika di Sekolah Menengah Eksperimental Quzhou. Dia telah memenangkan beberapa penghargaan untuk pengajaran dan manajemen kelasnya yang sangat baik.
Pada tahun 2006, seorang siswa sering menangis karena sakit kepala yang parah. Mengetahui bahwa banyak orang telah mengalami penyembuhan yang manakjubkan setelah melafalkan “Falun Dafa baik; Sejati-Baik-Sabar baik,” Gao menyarankan agar siswa mencoba melafalkan kalimat ini.
Setelah saudara perempuan siswa itu mendengar hal itu, dia melaporkan Gao ke polisi, mengakibatkan dia ditangkap pada 13 Juli 2006. Polisi menahan Gao di Pusat Pencucian Otak Handan selama sebulan dan mengenakan denda padanya.
Setelah Gao kembali ke sekolah, pimpinan sekolah melarangnya mengajar, tetapi ditugaskan sebagai pembantu rumah tangga di asrama siswa laki-laki selama lima tahun ke depan. Dia tidak mengeluh, dan membantu siswa menjaga asrama tetap bersih.
Pada tahun 2011, ketika sekolah kekurangan guru, ia dipindahkan kembali untuk mengajar siswa kelas 8. Ketika para siswanya menerima nilai yang sangat tinggi dalam ujian akhir, Gao diakui sebagai "Guru Teladan" di tingkat kabupaten.