(Minghui.org) Para praktisi Falun Dafa di Macau dengan tulus memperingati 21 tahun Aksi Damai 25 April pada sore hari tanggal 25 April 2020. Selama 21 tahun, para praktisi di seluruh dunia dengan gigih membangkitkan kesadaran akan penganiayaan Partai Komunis Tiongkok (PKT) terhadap Falun Dafa.
Para praktisi di Macau berkumpul bersama memperingati aksi damai yang dilakukan oleh para praktisi Falun Dafa di Tiongkok 21 tahun lalu.
Orang-orang membaca papan informasi dan mengambil foto.
Macau hampir terisolasi penuh dari dunia selama pandemi virus PKT ( juga dikenal sebagai coronavirus). Dengan tidak ada turis asal Tiongkok atau negara-negara lain, jalanan yang biasanya sibuk di depan Gereja St. Dominic kini menjadi sepi.
Para warga setempat selalu memperlakukan para praktisi Falun Dafa dengan baik. Selama pandemi ini, hanya 45 warga Macau yang terinfeksi. Virus ini tidak menyebar di dalam masyarakat, dan tidak ada yang meninggal dunia. Orang-orang kini kembali melakukan kegiatan normal, meski sekolahan masih ditutup.
Para praktisi di Macau membagi-bagikan materi informasi mengenai Falun Dafa dan penganiayaan sejak PKT mulai menganiaya ajaran spiritual pada tanggal 20 Juli 1999. Kebanyakan warga memberikan simpati dan dukungan mereka kepada para praktisi.
Karena para turis berhenti bepergian ke Macau setelah Tahun Baru Imlek 2020, para praktisi membagikan materi informasi kepada para warga setempat. Mereka membagi-bagikan informasi di jalanan, termasuk tabloid Edisi Special Virus PKT dan Minghui Weekly. Mereka menemukan bahwa banyak warga Macau yang telah bergabung dengan para Pioneer Muda (sebuah organisasi pemuda PKT) saat mereka masih anak-anak. Para praktisi menasihati mereka untuk mengundurkan diri dari PKT dan mengingat dua kalimat, “Falun Dafa Hao (baik)” dan “Sejati-Baik-Sabar Baik.”
Seorang pria muda mengeluarkan telepon selulernya dan memberitahu para praktisi, “Saya mengunjungi situs web kalian setiap hari. Saya merekomendasikannya kepada teman-teman saya.” Anak muda yang terus bertambah jumlahnya mengatakan mereka sering mengunjungi situsweb Minghui dan mendukung upaya para praktisi untuk membangkitkan kesadaran.
Seorang pria asal Hong Kong berhenti di Macau saat perjalanan pulang ke rumah. Dia memberikan jempol kepada para praktisi dan berkata, “Saya mendukung kalian!”
Lebih dari 100.000 pekerja asal berbagai kota di Tiongkok harus tetap berada di Macau karena mereka tidak bisa pulang ke rumah selama pandemi. Seorang pekerja asal Provinsi Shandong memberitahu seorang praktisi bahwa dia tinggal di Beijing selama Peristiwa Lapangan Tiananmen 1989. Dia berusia 19 tahun saat itu dan menyaksikan dengan matanya sendiri pasukan PKT membunuh para mahasiswa. Dia berkata bahwa dia tahu betul kejahatan PKT itu, dan dia bersama tiga pekerja lain setuju untuk mengundurkan diri dari PKT.
Banyak warga Macau berhenti untuk menyaksikan kegiatan para praktisi dan belajar mengenai kondisi terakhir dari penganiayaan. Para praktisi berkata mereka berharap semua orang di Macau dan di seluruh dunia bisa menghindari virus ini dan mendapatkan masa depan yang cerah.