Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Seorang Wanita Muda dengan Rakhitis, Penyakit Jantung, dan Asma Sembuh

13 Mei 2020 |   Oleh Feng Mei dari Timur Laut Tiongkok

(Minghui.org) Saya lahir di Timur Laut Tiongkok, di pedesaan. Saya lahir dengan penyakit jantung, asma dan banyak penyakit lainnya dan menghabiskan sangat banyak waktu di rumah sakit. Karena rumah sakit tidak memberi manfaat penyembuhan, orang tua saya mencoba berbagai cara penyembuhan, termasuk biksu dan tabib tradisional mengobati penyakit saya. Namun, kesehatan saya terus menurun. Di usia lima tahun, saya menderita rakhitis. Pergi ke sekolah rasanya seperti mimpi yang mustahil.

Seiring waktu, orang tua saya mulai lelah karena harus berurusan dengan masalah saya. Air mata kekecewaan dan kesepian terus mengalir. Ketika saya berusia tujuh tahun, saya dirawat dengan kondisi kritis. Uang yang ayah saya hasilkan sebagai seorang tukang batu jauh dari cukup untuk menutupi biaya pengobatan, dan dia memiliki banyak hutang. Suatu hari, seorang dokter menyatakan bahwa saya sudah tidak ada harapan dan meminta ayah saya untuk mempersiapkan pemakaman saya.

Di perjalanan menuju rumah, ayah saya menggendong saya di punggungnya, mendekati sebuah jembatan. Dia berkata kepada dirinya sendiri, “Karena dia akan mati, mengapa tidak saya jatuhkan saja dia ke dalam sungai?” Dia menghela nafas dan menyesali dirinya sendiri, “Namun ia adalah putri saya, jadi dia harus mati di rumah kami.” Setelah kembali ke rumah, saya dengan ajaibnya sembuh.

Pada bulan Oktober 1992, ketika saya berusia sembilan tahun, saya sekali lagi berada dalam kondisi kritis. Orang tua saya berkata kepada saya, “Kamu baiknya mati dengan sendirinya! Setelah kamu mati, kami akan bebas dan kamu juga akan bebas dari rasa sakit. Karena kamu cacat sekarang, kamu akan lebih menderita jika kamu tumbuh besar.” Karena saya merasa patah hati, saya merasa tidak ada alasan bagi saya untuk hidup di dunia, jadi saya pergi dengan bersusah payah ke sumur tua dan melompat ke dalamnya. Ketika saya berada di dalam sumur, saya mengapung dan tidak tenggelam, seakan-akan ada yang menyokong saya. Tetangga yang baik hati menarik saya dari sumur. Kemudian saya memohon kepada orang tua saya, “Biarkan saya hidup! Orang lain mungkin bisa hidup 100 tahun: Saya hanya minta 40 tahun.” Orang tua saya membalikkan badan mereka tanpa mengatakan sepatah kata pun. (1)

Untungnya, ketika saya berusia 16 tahun, saya menemukan Falun Dafa, dan hidup saya berubah. Pertama kali mendengar kata-kata “Falun Gong,” saya terkejut dan merasa gembira dan rasa senang memasuki hati saya. Saya berkata pada diri saya sendiri, “Karena sebentar lagi saya akan mati, saya akan berusaha sebaik mungkin untuk mempelajari latihan ini.”

Dalam proses saya berlatih Falun Gong, pipi saya berubah menjadi merah muda, saya belajar membaca dan menghabiskan buku Zhuan Falun sendiri. Berangsur-angsur dan tanpa terasa, punggung saya menjadi lurus dan kemudian penyakit lainnya menghilang. Saya menjadi wanita muda yang cantik. Perubahan saya mengejutkan semua yang mengenal saya dan menjadi topik pembicaraan populer di kota saya. Banyak orang menyaksikan kekuatan Dafa melalui perubahan saya.

Di tahun 2000 polisi setempat menangkap dan menyiksa saya dua kali untuk memaksa saya berhenti berlatih Falun Dafa. Saya mengatakan kepada mereka, “Saya seharusnya sudah mati dua kali. Dafa-lah yang telah menyelamatkan hidup saya. Saya tidak ragu untuk mempertaruhkan nyawa saya demi melindungi Dafa. Saya akan berlatih dengan teguh, bahkan jika kalian memukul saya hingga mati!”

Saya hanya ingin memberi tahu semua orang melalui pengalaman saya bahwa Guru dari Falun Dafa telah menyelamatkan banyak orang yang seputus asa saya sebelumnya! Guru telah memulihkan sangat banyak nyawa!

(1) Walaupun ilegal bagi orang tua untuk memaksa putrinya untuk bunuh diri, tidak jarang situasi seperti itu terlihat di Tiongkok. Terutama di daerah pedesaan, orang tua masih lebih menghargai anak laki-laki daripada anak perempuan. Juga karena kebijakan pengendalian kelahiran yang kejam yang dipaksakan oleh pemerintah Tiongkok, banyak bayi perempuan yang ditinggalkan atau bahkan dibunuh oleh orang tua mereka. Petani di Tiongkok tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk biaya medis mereka, dan kebanyakan dari mereka tidak mendapatkan asuransi kesehatan. Petani dengan penyakit kritis sering kali hanya bisa menunggu sembuh sendiri atau mati.