(Minghui.org) Praktisi Falun Dafa di Finlandia mengadakan aksi damai di depan Kedutaan Besar Tiongkok pada 25 April 2020, dengan khidmat memperingati Permohonan 25 April oleh lebih dari 10.000 ribu praktisi di Tiongkok 21 tahun yang lalu, dan meningkatkan kesadaran publik akan penganiayaan yang masih terus berlangsung.
Praktisi di Finlandia mengadakan aksi damai di depan Kedutaan Besar Tiongkok pada 25 April 2020.
Praktisi melakukan latihan Falun Dafa sebagai bagian dari kegiatan hari itu.
Praktisi Dong berkata, “Sepuluh ribu praktisi Falun Dafa di Tiongkok mengadakan permohonan damai pada tanggal 25 April, 21 tahun yang lalu untuk melindungi hak mereka untuk berkultivasi. Partai Komunis Tiongkok (PKT) menggunakannya sebagai alasan untuk melancarkan penganiayaan brutal. Saya berada di sini hari ini, menyerukan agar penganiayaan diakhiri dan meminta agar kebebasan berkeyakinan dipulihkan bagi rakyat Tiongkok."
Naza, praktisi Falun Dafa dari Italia berkata, “Saya berdiri bersama dengan praktisi Falun Dafa di seluruh dunia. Aksi kami menyerukan untuk mengakhiri penganiayaan, dan mengajak seluruh dunia untuk mengutuk kekejaman Partai Komunis Tiongkok."
Zhu Luoxin, berasal dari Provinsi Guangdong, Tiongkok, dipenjara oleh PKT selama sepuluh tahun, dan mengalami penyiksaan, kurungan isolasi, dan kerja paksa. Dia mengecam PKT karena menutup-nutupi wabah virus corona (sekarang sering disebut sebagai virus PKT). Dia menyerukan semua orang untuk melihat dengan jelas sifat sesungguhnya dari PKT.
Seorang warga setempat mengatakan bahwa dia tahu akan kekejaman PKT dalam mengambil organ dari praktisi Falun Dafa yang masih hidup. Dia menunjukkan bahwa PKT merugikan seluruh dunia, "Orang di seluruh dunia akan bersama-sama menuntut Partai Komunis Tiongkok. Saya tidak ragu tentang hal itu. Tidak ada yang akan melepaskan mereka begitu saja."
One man said he supported any effort against totalitarianism. “I’ll always stand on your side,” he said.
Seorang pria mengatakan dia mendukung segala upaya melawan totaliterisme. "Saya akan selalu berdiri di sisi kalian," katanya.
Seorang ibu muda mengatakan dia kehilangan pekerjaannya karena virus corona. Dia dan keluarganya tidak percaya statistik PKTmengenai wabah di Tiongkok.
Pasangan lansia juga mengatakan bahwa mereka tidak percaya angka resmi yang dirilis oleh PKT dan merasa pandemi itu disebabkan oleh PKT, "Itu memang virus PKT!"