Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Titik Awal Baru dalam Hidup Saya

2 Mei 2020 |   Oleh seorang praktisi Falun Dafa di Beijing, Tiongkok

(Minghui.org) 2020 telah menjadi tahun yang sangat malang, karena dunia telah menemui banyak malapetaka. Namun bahkan di tengah kejadian negatif ini, saya dapat menemukan sebuah titik terang dan memulai titik awal baru di hidup saya.

2019 yang Menyedihkan

Suami dan saya berusia 77 tahun. Seiring kami menua, kami telah mengalami banyak waktu sulit: kesehatan kami juga memburuk.

Suami saya, pernah suatu kali memiliki kondisi kronis. Dia telah meminum obat herbal Tiongkok dalam waktu lama, tidak ada dampaknya.

Pada tanggal 22 November 2019, dia telah dirawat karena anemia parah. Meski dia diperbolehkan pulang empat hari kemudian, kami harus menelepon ambulans untuknya pada tanggal 29 November. Hari itu, dia didiagnosa dengan penyakit paru obstruktif kronik.

Seminggu kemudian, kami membawanya pulang, namun dia tidak dapat selamat tanpa sebuah peralatan ventilator dan desinfeksi ozon. Barang-barang ini totalnya seharga lebih dari 30.000 yuan.

Meski saya lelah menjaganya sepanjang hari, kondisi saya sendiri juga tidak bagus setelah saya memiliki sejarah yang panjang akan tekanan darah tinggi dan penyakit jantung koroner.

Saya harap tahun yang menyedihkan ini berakhir dengan cepat dan tahun baru akan membawa keberuntungan yang lebih baik. Namun, hal terburuk terjadi pada saya di jam 10 malam pada tanggal 31 Desember. Saya tiba-tiba merasakan sakit di perut saya yang terus menguat, hingga suatu titik di mana saya tidak bisa tidur semalaman. Dengan suami saya dibatasi oleh kasurnya, saya tidak punya pilihan selain menelepon saudara perempuan saya, yang berusia 4 tahun lebih muda dari saya.

Saudara perempuan saya datang ke rumah di pagi hari dan membawa saya ke ruang gawat darurat. Seperti biasa, dia mengatakan pada saya untuk melafal “Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik” dan tinggal dengan saya setelah pengobatan saya selesai. Dia membawa saya pulang ke rumah siang harinya dan memasak makan malam untuk saya dan suami saya. Dia menjaga kami hingga esok siang.

Namun, mimpi buruk saya tidak berakhir. Dua hari kemudian, pada tanggal 4 Januari sekitar jam 11 malam, suami saya jatuh dari tempat tidur dan melukai punggungnya. Dia tidak berhenti berteriak karena kesakitan. Saya tidak tahu harus berbuat apa dan menelepon saudara perempuan saya lagi.

Sekali lagi ia mengesampingkan semua pekerjaannya dan datang ke rumah saya secepat mungkin.

Menjelajahi Arti Kehidupan

Ketika saya melihat kembali hidup saya, saya mau tak mau bertanya apa arti semuanya itu. Suami saya dan saya selalu disiksa dengan berbagai macam penyakit. Tidak hanya kami saja—banyak pasien keluar masuk rumah sakit, tak berdaya dan putus asa.

Terlebih lagi, kebanyakan uang yang suami dan saya tabung selama hidup kami dihabiskan untuk biaya rumah sakit.

Jadi bagaimana bisa situasi saudara perempuan saya sangat berbeda? Dia berusia 73 tahun, dan selama 23 tahun terakhir dia tidak meminum obat-obatan apa pun. Dia sangat sehat, optimis, baik, belas kasih dan berhati murni. Dia ada di samping saya setiap kali saya melewati waktu yang sulit dan dia akan selalu mengatakan pada saya, “Jangan berterima kasih kepada saya, orang yang seharusnya dihargai adalah Guru Li (pencipta Falun Dafa). Dia mengajarkan kami untuk mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar dan menjadi orang yang baik, untuk selalu menempatkan diri di posisi orang lain, dan memikirkan orang lain. Saya hanya mengikuti ajaran dari Guru saya.”

Saya menyadari bahwa Falun Dafa adalah alasan mengapa saudara perempuan saya selalu sehat, baik fisik dan mental.

Sebenarnya, saya dulu pernah berlatih Falun Dafa. Waktu itu, saya berlatih karena alasan kesehatan saja. Saya tidak memahami basis spiritual dari Falun Dafa, yang mengikuti tiga prinsip: Sejati, Baik, dan Sabar. Kemudian, ketika Partai Komunis Tiongkok melancarkan penganiayaan terhadap Falun Dafa, saya berhenti dan mulai berlatih Tai-Chi.

Berlatih Falun Dafa Lagi

Ketika saya menyadari bahwa Falun Dafa adalah kuncinya, saya mulai melakukan lima perangkat latihan dengan saudara perempuan saya. Yang mengejutkan saya, saya masih ingat semua gerakan. Saya rasa Guru masih menunggu saya.

Saya memikirkan tentang gastroenteritis yang saya dapatkan beberapa minggu yang lalu. Itu sangat berbeda dengan kondisi sama yang saya alami dulu. Meski setelah dua jam diberi infus, rasa sakit perut saya tidak membaik. Namun rasa sakit perut ini sangat aneh, seakan-akan saya dapat merasakan udara bersirkulasi berlawanan arah jarum jam di sekitar perut saya. Itu sangat sakit hanya ketika udaranya mencapai perut saya di bagian tengah. Selain itu, ia bisa ditoleransi.

Saya memiliki pikiran: Bagaimana jika saat ini, adalah Guru yang sedang membersihkan tubuh saya?

Seharian itu, saya tidak bisa makan apa pun; namun saya tidur dengan sangat baik di malam hari. Keesokan paginya, rasa sakit menghilang dan saya menjadi bersemangat. Saya benar-benar berubah dalam satu hari. Itu luar biasa.

Saya memutuskan untuk terus berlatih Falun Dafa karena saya secara pribadi merasakan betapa kuatnya itu. Sebagai tambahan, saya menyaksikan dari saudara perempuan saya, bisa betapa baik dan sehatnya seorang praktisi Falun Dafa.

Saya mungkin sangat terlambat dalam menyadari, namun lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Saya bertekad untuk terus berlatih: meski jika saya tidak berhasil mencapainya dalam hidup ini, saya ingin lanjut di hidup saya berikutnya.

Sejak saat itu, saya melakukan lima perangkat latihan setiap pagi, dan membaca Zhuan Falun kapan pun saya punya waktu. Dua minggu kemudian, tekanan darah saya kembali normal, sakit punggung dan kaki saya hilang, dan bisul di mulut yang saya miliki selama bertahun-tahun juga hilang. Rasanya luar biasa untuk benar-benar bebas dari penyakit.