(Minghui.org) Dalam budaya tradisional Tiongkok, wabah biasanya dipandang sebagai tindakan langit, sering kali adalah sebagai peringatan untuk perbuatan salah dan amoral di dunia.
Dikatakan di dalam cerita Taoist klasik Taipingjing: “Ketika Yin qi (energi negatif) menang melawan Yang qi (energi positif), keseimbangan menjadi terbalik, dengan roh, hantu dan makhluk jahat berkembang; ketika Yang qi terhambat, mereka beraksi di dunia manusia di siang hari, menyebabkan wabah yang tiada akhirnya.”
Dikatakan juga: “[Ketika wabah menyerang,] orang-orang baik akan secara alami terselamatkan, sedang yang jahat akan menderita sakit; keberuntungan baik atau malapetaka semuanya tergantung bagaimana seseorang bersikap.”
Jika manusia berhenti mengikuti jalur yang ditetapkan oleh dewa dan menjadi merosot, mereka akan secara alami melakukan lebih banyak hal jahat. Dan ketika mereka telah merosot hingga tingkat tertentu, mereka akan mendapatkan pembalasan karma.
Gao Panlong, pejabat pengadilan tingkat tinggi di Dinasti Ming, berkata di Gao Family Precepts, “Merefleksikan kekurangan anda akan membawa hal-hal baik; memperbaiki kesalahan anda akan menjauhkan anda dari kemalangan.”
Obat untuk Pandemi Wuhan
Pandemi Wuhan telah mengamuk di seluruh dunia selama berbulan-bulan terhitung hingga saat ini, dan di Tiongkok, jumlah infeksi tanpa gejala dan kasus kambuh terus meningkat, dengan risiko menjulangnya wabah kedua. Virus ini telah membunuh lebih banyak orang daripada SARS, dan sampai saat ini para ilmuwan belum menemukan obatnya.
Beberapa orang memegang pandangan bahwa pandemi muncul di Wuhan karena sebuah alasan: Wuhan adalah di mana PKT pertama kalinya membuat program TV yang memfitnah Falun Gong. Program ini memperdaya banyak orang di seluruh Tiongkok sebagai bagian dari kampanye propaganda untuk menggerakkan publik untuk mendukung kampanye penganiayaan yang termasuk hukuman penjara, penyiksaan, dan pembunuhan praktisi Falun Gong secara sistematis.
Orang-orang juga melihat bahwa negara-negara dan kawasan-kawasan yang mempunyai hubungan erat dengan PKT telah mengalami pukulan terparah dalam pandemi ini.
Melihat masalah ini dari perspektif ikatan karma, ketika orang-orang dekat dengan PKT, mereka akan terkena dampak dengan semua kejahatan yang telah dilakukan PKT. Jika ini yang terjadi, maka memutuskan hubungan dengan PKT mungkin adalah satu cara untuk tetap aman.
Berikut ini adalah kisah nyata yang terjadi baru-baru ini.
Penduduk Wuhan Secara Ajaib Sembuh dari Virus Korona
Ibu dari menantu perempuan seorang praktisi Falun Gong tinggal bersama keluarga anak laki-laki mereka di sebuah kompleks perumahan di Wuhan.
Suatu hari, ia mengalami gejala virus tersebut: demam, sulit bernafas dengan rasa sesak di dada, dan batuk kering.
Ia tidak mendapatkan tempat di rumah sakit, jadi ia dipaksa isolasi mandiri di rumah. Seluruh keluarganya ketakutan.
Praktisi meminta menantu perempuannya untuk mengatakan kepada ibunya untuk melafalkan “Falun Dafa baik. Sejati-Baik-Sabar baik” untuk membalikkan keadaan.
Ia melakukannya dan menelepon ibunya secara berkala untuk memantau keadaannya dan juga mendorongnya untuk mundur dari organisasi terkait PKT. Ia berkata kepada ibunya bahwa PKT telah melakukan banyak kejahatan terhadap kemanusiaan dan memutuskan hubungan dengan PKT akan melindunginya dari pembalasan karma.
Ibunya mundur dari PKT dan terus melafalkan dua kalimat itu.
Beberapa hari kemudian, gejala ibunya hilang dan ia sembuh.
Seluruh keluarganya sangat berterima kasih kepada Falun Dafa karena menyelamatkan nyawa ibunya, dan mereka masih melafalkan dua kalimat itu setiap hari.
PKT adalah Akar Penyebab Bencana dan Bencana Harus Diatasi dari Akarnya
Melihat sejarah, kita bisa melihat bahwa penganiayaan Umat Kristiani di Kekaisaran Roma dan pemberantasan Ajaran Buddha oleh tiga kaisar Tiongkok keduanya menyebabkan bencana, baik dalam bentuk epidemi atau kematian awal kaisar yang mengeluarkan dekrit.
Sejak PKT merebut kekuasaan pada tahun 1949, sekitar 80 juta orang Tiongkok telah dibunuh dalam berbagai pembersihan dan pergerakan politik, seperti Reformasi Tanah (Menyingkirkan tuan tanah), Penumpasan terhadap Kontra-revolusioner (penghapusan agama dan kelompok agama), Lompatan Jauh ke Depan (menyebarkan kebohongan untuk menguji kesetiaan orang-orang terhadap PKT), Gerakan Anti-Kanan (menekan kaum intelektual yang menyuarakan pandangan mereka tentang bagaimana meningkatkan tata pemerintahan di Tiongkok), dan seterusnya.
Revolusi Budaya sepenuhnya merusak budaya tradisional Tiongkok dan nilai-nilainya.
Pada Pembunuhan Massal 4 Juni tahun 1989, PKT membantai ribuan pelajar muda yang menginginkan demokrasi dan penghentian korupsi birokrasi.
Jutaan Uyghurs di Xinjiang masih menjadi subyek penahanan dan pencucian otak secara paksa.
Orang-orang Tibet dan warisan budaya mereka telah ditindas oleh PKT selama lebih dari beberapa dekade, dan banyak yang telah kehilangan nyawa mereka berusaha mempertahankan budaya dan keyakinan mereka.
Ribuan orang-orang muda di Hong Kong telah “menghilang” atau “bunuh diri” dalam perlawanan mereka terhadap tirani PKT belakangan ini.
Puluhan juta praktisi Falun Gong masih dianiaya karena keyakinan mereka kepada prinsip universal “Sejati-Baik-Sabar,” dan praktisi yang tidak terhitung banyaknya telah mengalami penangkapan ilegal, penahanan, pencucian otak paksa, penyiksaan dan bahkan pengambilan organ hidup-hidup, “suatu bentuk kejahatan yang belum pernah terlihat di planet ini.”
Daftar kejahatan PKT terus bertambah, dan telah memperluas kejahatannya ke setiap sudut dunia.
Di beberapa dekade belakangan, khususnya setelah rezim PKT masuk ke dalam World Trade Organization (Organisasi Perdagangan Dunia), ia telah mengambil keuntungan dari pasar bebas internasional untuk mendorong setiap agendanya ke depan dan melebarkan pengaruh globalnya.
Bagaimana PKT mengambil keuntungan? Taktiknya termasuk produk dumping untuk memonopoli pasar, menjual tenaga kerja murah, mencuri kekayaan intelektual, merger dan akuisisi perusahaan asing menggunakan aset negara yang disamarkan sebagai perusahaan swasta, penyusupan komprehensif ke semua sektor komunitas internasional, penipuan, penyuapan, dan ancaman.
Rezim juga mendirikan Institut Konfusius dan Ruang Kelas Konfusius untuk memengaruhi pikiran kaum muda kita dan “Belt and Road Initiative” untuk memajukan strategi dominasi globalnya.
Proliferasi propaganda PKT di Barat telah secara efektif mengikis dan melemahkan nilai-nilai penting yang menjadi dasar keyakinan, cara hidup, kesejahteraan, dan aturan hukum kita.
Pengabaian yang dilakukan PKT terhadap kehidupan manusia selanjutnya diungkapkan oleh perilakunya sendiri selama pandemi Wuhan yang menghancurkan ini. Ia berbohong tentang sumber dan ruang lingkup infeksi dan mengambil peralatan APD secara global, menyebabkan kekurangan peralatan-peralatan sejenis untuk dokter dan perawat garis depan yang berjuang untuk menyelamatkan nyawa. Penyelewengannya mengubah infeksi yang dapat dibendung menjadi pandemi global yang telah menginfeksi jutaan dan membunuh puluhan ribu orang, belum lagi kehancuran ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya yang bisa lebih buruk daripada Depresi Hebat tahun 1930-an
Namun, PKT tidak pernah mengakui kejahatannya atau meminta maaf atas kesalahannya, baik kepada orang-orang Tiongkok atau orang lain di seluruh dunia yang telah menderita sebagai akibat dari perbuatan jahatnya. Alih-alih, ia terus memainkan tipu muslihat dan tipu daya, kepalsuan, dan ancaman dalam pergolakan terakhirnya untuk melepaskan diri dari tanggung jawab.
Kita Perlu Merenung dan Berpikiran Jernih
Ketika ilmuwan dan profesional medis dengan putus asa berusaha menemukan obat untuk virus korona, ini juga penting bagi orang-orang di seluruh dunia untuk melihat dengan jelas apa itu PKT dan untuk mencari dasar penyebab sebenarnya dari penderitaan manusia.
Sering kali, orang-orang masa bodoh ketika terjadi ketidakadilan dan pelanggaran hak asasi manusia yang tidak dapat mereka lihat atau yang tidak berdampak langsung pada kehidupan mereka sendiri, terutama ketika kepentingan pribadi dipertaruhkan. Ini adalah salah satu celah utama yang diambil PKT dalam mendorong dominasi globalnya.
Pemimpin hak-hak sipil Martin Luther King Jr. pernah berkata, "Ketidakadilan di mana pun merupakan ancaman bagi keadilan di mana pun." Pelajaran dari sejarah perlu dipelajari, dan sekarang kita berada di tengah pelajaran lainnya.
Sudah saatnya hantu jahat PKT ditelanjangi sepenuhnya untuk dilihat semua orang. Ia harus dimintai pertanggungjawaban atas semua kejahatannya terhadap kemanusiaan, dan harus dicabut sepenuhnya.
Pada saat yang sama, kita perlu merenungkan dan bertanya pada diri sendiri, "Bagaimana umat manusia membiarkan PKT untuk menyakiti orang begitu lama?" Jika gagal melakukannya, kita mungkin akan mengalami lebih banyak bencana serupa di masa depan.
Sementara pandemi adalah krisis yang menghancurkan, ia menawarkan kita kesempatan untuk bercermin dan membangun kembali dunia yang didasarkan pada nilai-nilai moral, kebebasan beragama, dan aturan hukum. Ini mungkin adalah obat fundamental untuk pandemi.