(Minghui.org) Saya menjadi guru sekolah menengah setelah lulus dari perguruan tinggi pada tahun 1987. Pada tahun 1992, saya memenangkan penghargaan peringkat pertama di antara guru-guru terkemuka di daerah ini. Selama bertahun-tahun saya diberikan beberapa penghargaan dan tanda kehormatan. Saya dianggap sebagai ‘guru top’ di mata kolega dan murid saya.
Seiring kemasyhuran saya sebagai guru, ego dan temperamen saya juga meningkat. Terkadang saya menjadi sangat marah sehingga saya meneriaki siswa-siswa saya. Pada kesempatan lainnya saya tiba-tiba meninggalkan ruang kelas dan hanya kembali ketika para siswa meminta maaf kepada saya.
Saya hanya peduli dengan apa yang ingin saya ajarkan, terlepas dari kemampuan atau usia siswa. Singkatnya, saya egois dan tidak pernah mempertimbangkan perasaan orang lain. Rekan-rekan dan siswa saya menganggap saya "angkuh." Saya benar-benar percaya bahwa saya lebih baik daripada orang lain.
Saya mulai sering menderita sakit kepala, susah tidur, dan penyakit Meniere.
Pada Januari 1997, saya menemukan buku Zhuan Falun, buku panduan Falun Dafa, dari ibu saya dan mulai membacanya. Saya belajar mengapa orang menderita penyakit dan mengapa saya selalu ingin tahu tentang Buddha dan dewa. Saya merasa beruntung telah menemukan latihan kultivasi yang sejati dan seorang guru untuk membimbing saya.
Mendidik Sebagai Ganti Mengajar
Semakin saya membaca, semakin saya menyadari betapa baiknya Fa. Pikiran saya menjadi jernih dan pekerjaan menjadi mudah. Saya merasa segar dan ceria setelah melakukan latihan setiap pagi. Saya mulai menyalin dan menghafal ajaran Guru Li. Semua ketidaknyamanan fisik saya hilang, dan pandangan hidup saya menjadi positif.
Saya mulai melihat siswa saya secara berbeda: mereka bukan hanya siswa saya tetapi juga jiwa-jiwa yang membutuhkan belas kasih saya.
Selain mengajarkan pengetahuan buku teks kepada siswa, saya menambahkan prinsip-prinsip Dafa. Setiap kali saya mengajar, saya teringat senyum belas kasih Guru. Sikap dan nada suara saya melunak. Saya dapat berbicara dengan tenang kepada siswa yang nakal. Kami bahkan menjadi teman.
Guru berkata,
“Dapat membedakan yang benar dan yang sesat, memperoleh ajaran sejati, meringankan tubuhnya, memperkaya kebijakannya, memperteguh hatinya, menumpang perahu Fa dengan tenang tenteram.” (“Kesadaran,” Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju I)
Fa memberi saya kebijaksanaan. Saya jarang perlu melakukan persiapan kelas. Melihat sekilas buku pelajaran sudah cukup bagi saya untuk mengetahui apa yang akan saya ajarkan hari itu.
Kelas saya hidup, dan siswa saya santai dan puas. Putri kepala sekolah kami dan keponakan ketua yayasan adalah siswa saya. Orang tua mereka mengatakan bahwa anak-anak mereka dapat menyelesaikan tugas sekolah mereka dan nilai ujian mereka selalu di atas 90-an.
Pada akhir setiap tahun ajaran, siswa mengirimkan komentar tentang guru mereka. Setelah saya mulai berlatih Falun Dafa pada tahun 1997, saya selalu dinilai sebagai “guru paling ramah.” Administrasi sekolah dan para guru lainnya memuji kepribadian saya yang santai dan kemampuan profesional saya.
Dua tahun berturut-turut, departemen saya menominasikan saya untuk penghargaan “Guru Luar Biasa.” Saya memberikan penghargaan yang seharusnya saya dapatkan kepada lebih banyak guru senior. Saya lebih bahagia ketika saya menempatkan orang lain di atas diri saya dan tidak mencari ketenaran.
Pada tahun 1999, Partai Komunis Tiongkok (PKT) mulai menyerang dan memfitnah Dafa. Sekolah ingin mencalonkan saya lagi untuk penghargaan “Guru Luar Biasa.” Saya harus menyerahkan foto berukuran lima kali lima sentimeter untuk diletakkan di papan pengumuman.
Malam itu di rumah, saya berpikir: “Dafa memberi saya kesehatan dan membantu saya menjadi guru yang lebih baik. Dafa juga memberi saya kebijaksanaan, sehingga saya tidak hanya memberikan pengetahuan tetapi juga prinsip-prinsip yang baik kepada siswa saya. Mereka yang mengenal saya menyetujui saya dan menghargai saya. Saya harus mengakui Dafa, karena Dafa menjadikan saya diri saya.” Saya menulis “Praktisi Falun Dafa” di foto saya dan menyerahkannya pada hari berikutnya.
Wakil kepala sekolah tidak senang: “Anda adalah guru yang baik sebelum anda berlatih Falun Dafa.” Saya menjawab, “Sebelum mulai berlatih Falun Dafa, saya mengeluh tentang pekerjaan saya. Setelah saya mulai berlatih, saya melakukan pekerjaan saya tanpa mengeluh.”
Wakil kepala sekolah diam. Ketua berkata, “Jika anda harus melakukan ini ...” Ketua menyiratkan bahwa mereka takut untuk memasang foto saya, bahwa jika mereka melakukannya, penghargaan “Guru Luar Biasa” saya mungkin akan dicabut.
Saya berkata dengan percaya diri, “Ini akan baik-baik saja. Saya hanya ingin anda tahu bahwa saya menjadi guru yang baik karena saya berlatih Falun Dafa.” Ketua mengangguk.
Saya ditahan pada tahun 2000 karena berbicara tentang penganiayaan Falun Dafa kepada orang-orang di depan umum. Para penjaga di pusat penahanan memberi tahu saya berkali-kali, “Pejabat dari sekolah anda sangat memuji anda.”
Pusat penahanan kemudian memerintahkan manajemen sekolah saya untuk menahan saya di dalam sekolah. Guru-guru lain bergiliran menjaga saya. Mereka berkata, “Siswa-siswa anda terus bertanya kapan anda akan melanjutkan mengajar.”
Hari pertama saya kembali, seorang guru memberi tahu saya, “Siswa anda ingin memberi kejutan kepada anda. Mereka tidak akan memberi tahu saya apa itu.” Begitu saya masuk ke ruang kelas, saya disambut tepuk tangan meriah. Semua siswa berdiri dan berkata serempak, “Selamat datang kembali ke kelas!” Papan tulis dihiasi dengan kaligrafi yang indah, “Selamat datang, Guru!”
Setelah saya mengucapkan terima kasih kepada para siswa atas sambutan hangat mereka, saya memberi tahu mereka mengapa saya pergi dan kebenaran di balik penganiayaan terhadap Falun Dafa. Mereka mendengarkan dengan diam. Saya merasakan tekanan dan kesedihan mereka.
Saya Menjadi Guru Les Privat
Saya kemudian dikirim ke kamp kerja paksa karena memohon bagi Dafa di Beijing. Sekolah memecat saya.
Setelah saya dibebaskan dari kamp kerja paksa, mantan kolega, teman, dan keluarga saya membawa banyak siswa kepada saya untuk dididik setelah jam sekolah. Begitulah cara saya menjadi guru privat. Saya menjaga mereka dengan baik. Banyak dari mereka mengetahui kebenaran tentang Dafa dan diberkati.
Seorang siswa kelas delapan datang ke saya untuk les. Selama pelajaran kami, saya memberi tahu dia tentang kebaikan Falun Dafa. Dia mendengarkan dan mengundurkan diri dari organisasi yang berafiliasi dengan PKT yang dia ikuti di sekolah. Hasil ujian tengah semesternya sangat tinggi. Ibu siswa datang menemui saya dan meminta maaf karena tidak datang menemui saya secara langsung. Dia ingin berterima kasih kepada saya atas kemajuan putrinya. Saya juga memberi tahu ibu itu kebenaran di balik penganiayaan.
Seorang siswa datang dengan ayahnya. Ayahnya mengeluh bahwa gurunya tidak berdedikasi, jadi orang tua harus membayar biaya tambahan untuk kelas setelah sekolah. Nilai putrinya masih belum membaik.
Saya memahami kekhawatirannya dan tahu dia tidak ingin menghabiskan uang tanpa melihat hasil apa pun.
Saya memberi tahu mereka tentang Falun Dafa. Selanjutnya, saya menunjukkan di mana dan bagaimana putrinya harus memfokuskan upaya studinya. Saya berpikir, “Bahkan jika dia tidak datang ke saya untuk les, setidaknya dia harus mendapatkan sesuatu dan mereka akan tahu praktisi Dafa adalah orang baik.
Ketika mereka pergi, saya mengingatkan ayah itu untuk membicarakan dengan putrinya dan tidak memaksanya untuk les.
Kemudian di hari itu ayah siswa itu menelepon. Dia mengatakan putrinya ingin belajar dengan saya. Dia suka menari, jadi saya menunjukkan video dari pertunjukan Shen Yun. Nilai gadis itu meningkat dengan sangat cepat. Suatu hari ketika ibunya datang untuk menjemputnya, ibu itu mengatakan kepada saya, “Dia memuji anda di rumah sepanjang waktu. Dia sangat menyukai anda!” Sang ibu juga tahu bahwa Falun Dafa baik.
Setiap kali ibu murid lain datang menjemputnya, dia akan berkata: “Anak kami sangat menyukai anda. Biaya anda rendah namun anda sangat berdedikasi. Kami sangat berterima kasih kepada anda.”
Saya berbicara dengan orang tua tentang Falun Dafa dan memberi mereka DVD tentang penganiayaan. Di akhir sesi les, sang ayah bersikeras membayar saya lebih. Dia meninggalkan uang itu dan berlari begitu cepat sehingga saya tidak bisa mengejarnya.
Saya mengajari seorang anak lelaki yang orang tuanya sangat sibuk dengan pekerjaan. Dia kesepian dan tidak berminat belajar. Kami mengobrol selama pertemuan. Saya menyemangatinya dan memberi tahu dia tentang Falun Dafa.
Bocah itu terbuka kepada saya. Dia meminta saya untuk mengajari dia latihan dan cara menghindari firewall PKT. Ibunya berkata dia menulis, “Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik” di dinding rumah.
Perubahan positif tiba-tiba terjadi pada bocah ini. Nilai-nilainya cepat meningkat dan dia menjadi ceria. Saya tahu perubahan positifnya itu adalah berkat Dafa.
Murid-murid saya berkisar dari anak-anak prasekolah hingga sekolah menengah. Mereka semua suka berbicara dengan saya karena saya bisa melihat sesuatu melalui mata mereka. Saya memberikan mereka dorongan sebagai teman. Saya berharap untuk membangkitkan sifat murni mereka dan menunjukkan kepada mereka keindahan Sejati-Baik-Sabar.
Seorang siswa kelas tiga pernah mengatakan kepada saya, “Guru, anda sangat baik, seperti seorang Buddha.”
Saya berterima kasih atas semua kesempatan yang telah diatur Guru untuk peningkatan saya. Saya juga bersyukur bahwa Guru telah membawa orang-orang yang ditakdirkan ini kepada saya.
Terima kasih, Guru, atas penyelamatan belas kasih Anda!