Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

[Merayakan Hari Falun Dafa Sedunia] Guru Memberi Saya Keluarga yang Bahagia

29 Mei 2020 |   Oleh praktisi Falun Dafa di Wilayah Otonomi Guangxi Zhuang, Tiongkok

(Minghui.org) Saya beruntung menemukan Falun Dafa pada Januari 1999 ketika saya berada pada titik terendah dalam hidup saya. Ketika saya berusaha untuk hidup dengan prinsip-prinsip Dafa Sejati-Baik-Sabar, hidup saya mengalami transformasi yang luar biasa.

Keluarga Saya Sebelum Berlatih Falun Dafa

Saya memiliki kehidupan yang tidak menyenangkan karena hidup dengan keluarga suami saya. Saya bahkan berpikir tentang perceraian dan bunuh diri, namun gagal dan menyebabkan hubungan dengan suami saya dan keluarganya dipenuhi dengan kebencian dan dendam.

Dalam tiga bulan perkawinan saya, suami saya mulai sering pergi dengan teman-temannya dan jarang tinggal di rumah atau mengurus urusan keluarga, apalagi memedulikan saya. Kami memiliki belasan hektar tanah untuk dikerjakan. Suami saya tidak pernah melakukan apapun terhadapnya. Ayah mertua saya adalah seorang dokter pengobatan tradisional Tiongkok, dan ia menghabiskan sebagian besar waktunya merawat pasien. Ibu mertua saya menderita berbagai penyakit.

Dalam masyarakat patriarki lebih dari tiga puluh tahun yang lalu, mertua saya memanjakan putra mereka (suami saya) dan saya harus bekerja di ladang bersama tiga saudara perempuannya. Walaupun saya hamil pada saat itu, saya hanya bisa beristirahat selama setengah hari ketika saya merasa sangat tidak nyaman. Khawatir orang lain dalam keluarga akan memandang rendah saya, saya tetap bertahan dan dengan susah payah terus bekerja di ladang. Tidak ada yang akan mengasihani saya atau bahkan peduli dengan apa yang saya rasakan. Sejak saat itu, saya mulai menyimpan dendam terhadap suami saya dan keluarganya.

Suami saya tidak memenuhi kebutuhan keluarga; malahan dia mengambil uang simpanan saya. Ketika saya menyembunyikan uang itu, dia akan mencari di seluruh rumah dan selalu menemukannya. Ketika ia mengambil semua uang itu, saya bahkan tidak bisa membeli produk-produk higienis dasar wanita. Suatu hari ibu saya memberi saya tiga yuan dan tujuh puluh sen yang telah dia tabung ketika saya pergi mengunjunginya. Saya menyembunyikannya di bawah semua pakaian di lemari saya, hanya untuk diambil suami saya dan digunakan untuk mentraktir teman-temannya untuk berpesta (uangnya kurang lebih senilai lima puluh yuan hari ini).

Ketika saya melahirkan putra pertama saya, suami saya tidak mau masuk kamar. Dia berdiri di luar ruangan dan hanya melihat, kemudian pergi. Setelah putra kedua saya lahir, ia menjadi sekretaris Partai Komunis Tiongkok di kota setempat, yang membuatnya semakin sombong. Dia mulai berpakaian bagus dan berjalan di sekitar kota seperti VIP. Meskipun dia mendapat gaji, dia terus menghabiskan semua uangnya untuk makan di luar tanpa memerhatikan saya dan anak-anaknya. Kelakuannya itu memperdalam dendam saya padanya.

Ketika putra bungsu saya berusia lebih dari satu tahun, suami saya menjadi kepala divisi penjualan di sebuah pabrik kembang api. Dia membawa saya dan dua putra kami untuk tinggal di dekat pabrik, jauh dari orang tuanya. Saya tidak lagi harus bekerja di ladang dan berpikir akhirnya saya bisa menjalani kehidupan yang lebih baik. Namun, dia meminta saya untuk bekerja di pabrik dan “mewakili saya” mengambil upah, dengan alasan bahwa saya buta huruf dan tidak dapat menandatangani nama saya pada slip gaji. Saya akhirnya bekerja tanpa bayaran sementara dia menghambur-hamburkan uang saya.

Terjadi pada akhir 1980-an dan awal 1990-an, ketika PKT mempromosikan reformasi ekonominya dan kebijakan pintu terbuka. Pemerintah, terutama polisi, memiliki andil besar dalam bisnis ilegal, seperti perjudian, pelacuran, dan narkotika. Suami saya selalu ke tempat pelacuran secara rutin.

Suatu hari, orang dalam yang baik hati memberi tahu saya, "Suamimu berjudi dan memiliki wanita simpanan di belakangmu." Saya terkejut, karena ini adalah pertama kalinya saya mendengar itu. Setelah dia pulang malam itu, saya tidak membuat keributan. Sebaliknya, saya bertanya kepadanya apakah itu benar. Yang mengejutkan saya, dia tampak marah, tidak mengaku, dan berusaha memukul saya.

Kemudian, dia menulari saya dengan penyakit menular seksual. Dia kemudian beralih taktik, mengakui kesalahannya dan memohon pengampunan saya. Saya tidak bisa memberi tahu siapa pun tentang itu karena itu adalah aib bagi saya. Jika kerabat dan teman saya mengetahuinya, mereka akan mengkhawatirkan saya. Saya bahkan tidak berani ke dokter dan hanya minum obat yang didapat suami dari ayahnya. Penyakit seksual yang menyiksa membuat saya merasa dirugikan dan terhina, menangis dan bertanya-tanya mengapa hidup saya begitu menderita. Saya kemudian mempertimbangkan untuk bunuh diri.

Suatu hari, diliputi oleh kebencian, saya mengambil pisau dapur dan berusaha memotong jari suami saya. Dia berlari kembali ke rumah orang tuanya untuk bersembunyi. Ketika saya memberi tahu ibu mertua saya tentang situasi dan penderitaan saya, dia menuduh saya menabur perselisihan dalam keluarga. Ketika saya membawa kasus saya ke saudara ipar perempuan saya, dia mengatakan saya menyebarkan desas-desus. Kurangnya dukungan membuat saya semakin kesal.

Akhirnya saya kehilangan kepercayaan pada suami dan keluarganya. Saya berkata pada diri saya sendiri, “Jika saya bunuh diri, apa yang akan terjadi pada anak-anak saya? Jika suami saya menikah lagi, anak-anak saya akan lebih menderita di bawah ibu tiri." Jadi saya memutuskan untuk bercerai dan membawa anak-anak saya. Tetapi suami saya tidak setuju untuk bercerai, apa pun yang terjadi. Penderitaan dan keputusasaan benar-benar membuat saya gila.

Keluarga Saya Setelah Berlatih Dafa

Hidup saya mengalami perubahan ketika seorang kerabat memperkenalkan saya pada Falun Dafa pada Januari 1999.

Saya memiliki banyak saudara kandung, dan keluarga kami miskin ketika kami tumbuh dewasa. Sebelum saya bisa menyelesaikan kelas tiga, saya harus berhenti karena keluarga saya tidak mampu membayar uang sekolah. Saya menjadi buta huruf, tidak bisa menulis nama saya sendiri dengan benar atau mengerti bahasa Mandarin.

Ketika saya awalnya bergabung dengan kelompok belajar, saya memegang buku Zhuan Falun tetapi tidak bisa membaca apa pun di dalamnya. Rekan-rekan praktisi menyemangati saya, “Jangan khawatir. Anda dapat mendengarkan orang lain terlebih dahulu. Guru akan membantu anda, dan lambat laun anda akan bisa membaca buku itu.”

Jadi saya terus bergabung dengan kelompok belajar setiap malam dan melakukan yang terbaik untuk mendengarkan seiring saya mengikuti halaman demi halaman. Saya juga mendengarkan dengan seksama ketika rekan-rekan praktisi berbagi pengalaman kultivasi dan pemahaman mereka.

Karena pembacaan dilakukan dalam bahasa Mandarin dan berbagi pengalaman diadakan dalam dialek lokal, saya awalnya belajar manfaat dari berlatih Dafa dari berbagi pengalaman dengan orang lain. Saya belajar bahwa Falun Dafa mengajarkan orang untuk bersikap baik dan perhatian. Saya belajar bahwa kehidupan saya yang keras kemungkinan akibat dari perbuatan buruk yang telah saya lakukan di kehidupan sebelumnya.

Saya menyadari bahwa semakin seseorang berbuat kejahatan, semakin banyak penderitaan yang harus dialaminya kemudian karena semuanya harus dibayar kembali. Karena itu, satu-satunya jalan menuju kehidupan yang bahagia adalah menjadi orang yang baik. Saya semakin dekat dengan ajaran Dafa hari demi hari. Semakin saya mendengarkannya, semakin saya ingin belajar lebih banyak.

Suatu malam saat sedang membaca buku bersama. Tiba-tiba, saya menyadari saya bisa mengenali beberapa karakter. Saya menanyakan orang lain apakah saya membaca beberapa karakter itu dengan benar. Mereka mengatakan kepada saya, “Anda benar. Anda bisa membaca sekarang." Saya berkata, "Masih banyak karakter yang harus dipelajari." Mereka mendorong saya, “Ini jelas merupakan awal yang baik. Anda akan meningkat dengan cepat mulai sekarang."

Hebatnya, saya bisa membaca lebih banyak kata hari demi hari. Setelah lebih dari sebulan, saya bisa membaca seluruh buku dengan orang lain. Betapa bahagianya! Saya tidak bisa mengungkapkan seberapa senangnya perasaan saya saat itu. Guru mengubah saya menjadi orang yang berpendidikan. Saya tidak bisa berhenti berterima kasih kepada Guru dalam hati saya.

Saya menghabiskan hari-hari berikutnya dalam kebahagiaan yang luar biasa. Semua rasa sakit dan penderitaan menjadi bagian dari masa lalu. Pikiran saya damai, dan saya mulai tersenyum sepanjang waktu.

Keluarga saya, termasuk suami saya, semuanya terkejut melihat perubahan saya yang luar biasa. Saya memberi tahu mereka, "Ini adalah hasil dari latihan Falun Dafa. Dafa mengajarkan saya untuk menjadi orang yang bermoral tinggi sesuai dengan prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar. Hanya dengan menjadi orang yang lebih baik seseorang dapat menemukan makna dalam hidup dan bertanggung jawab kepada keluarga mereka. Saya telah berlatih Dafa selama sekitar satu bulan, dan sekarang saya sudah bisa membaca.”

Melihat perubahan saya, ibu mertua, tiga saudara ipar, dan bahkan suami saya ingin berlatih Dafa juga. Seluruh keluarga kami mulai pergi ke tempat latihan bersama.

Saya tidak pernah membayangkan bahwa mertua saya, yang sangat saya benci di masa lalu, bisa menjadi rekan praktisi. Sungguh perubahan yang mengguncang dunia, dan betapa luar biasa berkah ini! Kebaikan Guru dan kekuatan Dafa benar-benar termanifestasi.

Melalui belajar Fa, saya mengetahui bahwa kesalahan suami saya adalah akibat dari kemerosotan moral masyarakat. Dia hanya seorang korban, jadi saya melepaskan kebencian saya dan ingin belajar Fa bersamanya. Hubungan kami berubah menjadi lebih baik. Dia juga menyesali kesalahannya di masa lalu dan menjauh dari judi, narkoba, dan prostitusi.

Tubuh kami dimurnikan, dan dalam beberapa bulan kesehatan kami menjadi baik. Kami bekerja di siang hari dan belajar Fa bersama di malam hari. Ketika pabrik kembang api bangkrut, saya mulai bekerja di sebuah toko jahit dan suami saya menjadi pengemudi ojek. Meskipun penghasilannya tidak banyak, dia melakukan yang terbaik untuk menafkahi keluarga.

Keluarga Dibangun Kembali Setelah Penganiayaan

Tepat ketika kami sedang menikmati indahnya berlatih dan kehidupan keluarga kami, mantan pemimpin Partai Komunis Tiongkok (PKT) Jiang Zemin meluncurkan penganiayaan terhadap Falun Dafa pada 20 Juli 1999. Propaganda memfitnah Guru dan Dafa menjadi keterlaluan.

Saya pergi ke Beijing untuk menentang ketidakadilan tetapi saya ditangkap dan dibawa ke kamp kerja paksa dua kali oleh Kantor 610 setempat (sebuah agen di luar hukum yang dibuat khusus oleh pimpinan PKT untuk menganiaya Falun Dafa).

Ketika saya dibebaskan dari kamp kerja paksa pada tahun 2005, saya mengetahui bahwa, di bawah tekanan besar dari polisi setempat, suami saya melepaskan latihan Dafa dan kembali ke kecanduannya sebelum ini. Putra bungsu saya akan masuk perguruan tinggi tetapi tidak memiliki uang untuk membayar uang sekolahnya. Untungnya, adik perempuan saya menyediakan beberapa ribu yuan untuk membayar uang kuliah semester pertama dan mengirimnya ke perguruan tinggi. Putra saya yang lebih tua pergi ke luar kota dan saya dengar sudah mulai berjudi.

Sangat menyakitkan bagi saya untuk mengetahui bahwa keluarga saya yang semula sempurna rusak di bawah penganiayaan. Saya memohon kepada Guru untuk menyelamatkan kami. Saya pertama kali membujuk suami saya untuk kembali ke Dafa. Melalui belajar bersama, sisi baiknya bangkit kembali.

Kami mulai membangun kembali keluarga kami. Suami saya kembali menjadi ojek motor, sementara saya menghasilkan uang dengan memetik daun teh dan menanam sayuran untuk dijual. Kami mulai memberi tahu tetangga kami tentang Falun Dafa dan mendesak mereka untuk mundur dari PKT dan organisasi pemuda. Kami juga mengunjungi kerabat dengan membawa hadiah dan mengambil kesempatan untuk berbicara dengan mereka tentang mundur dari PKT.

Di bawah bimbingan Dafa dan perlindungan Guru, lingkungan kami menjadi lebih damai selama tahun-tahun itu. Kami mengambil kesempatan untuk berbicara dengan semua orang yang kami temui tentang Dafa dan mundur dari PKT.

Setelah menerobos penganiayaan PKT dari waktu ke waktu, hidup kami menjadi membaik. Situasi anak-anak kami juga membaik. Putra kami yang lebih tua berhenti berjudi dan memulai pekerjaan normal. Putra bungsu kami juga menemukan pekerjaan yang baik setelah lulus dari perguruan tinggi. Suami saya dan saya bekerja sebagai pekerja paruh waktu di perusahaan lokal. Pendapatan keluarga kami meningkat, dan kami berhasil melunasi hutang kami sebelumnya. Anak-anak kami membeli mobil dan kembali mengunjungi kami kapan pun mereka punya kesempatan.

Dua tahun lalu, kami membangun rumah baru berlantai empat. Putra-putra kami menikah, dan sekarang kami memiliki cucu perempuan. Suami saya dan saya mengambil shift kerja yang berbeda sehingga salah satu dari kami dapat mengurus cucu perempuan kami di rumah.

Saya telah menempuh perjalanan jauh dari kepahitan menuju kebahagiaan. Semuanya dikaruniai oleh Guru. Guru memberi saya Dafa, kebijaksanaan, kesehatan, kemampuan untuk membantu menawarkan penyelamatan kepada orang lain, dan keluarga yang penuh dengan orang baik. Saya tidak punya apa-apa untuk membalas budi Guru, tetapi saya akan berkultivasi dengan baik.