Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

[Merayakan Hari Falun Dafa Sedunia] Ibu Saya yang Ateis Mulai Berlatih Falun Dafa

29 Mei 2020 |   Oleh praktisi Falun Dafa di Provinsi Zhejiang, Tiongkok

(Minghui.org) Ibu saya sekarang berusia 63 tahun. Dia adalah seorang yang keras, pemarah dan arogan. Dia pandai memanipulasi hubungan dan melewati "pintu belakang" untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Dia sangat tidak peduli dengan apa pun, kecuali yang ada hubungannya dengan dia.

Saya berusia 15 tahun dan memasuki sekolah menengah pertama ketika saya mulai berlatih Falun Dafa pada tahun 1996. Prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar sangat selaras dengan saya. Pada tahun 1998 saya pertama kali menyebutkan Falun Dafa dan kultivasi kepadanya. Saya berharap dia akan mempertimbangkan untuk ikut berlatih. Saya tahu bahwa berlatih Falun Dafa tidak hanya bermanfaat baginya secara fisik, tetapi juga membantu memperbaiki emosinya. Dia adalah seorang ateis, dan mengatakan bahwa semua qigong dan latihan spiritual adalah palsu dan orang-orang yang melakukannya adalah kerasukan. Dia menentang latihan saya.

Karena saya telah berubah ke arah yang positif setelah mulai berlatih Falun Dafa, tetangga, guru sekolah dan teman sekelas semuanya menghargai saya. Jadi, dia tidak mencoba menghentikan saya.

Partai Komunis Tiongkok (PKT) meluncurkan penganiayaan terhadap Falun Dafa pada Juli 1999. Saya pergi ke Beijing untuk memohon keadilan pada tahun 2000. Polisi membawa saya pulang. Orang-orang dari Kantor 610 dan polisi setempat menelepon perusahaan ibu dan meminta agar manajernya pergi bersama mereka ketika mereka menggeledah rumah kami. Ini membuatnya malu dan terhina. Dari awal dia memang tidak senang saya berlatih, dan sekarang dia sangat marah.

Setelah ditempatkan di pusat penahanan selama 15 hari, saya dibebaskan. Ketika saya pulang, dia histeris dan mengatakan kepada saya bahwa jika saya terus berlatih, dia tidak mau mengakui saya sebagai anak lagi. Dia tidak ingin mendengar apa pun tentang Dafa. Satu kata dan dia mulai berteriak. Dia yakin bahwa saya sangat "teracuni."

Untuk "membantu" saya, dia bekerja sama dengan orang-orang dari Kantor 610 dan pusat komunitas. Dia menipu saya untuk pergi ke pusat pencucian otak yang didirikan oleh kamp kerja paksa. Dia juga percaya semua kebohongan PKT dan bahkan memberi tahu reporter bagaimana putranya menjadi bodoh setelah berlatih. Dia bahkan membakar buku-buku Dafa saya ketika saya tidak ada. Putus asa untuk membuat saya berhenti berlatih, dia mengancam akan bunuh diri.

Saya merasa sangat sedih. Meskipun kami adalah ibu dan anak, tidak ada kepercayaan di antara kami, kenyamanan atau dukungan dalam hubungan kami. Sebaliknya, dia terus menekan saya. Saya sangat khawatir dengan dia karena saya tahu bahwa semua yang dia lakukan terhadap Dafa adalah dosa besar.

Saya dapat mengklarifikasi fakta kepada orang lain dan berbicara dengan mereka secara damai dan rasional, dan secara bertahap memperbaiki kesalahpahaman mereka tentang Falun Dafa dan praktisi. Mengenai ibu, saya tidak tahu bagaimana membantunya. Segera setelah saya mulai berbicara, dia mulai memaki saya.

Karena dia merasa bahwa saya membuatnya benar-benar kehilangan muka, dia memandang rendah diri saya. Dia merasa bahwa saya adalah salah satu dari orang-orang "bodoh" yang dikatakan oleh PKT. Selama delapan tahun, kami hampir tidak berkomunikasi.

Saya kurang percaya diri saat itu. Saya tidak tahu bagaimana membuka hatinya. Saya tahu bahwa Falun Dafa benar, sedangkan PKT berbohong dan menipu ibu.

Kanker Membuat Ibu Saya Tersadar akan Kebenaran

Perut ibu saya mulai sakit pada suatu malam di bulan April 2008. Dia pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan tetapi hanya diresepkan obat penghilang rasa sakit. Pada awal September, dia merasa semakin buruk. Setelah pemeriksaan komprehensif dilakukan, ia didiagnosis menderita kanker rahim. Tiga kemoterapi berikutnya sia-sia, dan sel-sel kanker telah menyebar ke paru-paru serta area lain di tubuhnya. Setelah dokternya memberi tahu kami, saya melihat ibu saya yang kuat bersembunyi di sebuah ruangan, menangis.

Kemoterapi membuatnya lemah dan sangat menyakitkan. Rambutnya rontok. Tubuhnya yang lemah membutuhkan nutrisi, namun tidak peduli apa yang dia makan, dia segera muntah. Makan menjadi proses yang sulit dan bisa berlangsung selama beberapa jam. Dia tidak bisa duduk atau berjalan. Setelah setiap perawatan, saya harus membawanya ke lantai atas ke lantai tujuh. Tidak ada lift di gedung kami. Saya harus sangat berhati-hati, karena tulangnya sakit.

Dalam rasa sakit dan putus asa, satu-satunya harapan yang ditawarkan dokternya adalah obat yang masih dalam tahap pengujian dan memiliki efek samping yang sangat kuat. Dokternya berpikir bahwa jika pengobatannya tidak berhasil, tidak ada harapan baginya. Karena obat ini akan menimbulkan lebih banyak efek samping dibandingkan dengan apa yang diminumnya sebelumnya, pasien dan keluarga mereka harus menandatangani perjanjian bahwa kami akan bertanggung jawab atas konsekuensinya.

Ketika saya bertanya apakah dia ingin melakukan ini, dia tidak mengatakan apa-apa, tetapi hanya sedikit menganggukkan kepalanya. Saya mengerti bahwa dia menunjukkan dia ingin hidup. Dia juga telah mencapai batasnya. Saya merasa sedih karena saya tahu bahwa Dafa bisa menyelamatkannya, tetapi dia tidak mengizinkan saya untuk membicarakannya.

Setelah kami menandatangani dokumen, dia punya satu minggu sebelum memulai perawatan baru, jadi kami naik bus untuk pulang. Dalam perjalanan, saya berpikir tentang bagaimana berbicara dengannya tentang Falun Dafa. Efek perawatan baru pada dirinya mungkin sulit diprediksi, terutama ketika dia sudah sangat lemah.

Sebagai seorang praktisi, saya bertemu begitu banyak orang yang kankernya sembuh setelah mereka mulai berlatih Falun Dafa. Saya membutuhkan poin pembicaraan yang baik. Saya tahu dia sangat ingin hidup. Saya terus memohon inspirasi kepada Guru. Saya berharap bahwa Guru akan membantu ibu saya menjadi tenang dan mendengarkan apa yang saya katakan.

Saya membantunya duduk di sofa. Dia belum makan apa pun, jadi saya membuat 10 pangsit tetapi dia hanya makan satu setengah. Setelah beberapa saat, dia merasa ingin muntah, jadi saya membantunya pergi ke kamar kecil, kemudian saya membawanya kembali ke sofa.

Saya diam-diam duduk di sampingnya, dan berkata, "Bu, saya benar-benar ingin berbicara dengan ibu." Dia segera menjawab, “Kamu tidak ingin membicarakan hal-hal Falun Dafa, bukan? Saya tidak mau dengar."

Saya berkata dari lubuk hati saya, “Saya adalah anak ibu. Melihat ibu sangat menderita, saya juga menderita! Saya harap ibu akan menjadi lebih baik. Ibu mendengar apa yang dikatakan dokter. Saya melihat ibu menangis karena ibu merasa sudah tidak ada harapan lagi. Sekarang, putra ibu ingin memberi tahu ibu cara untuk bertahan hidup, mengapa ibu tidak ingin mencobanya?"

Dia tahu saya tanpa lelah merawatnya. Dia sedikit tergerak, lalu berkata, "Tentu."

Ini adalah pertama kalinya saya berbicara panjang lebar dengannya setelah saya mulai berlatih. Saya mulai dengan memberi tahu dia apa yang saya saksikan - berapa banyak orang yang penyakitnya sembuh. Kemudian, saya berbicara tentang insiden "bakar diri" yang dipentaskan, dan bagaimana Dafa dilatih di seluruh dunia. Saya juga berbicara tentang prinsip-prinsip Fa. Kami berbicara lebih dari satu jam dan saya merasa dia mulai menerima Dafa.

Saya menyuruhnya menonton DVD Shen Yun 2008. Setelah selesai menonton, dia hampir langsung merasa lapar. Saya menghangatkan sisa delapan setengah pangsit. Dia menghabiskan semuanya, lalu pergi tidur. Ini adalah pertama kalinya saya melihatnya tidur nyenyak dalam enam minggu ini. Dia kemudian menghabiskan semangkuk kecil nasi tanpa merasa ingin muntah. Dia bahkan berkata, "Ini benar-benar ajaib!"

Anugerah Abadi Guru Menyembuhkan Kanker Ibu

Saya sangat percaya bahwa hanya Dafa yang bisa menyelamatkannya. Meskipun sikapnya terhadap Dafa meningkat, dapatkah dia mengubah konsepnya? Dia sangat menentang Dafa dan melakukan banyak kesalahan. Dia tidak pernah percaya pada Buddha atau Tao, jadi dia enggan mempelajari latihan.

Ketika tiba saatnya untuk perawatan kemoterapi lainnya, saya menyiapkan MP3 player dan mengunduh rekaman ceramah Guru di Guangzhou. Ketika saya menyerahkan kepadanya, saya berkata, “Ibu akan menjalani kemoterapi sore ini. Ketika ibu kesakitan, mendengarkan ini akan membantu." Dia menerimanya, tetapi saya tidak yakin apakah dia mau mendengarkan.

Segera setelah saya pulang kerja, saya pergi ke rumah sakit untuk menemuinya. Saat itu pukul 5 sore, dan kemoterapinya sudah berakhir. Begitu saya datang ke bangsalnya, saya melihatnya duduk di tempat tidur dan mendengarkan pemutar MP3. Ketika dia melihat saya, dia sangat bersemangat. Dia mencopot headsetnya, dan terus berkata, "Ini benar-benar menakjubkan! Saya pasti akan belajar latihan dari kamu!” Saya terkejut dan bertanya apa yang menyebabkan perubahan.

Dia mengatakan kepada saya, “15 menit setelah dimulainya kemoterapi, tubuh saya termasuk tulang saya mulai terasa sakit. Ketika saya tidak tahan, saya ingat MP3 player yang kamu berikan. Sementara saya mendengarkan, rasa sakit segera berhenti. Semakin saya mendengarkan, semakin masuk akal bagi saya. Ditambah lagi, saya tidak merasakan sakit. Ini luar biasa! Ajaib!"

Saya terharu sampai menangis. Saya tahu pasti bahwa ibu tidak pernah percaya pada sesuatu yang tidak ada hubungan dengannya. Alasan mengapa dia memandang Dafa dari sudut pandang PKT, bukan hanya karena tekanan PKT, tetapi pengejaran kekuasaannya, jadi dia memilih untuk berpihak pada kejahatan. Guru sungguh berbelas kasih karena tidak menyerah pada makhluk hidup. Dalam sekejap, ibu saya mengubah konsepnya. Guru menghilangkan semua rasa sakitnya, terlepas dari kenyataan bahwa perawatan ini bahkan lebih berbahaya dari sebelumnya.

Selama lima hari kemoterapi berikutnya, perilakunya benar-benar berbeda dari sebelumnya. Dia sama sekali tidak seperti pasien. Pada hari dia mulai mendengarkan rekaman Guru, selera makannya kembali. Setelah perawatan kemoterapi selesai, kerabat kami akan membawakan makanan untuknya. Dia duduk di tempat tidur dan makan semuanya. Dia juga sangat energik. Tidak lama kemudian, alih-alih meminta kerabat membawa makanan, dia pergi bersama saya ke restoran di dekat gedung rawat inap untuk makan. Sebelumnya, dia bahkan tidak bisa berjalan.

Dia harus menjalani empat kali kemoterapi lagi dengan jeda istirahat dua minggu di antaranya. Dia pulang untuk belajar Fa dan melakukan latihan bersama saya. Dia terus menjadi lebih baik dan lebih baik. Suatu kali ketika dia duduk tepat di hadapan saya dan saya memandangnya, pada saat itu, saya tiba-tiba merasa bahwa ini adalah dirinya yang sebenarnya - orang yang baik.

Guru dengan penuh kasih merawatnya. Selama tiga sesi pertama, dia tidak merasakan sakit. Saya terkejut, bertanya-tanya ke mana perginya racun itu. Dokternya datang menemuinya. Melihat bahwa dia baik-baik saja, dia terkejut, “Ini keajaiban! Saya sudah merawat begitu banyak pasien, tidak ada yang seperti anda! Anda bahkan tidak membutuhkan suplemen untuk leukosit. Kamu tidak terlihat seperti pasien!"

Kata-katanya mengingatkannya bahwa dia adalah seorang praktisi, jadi dia memutuskan untuk menghentikan perawatan keempat dan dia pulang. Dia akhirnya mulai teguh dalam berlatih Falun Dafa. Ketika dia kembali ke rumah sakit untuk pemeriksaan lagi, dia baik-baik saja. Semua sel kankernya hilang.

Pengalamannya yang luar biasa juga mengubah banyak konsep kerabat kami tentang Falun Dafa sejak mereka menyaksikan apa yang terjadi padanya. Dia juga merenungkan hal ini: Setelah dirawat dengan obat beracun selama tiga jam setiap hari, mengapa rasa sakitnya berhenti begitu dia mulai mendengarkan rekaman Guru? Saya mengatakan kepadanya bahwa itu karena Falun Dafa adalah Fa Buddha dan bahwa Buddha, Tao dan dewa benar-benar ada.

Kesimpulan

Saya telah menceritakan kisah ibu saya kepada keluarga dan teman-teman saya. Selama 28 tahun penyebaran Dafa di seluruh dunia, ada banyak kisah seperti miliknya, pengalamannya hanya satu di antaranya.

Orang-orang cenderung percaya apa yang mereka lihat. Seperti yang dikatakan ibu saya kemudian, jika bukan karena pengalaman pribadinya, dia tidak akan pernah percaya bahwa Falun Dafa sangat luar biasa.

Ibu saya telah berlatih Falun Dafa selama 12 tahun. Sifat buruknya hilang, dan dia mencari ke dalam setiap kali ada ketegangan atau konflik. Dia terus menerus belajar Fa dan melakukan latihan setiap hari.

Selama pandemi global ini dan segala macam malapetaka, saya berharap bagi orang-orang yang hanya percaya pada apa yang mereka lihat seperti ibu saya, tolong ubah pandangan anda sehingga kekuatan Dafa juga dapat terwujud dalam diri anda.