Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Stabilitas Politik Lebih Penting dari Kesehatan Masyarakat di Tiongkok

30 Mei 2020 |   Oleh Qin Yu

(Minghui.org) Ketika negara-negara Barat mengalokasikan dana untuk menambah peralatan medis dan mengirimkan paket bantuan kepada para individu dan UKM untuk membantu mereka menghadapi pandemi virus korona, Partai Komunis Tiongkok (PKT) memberikan sejumlah besar uang untuk pasukan polisi, tentara internet, dan petugas keamanan di semua tingkat untuk mempertahankan stabilitas mereka, daripada melawan virus.

Sejumlah besar polisi, polisi cadangan, pekerja komunitas, dan brigade militer terlihat sering berpatroli di jalan-jalan dan kadang memaksa orang keluar dari rumah mereka untuk karantina paksa. Mereka sering memakai alat pelindung diri berkualitas tinggi lebih daripada apa yang diberikan ke para dokter dan perawat di garda depan.

Dilaporkan tahun lalu bahwa PKT menghabiskan lebih dari 1.3 trilyun yuan untuk keamanan domestik, dan angka ini bahkan dicurigai lebih tinggi, berdasarkan ukuran yang mereka ambil dan kampanye disinformasi serta sensor yang diperluas selama pandemi.

Pandemi juga tidak menghentikan PKT menganiaya Falun Gong. Karena banyak praktisi yang terus melanjutkan usaha mereka mengungkap penganiayaan atas keyakinan mereka, juga memperingatkan orang-orang untuk waspada akan usaha PKT menutup-nutupi pandemi menggunakan taktik yang serupa, bulan Februari dan Maret terlihat peningkatan penangkapan dan pelecehan terhadap praktisi, ketika pihak berwenang berusaha membungkam mereka.

Dana lain juga dialokasikan untuk membayar kenaikan upah para pejabat militer dan tentara militer jadi mereka bisa lebih baik lagi melayani PKT.

Menaikkan Upah Militer

PKT menaikkan upah para petugas militer dengan margin besar. Kenaikan ini adalah refleksi dari kepercayaan teguh PKT bahwa “kekuatan politik bertumbuh dengan laras pistol” dan bahwa tentara adalah “pengawal,” yang juga menikmati keuntungan lebih dibanding sektor sipil.

Menurut laporan pada 18 April 2020, seorang kopral mendapat kenaikan gaji sebesar 5,750 yuan, sersan dua 7.820 yuan, sersan satu 10.120 yuan, sersan kepala 12.420 yuan, letnan 10.360 yuan, kapten 11.270 yuan, mayor 13.340 yuan, letnan kolonel 17.020 yuan, kolonel 26.070 yuan, kolonel senior 29.440 yuan, dan mayor jenderal 34.270 yuan.

Dibandingkan dengan pejabat militer, upah minimum bulanan untuk seorang pekerja migran di Shanghai hanya 2.300 yuan atau 2.200 yuan di Beijing.

"Tentara 50 sen" Sekarang Adalah "Tentara 70 persen"

Tiongkok mempunyai tentara internet yang sangat besar, dipekerjakan oleh departemen propaganda di berbagai tingkat untuk memanipulasi dan mengendalikan pendapat publik. Tentara internet ini, sering disebut sebagai “tentara 50 sen” (setiap postingan dibayar 50 sen), kebanyakan terdiri dari penduduk biasa.

Tugas utama mereka adalah mempromosikan agenda politik PKT dengan mendukung postingan pro-pemerintah, mengaburkan kebenaran, memanipulasi pendapat publik, dan memandu sentimen publik dengan kepentingan PKT, juga membuat kebohongan dan menyebarkan berita palsu.

Seorang atasan akan meminta anggota tentara internet untuk memberikan “jempol” untuk postingan tertentu, atau menaruh sebuah berita bohong atau video di daftar paling dicari.

Satu postingan seperti itu di WeChat berkata: “Epidemi di A.S memburuk.Setiap negara bagian berjuang melawan virus korona sendiri dan mereka kehabisan sumber daya. Hasil yang paling mungkin adalah bahwa setiap negara memisahkan diri dari federasi dan mencari bantuan dari Tiongkok. Runtuhnya Uni Soviet 29 tahun yang lalu akan terjadi lagi di AS ....... Selain itu, beberapa negara akan mendaftar untuk bergabung dengan Tiongkok, menjadi anggota Republik Sosialis Tiongkok. Di bawah kepemimpinan Republik Sosialis Tiongkok, dunia tidak akan lagi berperang, dan umat manusia akan kembali damai.”

Untuk menstimulasi kinerja dari “tentara 50 sen,” pembayaran setiap postingan dilaporkan telah mengalami peningkatan hingga 70 atau 80 sen.

Laporan terkait dalam bahasa Inggris:

The Chinese Communist Party Does Not Care About Pandemic-Stricken Chinese People

How Does China Compare to Democratic Countries in Its Handling of Coronavirus Crisis?