Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Rekan Senior di Wadah Pemikir Kanada: Krisis Global Disebabkan oleh Rezim PKT

30 Mei 2020 |   Oleh seorang koresponden Minghui di Toronto, Kanada

(Minghui.org) Per 1 Mei 2020, virus korona telah menular lebih dari 3.3 juta orang di seluruh dunia dan mengakibatkan lebih dari 235.000 orang meninggal dunia dalam pandemi global yang mematikan ini. Pemimpin dunia semua benua telah menegur Partai Komunis Tiongkok (PKT) karena penutupan informasi dan informasi sesat tentang penyakit yang berlangsung ini.

Pada tanggal 14 April, lebih dari 100 ahli Tiongkok dan tokoh politik senior menandatangani sebuah surat terbuka menerangkan bahwa penutupan informasi virus korona oleh PKT sebagai “Momen Chernobyl Tiongkok.” Dikirimkan ke warga dan teman-teman Tiongkok, surat ini dimulai dengan, “Krisis Global saat ini disebabkan oleh rezim PKT yang telah ditolerir dan didukung oleh anda selama beberapa dekade.”

Kedutaan Tiongkok di Kanada dengan kasar menuduh surat tertanggal 19 April, mencap surat ini sebagai sebagai “anti Tiongkok.” Pejabat pemerintah dan penulis surat menyangkal pernyataan ini, menambahkan bahwa jawaban ini adalah perlakuan khas rezim ini dalam menindas kebebasan berbicara.

Sama dengan jawaban PKT terhadap surat, analis Tiongkok telah mengamati perang propaganda global dengan rezim PKT karena menghadapi peningkatan kecaman atas kerusakan yang diakibatkan oleh virus korona.

Salah satu penulis surat, Shuvaloy Majumdar, seorang rekan senior wadah pemikir Kanada, Macdonald-Laurier Institute untuk Kebijakan Publik, akhir-akhir ini diwawancarai oleh Minghui.org. Ia berbicara tentang situasi sekarang.

PKT adalah “Ahli dalam Penipuan”

Macdonald-Laurier Institute adalah wadah pemikir independen paling besar di Ottawa, yang bertujuan “memberatkan kebijakan publik yang tidak baik… dengan mengajukan kebijakan alternatif melalui pihak yang tidak berkepentingan, penelitian dan komentar independen.” Majumdar berkata, “Dunia ingin melihat Tiongkok berhasil, tetapi sebaliknya PKT tidak menerima kritik dan mengelakkan tanggung jawab. Itu sebabnya surat terbuka seperti itu diperlukan untuk mengatasi masalah itu.

Dan seperti kita telah melihat, krisis bermula dari Wuhan dan dikelola dengan buruk selama beberapa bulan, dikomunikasikan dengan buruk dan dikoordinasikan dengan buruk kepada dunia, telah bertumbuh menjadi pandemi global dan krisis ekonomi global. Saya pikir surat terbuka didesain untuk diketahui oleh rakyat Tiongkok yang saya pikir dunia ingin berbagi frustrasi dengan mereka.

Di Tiongkok, kita melihat bahwa nasional, partai komunis berusaha membungkam para dokter yang berusaha menyampaikan kebenaran dan suara-suara lain untuk membantu dunia dan rakyat Tiongkok lainnya dari ancaman pandemi ini pada negara itu.

Krisis ini terjadi karena sistem komunikasi di Tiongkok. Majundar berkata bahwa rezim ini “sangat bersifat menindas pada minoritasnya. PKT sungguh-sungguh tidak memeluk kebebasan berbicara, menghancurkan gagasan properti pribadi apa pun, bahkan walaupun itu adalah kewajiban konstitusional.”

Selain itu, dengan bantuan negara-negara barat selama beberapa dekade, Tiongkok telah tumbuh menjadi kekuatan ekonomi kedua di dunia dan percaya bahwa “semua nadi politik, militer dan ekonomi akan mengalir ke Tiongkok.” Tetapi ekspansi Tiongkok sering dicapai melalui penipuan.

Majumdar menyebut rezim komunis “ahli dalam penipuan” dan berkata bahwa “penipuannya menjangkau lebih jauh karena mereka telah disenjatai dengan rantai pasokan yang diproduksi Tiongkok untuk dunia, mereka berusaha mengeksploitasi perdagangan untuk mendapat manfaat keamanan, dan posisi politik di dunia. Dan itu sangat mengganggu.”

Kekacauan Norma Global

Majumdar mengatakan, PKT telah menggunakan penutupan informasi untuk mengalihkan “masalah sebenarnya yang bisa membantu dunia sembuh lebih cepat dan pemulihan ekonomi yang lebih pasti.” Dengan melakukan ini, PKT telah “mengacaukan ide dari norma global pada prinsip dasar itu.”

Akhir-akhir ini, banyak media telah melaporkan tentang Tiongkok menimbun alat pelindung diri (APD) tanpa memberitahukan dunia tentang pandemi. Majumdar mengatakan strategi seperti itu dimulai pada akhir tahun lalu ketika PKT berpikir apakah APD dan obat-obatan bisa digunakan sebagai alat untuk negosiasi perdagangan dengan Amerika Serikat.

Tidak heran melihat bahwa ketika mereka mengetahui dan berusaha untuk mengontrol krisis di Wuhan,” Majumdar menjelaskan. “Mereka mulai memerintahkan pusat manufaktur mereka untuk menerima dan membeli APD... sambil berbohong pada dunia mengenai masalah yang beredar.”

Meninjau Ulang Hubungan dengan PKT

Majumdar menggambarkan perubahan pandangannya terhadap Tiongkok. “Optimisme diri sendiri selama beberapa tahun termasuk, kerja sama ekonomi lebih besar dengan Tiongkok, untuk perkembangan negara Tiongkok, memberikan lebih banyak pendidikan dan pelayanan kepada rakyatnya juga akan menciptakan lebih banyak tuntutan dalam peraturan hukum, hak kepemilikan, kebebasan berbicara, kebebasan beragama, semua ini penting untuk berhasil. Tetapi apa yang terjadi? Semua harapan baik tetapi apa yang terjadi dan menjadi semakin nyata adalah sebenarnya Partai Komunis Tiongkok telah berusaha menjadi mitra dunia untuk kemakmurannya sendiri, maka pada suatu hari, ia akan mendominasi dunia dengan dunia tatanan sendiri.”

Majumdar mengatakan bangsa Barat perlu “memahami ancaman yang sedang terjadi oleh partai komunis yang tidak bertanggung jawab dan tindakannya yang sembrono. Mendorong lebih kuat untuk berpikir, bagaimana bermitra satu dengan lain dan bagaimana bekerja sama dengan Tiongkok tanpa memberikan ruang apa pun.”

Tetapi pengaruh PKT telah jauh melewati bangsa individu. “Kita telah melihat bukan hanya WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), kita telah melihat pendekatan yang setahap demi setahap dan canggih oleh Tiongkok di seluruh sistem multilateral, baik itu kedudukan ketua Interpol, international criminal police organization, baik itu hubungan dengan WHO, dengan International Civil Aviation Organization, yang berurusan dengan regulasi dan peraturan lalu lintas perusahaan penerbangan. (Dan) bagaimana mereka berinvestasi dalam misi penjagaan perdamaiaan PBB dengan memprioritaskan pentingnya Prakarsa Satu Sabuk Satu Jalan (the Belt and Road Initiative),” ia menambahkan

Dengan melakukan ini, Majumdar mengamati, PKT telah memegang integritas dan kredibilitas dari kepemimpinan organisasi itu untuk kepentingan sendiri. Contoh, “di Organisasi Kesehatan Dunia, kita melihat sebuah badan pembuat kebijakan, sebuah badan pengawasan, dan sebuah badan pelaksana kebijakan. Mereka (pejabat PKT) melakukan tiga hal ini dalam dunia kesehatan publik. Mereka berkompromi dengan puncak pimpinan,” ia menambahkan.

Maka Majumdar percaya sudah waktunya untuk mengevaluasi ulang masalah ini, hubungan dengan PKT dan juga pengaruhnya pada organisasi-organisasi ini.

Sebuah Perang Propaganda Global

Mengenai respons Kedutaan Tiongkok terhadap surat terbuka, Majumdar berkata “kasar secara lisan, buruk secara tertulis, disampaikan dengan tidak masuk akal.”

Tidak hanya Kanada yang dijadikan target oleh PKT. “Diplomat Tiongkok di seluruh dunia memperjuangkan kampanye disinformasi yang agresif… dengan tujuan mengontrol naratif tentang sumber dari virus korona,” liputan MacroBusiness pada tanggal 30 April di sebuah artikel berjudul “Tiongkok melancarkan perang propaganda global.”

Ini terjadi di banyak negara dengan sebuah gaya mengacu pada gaya diplomasi seperti “Pejuang Serigala.” Artikel mengamati bahwa “Utusan Tiongkok khususnya agresif di Twitter di mana mereka menyerang, mengintimidasi, dan membungkam wartawan, pembuat undang-undang dan sarjana wadah pemikir Barat, diutamakan seseorang yang kontradiksi dengan peristiwa versi resmi Tiongkok,”

Artikel mengutip beberapa contoh. Satu kasus melibatkan Politico Europe, outlet berita berbasis di Brussels yang melaporkan disinformasi Tiongkok mengenai pandemi virus korona. Tidak lama setelah laporan dikeluarkan, pejabat Tiongkok bergerak dengan cepat dan mengancam menahan suplai medis ke Eropa apabila isi laporan tidak diubah.

Suatu contoh lain adalah artikel pada tanggal 15 April di Bild, sebuah koran Jerman yang populer. Di bawah judul “Apa utang Tiongkok pada kita sejauh ini,” Artikel Bild menyarankan Tiongkok membayar Jerman €150 miliar (USD 162 miliar) untuk ganti rugi pandemi virus korona, untuk menutup kerugian yang diderita oleh usaha kecil, pariwisata dan industri lainnya.

Kedutaan Tiongkok di Berlin memberikan respons dan menyebut Bild rasis, yang ditanggapi lagi oleh kepala editor dengan suratnya sendiri yang berjudul “Anda membahayakan seluruh dunia.”

Ditujukan kepada puncak pimpinan PKT, surat itu berkata, “Anda memerintah dengan pengawasan… Anda memonitor segalanya, setiap warga, tetapi anda menolak untuk memonitor penyakit pasar basah di negara anda.

Surat itu menyimpulkan “Anda berencana memperkuat Tiongkok melalui wabah yang anda ekspor. Anda tidak akan berhasil. Korona akan menjadi akhir politik anda, cepat atau lambat,”