(Minghui.org) Tujuh belas lebih praktisi Falun Gong kehilangan nyawa mereka antara bulan Januari hinggal awal bulan April 2020 sebagai akibat dari penganiayaan karena keyakinan mereka.
Falun Gong, yang juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah disiplin spiritual dan meditasi kuno yang didasarkan pada prinsip Sejati, Baik, dan Sabar. Falun Dafa telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak bulan Juli tahun 1999.
Enam praktisi meninggal akibat penyiksaan dan perlakuan kejam di dalam tahanan, sedangkan sebelas orang lagi meninggal setelah mereka dibebaskan dari pusat penahanan atau akibat dari pelecehan yang dilakukan polisi secara terus menerus.
Kematian terjadi di tujuh provinsi, termasuk delapan orang di Liaoning, dua orang masing-masing di Heilongjiang, Hunan dan Henan, dan satu orang masing-masing di Jilin, Sichuan dan Guangdong.
Para praktisi ini, yang sembilan orang diantaranya adalah wanita, berasal dari berbagai latar belakang, termasuk guru musik, mantan dokter militer, pensiunan kepala sekolah dan insinyur pesawat terbang. Tiga praktisi berumur 40an, sepuluh orang berumur 50an dan 60an, dan tiga orang berumur 70an dan 80an; satu orang yang meninggal tidak diketahui umurnya.
Sampai 17 April 2020, 4,408 praktisi Falun Gong dipastikan telah kehilangan nyawa mereka sebagai akibat langsung dari penganiayaan rezim komunis karena keyakinan mereka. Karena kesulitan mendapatkan informasi dari luar Tiongkok, angka aslinya kemungkinan jauh lebih tinggi.
Kematian di Dalam Tahanan
Pensiunan Kepala Sekolah, 78, Meninggal di Penjara Ketika Menjalani Masa Tahanan karena Keyakinannya
Li Guirong [Perempuan], seorang pensiunan kepala sekolah menengah di Kota Shenyang, Provinsi Liaoning, Meninggal di Penjara Wanita Provinsi Liaoning pada Pertengahan bulan Januari 2020, hanya seminggu sebelum ia mengakhiri masa tahanan lima tahunnya karena berlatih Falun Gong. Ia berumur 78 tahun.
Li ditangkap pada 7 Februari 2015, setelah dilaporkan membagikan materi informasi Falun Gong. Ia dijatuhi hukuman lima tahun penjara oleh Pengadilan Distrik Hunnan pada 24 Juni 2015.
Penangkapan Li yang terakhir terjadi hanya 15 bulan setelah ia menyelesaikan masa tahanannya selama 7 tahun di penjara, ini juga karena keyakinannya.
Wanita Jilin yang Dipenjara Meninggal Mendadak, Keluarga Mencurigai Penyiksaan
Xiao Yongfen meninggal secara tiba-tiba pada 31 Januari 2020, ketika ia sedang menjalani tujuh tahun masa tahanan di Penjara Wanita Provinsi Jilin karena keyakinannya kepada Falun Gong. Ia berumur 64 tahun.
Xiao Yongfen
Keluarga Xiao Yongfen menerima telepon dari penjara sekitar pukul 4 sore pada 31 Januari 2020, dan diberitahu bahwa ia terjatuh ketika sedang mandi. Sang penelepon berkata bahwa ia mendapatkan perawatan darurat di penjara sambil menunggu mobil ambulans datang.
Penjara menelepon keluarga Xiao lagi 10 menit kemudian dan berkata bahwa ia telah meninggal di perjalanan ke rumah sakit. Tubuhnya dikremasi pada 1 Februari.
Keluarga Xiao mencurigai bahwa ia disiksa di penjara, dimana banyak praktisi Falun Gong menjadi cacat atau meninggal setelah menjadi subyek berbagai macam bentuk penyiksaan, termasuk dipukuli, kurang tidur, dan disengat listrik.
Zhang Zhencai Dilaporkan Meninggal karena “Kanker” di Penjara
Zhang Zhencai dari daerah Heishan, Provinsi Liaoning, meninggal pada 7 Februari ketika ia menjalani 23 bulan masa tahanan.
Zhang dan istrinya, Zhang Lianrong, ditangkap pada 14 Juli 2019 karena membagikan materi informasi Falun Gong. Mereka dihukum masing-masing 23 dan 26 bulan, oleh Pengadilan Daerah Heishan.
Zhang dikirim ke penjara di Kota Dalian, Provinsi Liaoning. Seorang petugas penjara menelepon keluarganya pada 23 Januari 2020 untuk mengatakan bahwa ia telah didiagnosa dengan kanker pankreas. Dua minggu kemudian, penjara menginformasikan kepada keluarga Zhang bahwa ia telah meninggal. Nama penjara dan keterangan lebih lanjut tentang kematiannya masih harus diinvestigasi.
Istrinya masih dipenjara di Bangsal Masanjia di Penjara Wanita Liaoning
Insinyur Pesawat Terbang dalam Kondisi Kritis Ditolak Pembebasan Bersyarat Medisnya, Meninggal di Penjara
Hu Lin [Laki-laki], penduduk Kota Shenyang, Provinsi Liaoning, meninggal pada 16 Februari 2020 ketika menjalani dua tahun masa tahanan karena berlatih Falun Gong.
Hu Lin
Hu ditangkap pada 23 Mei 2019 karena membagikan materi informasi Falun Gong. Ia mulai mogok makan untuk memprotes penganiayaan setelah ia dibawa ke Pusat Penahanan Daerah Faku. Ia diikat ke ranjang dengan kaki dan tangan terlentang dan dipaksa makan. Petugas meninggalkan selang makanan di perutnya untuk memperberat penderitaannya.
Hu dijatuhi hukuman 2 tahun penjara oleh Pengadilan Daerah Faku pada 20 Juni 2019 dan dibawa ke Penjara Kangjiashan pada 30 Oktober 2019.
Meskipun ia kurus kering, tidak merasakan kedua kakinya, dan menderita gagal organ, pejabat penjara menolak pembebasan bersyarat medisnya karena ia meneriakkan, “Falun Dafa baik” setelah ia dibawa ke Penjara Kangjiashan. Petugas penjara berkata bahwa mereka tidak akan membebaskannya “bahkan jika ia mati.”
Pada malam hari tanggal 14 Februari 2020, penjara menelepon kakak laki-laki Hu, Hu Shuang, dan berkata bahwa Hu telah dibawa ke rumah sakit untuk perawatan darurat. Ia meninggal dua hari kemudian.
Yu Yongman Meninggal di Tahanan Tiga Bulan Setelah Penangkapan
Yu Yongman penduduk Kota Liaonyang berumur 65 tahun, meninggal di Pusat Penahanan Liaoyang pada 23 Februari 2020. Pihak berwenang mengklaim penyebab kematian adalah “Sakit tiba-tiba,” tapi autopsi mengindikasikan bahwa salah satu tulang rusuknya patah dan ia juga mengalami luka robek di paru-parunya.
Yu, seorang karyawan di Perusahaan Petrokimia Liaoyang, ditangkap pada 15 November 2019 ketika membaca buku-buku Falun Gong dengan beberapa penduduk lokal lainnya. Pihak berwenang menuduh dia memasang parabola untuk mendapatkan sinyal dari New Tang Dynasty (NTD), sebuah stasiun televisi luar negeri yang dikenal karena melaporkan informasi tanpa sensor tentang Tiongkok.
Yu Yongman
Zou Liming Meninggal 6 Bulan setelah Dipenjara
Zou Liming penduduk Kota Panjin, Provinsi Liaoning, meninggal pada 8 Maret, 6 bulan setelah dipenjara karena berlatih Falun Gong.
Zou dihukum 2.5 tahun penjara pada 2015 karena berbicara kepada orang-orang tentang keyakinannya. Ia dibebaskan dari masa tahanan karena kondisi fisiknya.
Pada September 2019, pihak berwenang membawa Zou kembali ke tahanan di Penjara Nanshan di Kota Jinzhou, dan kemudian memindahkannya ke Penjara Dalian pada bulan November. Keluarganya tidak diperbolehkan mengunjunginya.
Pada 7 Februari 2020, keluarganya menerima telepon dari Penjara Dalian yang memberitahukan mereka bahwa Zou telah jatuh koma dan dibawa ke rumah sakit. Penjara tidak memberikan keterangan penyebab ia koma.
Zou meninggal satu bulan kemudian. Ia berumur 66 tahun.
Kematian Karena Penyiksaan di Tahanan atau Pelecehan
Wanita Hunan Meninggal Setelah Kankernya Kambuh Ketika Dipenjara karena Keyakinannya
Fan Wenxiu [Perempuan] meninggal pada 21 Januari 2020 karena kanker, dua tahun setelah ia dibebaskan bersyarat medis karena keyakinannya. Ia berumur 53 tahun.
Fan Wenxiu di rumah sakit
Fan, penduduk Kota Yueyang, Provinsi Hunan, ditangkap pada 1 September 2017 karena membagikan materi informasi Falun Gong dan kemudian dihukum 3,5 tahun penjara dan dikenakan denda 5,000 yuan.
Ia menjadi subyek pencucian otak yang intens di Penjara Wanita Changsha, bertujuan untuk membuatnya melepaskan keyakinannya. Kanker yang sudah pulih karena berlatih Falun Gong muncul kembali karena tekanan mental. Ia juga menderita perforasi usus besar.
Fan menjalani operasi pada 27 Juli 2018 untuk kanker ovarium. Kemudian ia diberikan pembebasan bersyarat medis.
Polisi masih melecehkannya di rumah dari waktu ke waktu. Kesehatannya berlanjut merosot dan ia meninggal di rumah sakit lokal pada 21 Januari 2020.
Pria Heilongjiang Meninggal Setelah 12 Tahun Penjara dan Pelecehan Berkelanjutan
Li Huifeng meninggal pada 28 Januari 2020, 8 hari setelah ia terkena struk karena tekanan mental dari penganiayaan Falu Gong. Ia berumur 48 tahun.
Li, penduduk dari Kota Qiqihar, Provinsi Heilongjiang, menjalani masa tahanan 12 tahun di penjara karena menolak melepaskan keyakinannya. Di penjara dia dijadikan target berbagai metode penyiksaan, termasuk peregangan ekstrim, sengatan listrik, dan pemukulan sadis.
Polisi terus melecehkan Li setelah ia dibebaskan pada Januari 2013. Bahkan setelah ia pindah ke kota lain untuk menghindari penganiayaan, polisi masih berusaha mencarinya, dan kadang-kadang melecehkan keluarganya juga.
Polisi melecehkan Li di tempat kerjanya sebelum peringatan 70 tahun pendirian rezim komunis pada Oktober 2019, membuatnya sangat tertekan. Ia menderita struk pada 20 Januari 2020 dan meninggal delapan hari kemudian.
Wanita Dibebaskan dari Penjara dalam Keadaan Vegetatif, Meninggal Satu Setengah Tahun Kemudian
Wu Xiufang, Kota Fuxin, Provinsi Liaoning, meninggal pada 8 Februari 2020, dalam kurun waktu dua tahun sejak dibebaskan dari penjara dalam kondisi vegetatif. Ia berumur 64 tahun.
Wu ditangkap pada 18 Agustus 2015, ketika membagikan materi informasi tentang Falun Gong. Ia dihukum tiga tahun dan dibawa ke Penjara Wanita Liaoning pada Juni 2016.
Wu menderita struk hemorhagik karena perlakukan kejam dari petugas penjara. Ia kehilangan mobilitas dan dibantu tetap hidup dengan selang makanan.
Melihat kondisinya, penjara tetap memaksa Wu menyelesaikan tiga tahun masa tahanan. Ketika ia dibebaskan pada 19 Agustus 2018, kondisinya menjadi vegetatif.
Anak perempuannya membawanya ke rumah sakit, hanya untuk diberi tahu bahwa tidak ada yang bisa mereka lakukan untuk menolongnya.
Karena penganiayaan dana pensiun Wu ditahan, anak perempuan dan menantunya kesulitan untuk menutupi biaya medis dan untuk merawatnya sambil mereka berdua bekerja penuh waktu.
Guru Musik Orang Ketiga di Keluarganya yang Meninggal karena Penganiayaan Falun Gong
Kehilangan suami dan ibunya karena penganiayaan Falun Gong, Chen Jiazhu [Perempuan] dari Kota Mianyang, Provinsi Sichuan sekali lagi terpukul ketika anak perempuannya meninggal pada 11 Februari 2020, juga karena penganiayaan.
Anak perempuan Chen, Zhang Yan, seorang guru musik, ditangkap berulang kali karena kepercayaannya selama dua dekade belakangan ini. Ia ditahan di kamp kerja paksa satu tahun dan dipenjara lima tahun.
Petugas pernah sekali mengurung Zhang di dalam sel dan memaksanya berdiri dengan tangan ke atas menghadap tembok selama dua belas jam sehari. Jari tangannya berubah bentuk akibat tekanan fisik. Bahkan, ia masih dipaksa melakukan kerja berat, termasuk memilih bulu babi untuk dibuat sikat, dan membungkus obat-obatan.
Jika ia tidak menyelesaikan pekerjaannya di toko pakaian selama siang hari, Zhang akan dibuat berdiri hingga pukul 1 pagi keesokan harinya. Setiap malam ia juga harus menyalin peraturan penjara, dan tidur hanya dua hingga empat jam setiap hari. Ia tidak diperbolehkan tidur sedikit pun jika ia menolak. Karena tidak bisa istirahat dengan benar, Zhang menderita pusing kronis, nyeri dada, pembengkakkan, mati rasa, penurunan fungsi penglihatan, dan darah tinggi.
Zhang dibebaskan pada Desember 2012, setelah lima tahun penyiksaan, jari-jarinya terluka parah dan berubah bentuk jadi ia tidak bisa lagi bermain piano untuk mengajar musik. Agen dari Kantor 610 Mianyang terus melecehkannya. Ia harus hidup jauh dari rumah untuk menghindari penganiayaan lebih lanjut.
Penyiksaan bertahun-tahun dan penahanan, dan ketakutan akan ditangkap lagi, sangat mempengaruhi mental dan kesehatan fisiknya. Ia meninggal pada 11 Februari 2020, ia berumur 46 tahun.
Mantan Dokter Militer Meningal setelah 14 Tahun di Penjara karena Memegang Keyakinannya
Zhao Chenglin [Laki-laki], seorang pensiunan dokter militer di Kota Benxi, Provinsi Liaoning, meninggal pada 15 Februari 2020, setelah berjuang selama dua tahun dengan kesehatan buruk akibat dari 14 tahun dipenjara dan penyiksaaan. Ia berumur 58 tahun.
Karena tidak melepaskan keyakinannya, Zhao dikeluarkan dari pos militernya dan ditangkap berulang kali dan ditahan selama dua dekade belakangan ini. Ia ditahan di kamp kerja paksa selama satu tahun dan dua masa tahanan penjara masing-masing sembilan dan empat tahun.
Petugas kamp kerja dan petugas penjara dengan kejam memukuli Zhao, menyebabkan cedera kepala dan organ internal. Ia kehilangan beberapa gigi selama hukuman makan paksa. Kepalanya berubah bentuk. Bagian duburnya mengalami luka infeksi akibat penyiksaan.
Petugas pernah sekali menggantung Zhao di pergelangan tangannya di ruangan gelap selama beberapa hari, dengan kakinya direntangkan dengan belenggu. Ia pingsan beberapa kali karena kesakitan.
Setelah lebih dari sebulan penyiksaan, Zhao mengalami luka infeksi pada kakinya dan ia menderita cedera internal. Petugas menolak memberikan pengobatan medis dan terus membuatnya berada di ruang isolasi.
Di penyiksaan lain, petugas mengikat anggota badannya dan menggantungnya di udara, menyebabkan kerusakan luar biasa pada pergelangan tangan dan kakinya.
Reka ulang Penyiksaan: Rak Penyiksaan
Lin Guizhi Meninggal Setelah Menjadi Lumpuh karena Penyiksaan Penjara
Lin Guizhi, penduduk Kota Chaoyang, Provinsi Liaoning, meninggal pada 20 Februari 2020 setelah menderita bertahun-tahun karena penganiayaan atas keyakinannya pada Falun Gong.
Lin Guizhi
Karena memegang teguh keyakinannya, Lin dihukum tujuh tahun di Penjara Wanita Liaoning pada Januari 2004. Petugas penjara memukulinya setelah melihatnya melakukan latihan Falun Gong, pergelangan kakinya patah. Setelah ia berada dalam kondisi kritis karena penyiksaan yang terus berlanjut, pihak berwenang menolak pembebasannya.
Pihak berwenang penjara menaruh obat beracun di makanan Lin, menyebabkannya sering mengigau. Ketika suaminya berkunjung pada 9 September 2009, ia tiba-tiba kehilangan kesadaran selama lima menit.Seorang penjaga mengatakan kepadanya bahwa dia kadang-kadang kehilangan kesadaran selama setengah jam atau pingsan enam atau tujuh kali sehari
Lin menyelesaikan masa tahanan dan tidak pernah mendapatkan pengobatan medis. Kondisinya tidak pernah membaik dan ia menjadi tidak stabil secara mental dan lumpuh setelah ia dibebaskan. Ia berumur 58 tahun ketika meninggal.
Pria Heilongjiang Meninggal 7 Tahun Setelah Menjalani Masa Hukuman 11 Tahun Karena Keyakinannya
Shang Guimin, penduduk Kota Harbin, Provinsi Heilongjiang, meninggal pada 29 Februari 2020, tujuh tahun setelah ia menjalani masa hukuman lebih dari 11 tahun karena keyakinannya.
Shang ditangkap pada 26 April 2020. Ia dihukum 14 tahun penjara secara rahasia di Penjara Jiamusi pada akhir September 2002. Ia sering dipukuli dan dikunci di ruangan isolasi karena menolak melepaskan Falun Gong. Petugas kadang-kadang membuka bajunya dan memaksanya tidur di lantai semen ketika diluar suhunya -28oC.
Shang mengalami kesehatan yang buruk setelah dibebaskan lebih awal, pada November 2013. Ia tidak pernah pulih sepenuhnya dan meninggal pada 29 Februari 2020. Ia berumur 55 tahun.
Lumpuh setelah sepuluh Tahun Penjara, Wanita Hunan Meninggal Dua Tahun Setelah Dibebaskan
Xiao Meijun, penduduk Kota Hengyang, Provinsi Hunan, meninggal pada 2 Maret 2020, setelah menderita penganiayaan bertahun-tahun, termasuk pengurungan, karena keyakinannya pada Falun Gong. Ia berumur 72 tahun.
Xiao, seorang pensiunan pekerja transportasi makanan, menjalani masa tahanan dua tahun dari total sepuluh tahun. Di Penjara Wanita Provinsi Hunan, teman satu selnya diperintahkan oleh petugas untuk memukuli dan menyiksanya secara verbal. Ia tidak diperbolehkan berbicara kepada orang lain dan sering dipaksa berdiri atau duduk dalam waktu yang sangat lama tanpa bergerak. Kadang ia tidak diperbolehkan ke kamar kecil dan harus buang air di celananya.
Petugas kemudian memerintahkan teman satu sel untuk menyuntikkan obat tidak dikenal kepada Xiao. Ia jatuh koma dan disadarkan di rumah sakit.
Setelah penganiyaan bertahun-tahun, Xiao menjadi lumpuh dan tidak bisa berjalan. Tangannya bergetar tanpa henti. Sebagian besar giginya copot ketika dipaksa makan.
Xiao tidak pernah pulih setelah ia dibebaskan pada 18 Mei 2018. Ia meninggal pada 2 Maret 2020.
Tiga Saudara Laki-laki dan Ayah Mereka Meninggal karena Penganiayaan atas Keyakinan Mereka
Seorang ibu di Kota Sanmenxia, Provinsi Henan merasa terpukul setelah anak bungsunya, Chen Xiaomin, Meninggal pada 10 Maret 2020, kurang dari 2 bulan sejak ia dibebaskan dari penjara karena berlatih Falun Gong.
Karena memegang teguh keyakinan mereka setelah rezim komunis memerintahkan penganiayaan kepada Falun Gong, Chen Xiaomin dan dua dari tiga saudaranya yang lain ditangkap berulang kali, ditahan dan disiksa.
Ayah mereka meninggal pada 2001, setelah menahan stres hebat ketika berusaha mencari cara untuk membebaskan anak-anaknya, yang ditangkap di Beijing karena mengajukan permohonan untuk hak berlatih Falun Gong.
Kakak tertua Chen, Chen Yuemin, meninggal pada 26 April 2011. Ia disiksa dan disuntik obat tidak dikenal ketika menjalani masa tahanan 5 tahun di Penjara Xinmi karena keyakinannya. Ia lumpuh dan sering mengalami sakit punggung yang parah setelah dibebaskan, tapi polisi masih melecehkannya hingga akhirnya ia meninggal. Ia berumur 48 tahun ketika meninggal.
Chen Xiaomin dan kakak keduanya, Chen Shaomin, ditangkap masing-masing pada 6 dan 7 Juni 2016, di tempat kerja mereka. Mereka ditahan tanpa komunikasi selama lebih dari setahun di Pusat Penahanan Sanmenxia.
Pihak berwenang diam-diam menjatuhi hukuman penjara kepada kakak beradik ini pada Juli 2017, meskipun lama masa tahanan masih harus diselidiki. Mereka dibawa ke Penjara Xinmi. Menurut seorang praktisi Falun Gong yang juga ditahan di penjara yang sama, kakak beradik ini disiksa dengan kejam karena tidak melepaskan keyakinan mereka.
Chen Shaomin dibebaskan karena pembebasan bersyarat medis pada tahun 2018. Ia menderita berbagai macam masalah kesehatan dan kehilangan kemampuan untuk merawat diri sendiri. Ia meninggal pada 14 Maret 2019. Kondisi paru-parunya terus merosot pada waktu kematiannya.
Chen Xiaomin dibebaskpan pada 18 Januari 2020. Ia berada dalam kondisi kritis, kurus dan tidak bisa makan. Ia meninggal pada 10 Maret 2020. Ia berumur 51 tahun.
Wanita 80 Tahun Meninggal karena Serangan Jantung karena Pelecehan atas Keyakinannya
Sima Shufen, Kota Luoyang, Provinsi Henan, ditangkap pada 13 Desember 2019. Polisi menggeledah rumahnya dan mengambil buku-buku Falun Gong, komputer dan printer. Meskipun dia dibebaskan langsung, polisi mengancam akan menjebloskannya ke penjara jika ia tidak melepaskan Falun Gong.
Polisi berpakaian preman kembali ke rumah Sima pada 27 Februari 2020 dan merekam serta menggeledah rumahnya lagi.
Pada bulan Maret, direktur komite perumahan lokal menggunakan epidemi sebagai alasan untuk mencegah Sima keluar. Ia harus melapor kepada mereka jika ia keluar untuk membeli bahan makanan dan harus kembali pada waktu yang ditentukan. Pihak berwenang juga memeriksa barang yang ia beli sebelum memperbolehkannya pulang ke rumah.
Penggeledahan rumah dan pelecehan tanpa henti membuat Sima trauma. Ia mengalami serangan jantung pada pertengahan Maret dan meninggal pada 25 Maret 2020, di umur 80 tahun.
Wanita Penderita TBC Kambuh Selama Penahanan karena Keyakinannya, Meninggal Setelah Mendapat Ancaman dari Pengadilan akan Menyita Rumahnya
Wu Peiwen sembuh dari TBC setelah berlatih Falun Gong, penyakitnya kambuh setelah ditangkap karena tidak melepaskan keyakinannya. Kondisinya menurun ketika ia ditahan. Pihak berwenang melecehkannya dan bahkan mengancam menyita rumahnya setelah ia dibebaskan. Ia meninggal pada 4 April 2020, pada umur 55 tahun.
Wu, penduduk Kota Shantou, Provinsi Guangdong, ditangkap pada 28 November 2018, ketika ia belajar ajaran Falun Gong di rumah.
Petugas pusat penahanan memaksa Wu untuk kerja berat setiap hari dan terus meningkatkan jumlah pekerjaannya. Ketika ia tidak bisa menyelesaikan pekerjaannya, ia menghukumnya dengan memerintahkannya membersihkan kamar mandi. Kesehatannya merosot karena keletihan fisik dan stres mental.
Ketika Wu hadir di Pengadilan Distrik Jinping pada 22 Mei 2019, ia terus batuk dan mengeluarkan darah. Hakim seringkali menginterupsi pengacaranya, yang berusaha mengajukan pembelaan tidak bersalah baginya, dan menghukum Wu satu tahun penjara.
Setelah Wu kembali ke rumah pada 27 Oktober 2019, polisi memasang kamera cctv di rumahnya untuk mengawasinya. Anggota staf dari komite perumahan lokal juga terus melecehkannya.
Pada 25 Maret 2020, seorang anggota staf dari Pengadilan Menengah Kota Shantou menelepon suaminya dan meminta ia membayar denda 2,000 yuan. Ketika ia menolak, staf pengadilan mengancam menyita dan melelang rumahnya.
Peristiwa ini membuat tekanan mental luar biasa pada Wu. Kondisinya terus menurun. Ia meninggal pada 4 April, sepuluh hari setelah diintimidasi pengadilan.
Laporan terkait dalam bahasa Inggris:
747 Falun Gong Practitioners Targeted for Their Faith in March 2020
33 Falun Gong Practitioners Sentenced for Their Faith During Coronavirus Lockdown in China