Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Provinsi Heilongjiang: Tiga Setengah Tahun Penderitaan seorang Perempuan di Penjara

8 Mei 2020 |   Oleh koresponden Minghui di Provinsi Heilongjiang, Tiongkok

(Minghui.org) Seorang wanita Heilongjiang mulai berlatih Falun Gong (alias Falun Dafa) pada tahun 2002, meskipun ada risiko dianiaya. Dia dipenjara selama tiga setengah tahun karena mengklarifikasi fakta tentang Falun Dafa.

Falun Dafa adalah latihan jiwa dan raga yang telah dianiaya di Tiongkok oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) sejak tahun 1999.

Zuo Xiuwen [Perempuan], 69, adalah penduduk Kabupaten Huachuan, Kota Jiamusi. Setelah mulai berlatih Falun Gong pada tahun 2002, ia sembuh dari semua penyakitnya. Tetapi, dia ditangkap secara ilegal dua kali karena keyakinannya, dan menjalani hukuman penjara di Penjara Wanita Provinsi Heilongjiang, di mana dia menjadi sasaran cuci otak dan penyiksaan.

Zuo Xiuwen

Kehidupan yang Nyaman Berubah menjadi Kesengsaraan

Nama saya Zuo Xiuwen. Saya lahir pada Juli 1951. Saya tinggal di Kota Hengtoushan, Kabupaten Huachuan, Kota Jiamusi.

Suami saya didiagnosis menderita pendarahan otak pada tahun 2002. Demi mencari penyembuhan untuknya, saya mulai belajar Falun Dafa, dan menjadi seorang praktisi pada 25 Oktober 2002.

Saya memiliki pernikahan yang baik. Suami saya selalu sangat baik kepada saya. Sebelum dia mengalami pendarahan otak, saya mengambil cuti jangka panjang dari pekerjaan saya, dan kami pindah ke pedesaan. Kami memelihara lebih dari 40 ekor babi dan bisnis kami sangat baik. Kami kemudian memutuskan untuk membuka restoran.

Ketika bisnis kami berkembang dan kami sedang menikmati hidup enak, tiba-tiba suami saya menderita pendarahan otak dan dirawat di rumah sakit. Hidup kami berubah, dan bisnis kami terbengkalai.

Setelah tinggal di rumah sakit selama dua bulan, suami saya masih koma dan tidak menunjukkan perubahan. Uang kami habis semua untuk membayar tagihan rumah. Saya harus membawanya pulang. Saya terus mencari obat untuknya, tetapi tidak berhasil.

Dafa Menyelamatkan Hidup Kami

Tepat ketika saya sangat putus asa, tetangga saya memberi tahu saya tentang Falun Dafa. Dia meminta saya untuk terus melafalkan "Falun Dafa baik" kepada suami saya. Dia tidak sepenuhnya sadar pada saat itu, dan tidak bisa berbicara, tetapi kadang-kadang dia mengangguk sebagai tanggapan. Dia juga memberi saya buku Zhuan Falun, buku utama Falun Dafa, dan menyarankan agar saya membacakannya untuknya. Ketika membacakannya untuk suami saya, saya secara bertahap memahami banyak prinsip kehidupan. Meskipun dia tidak pulih, saya memutuskan untuk berlatih Dafa.

Setelah beberapa bulan berlatih Dafa, saya pulih dari semua penyakit saya, seperti kurangnya pasokan darah ke otak, radang kandung empedu, dan penyakit jantung.

Meskipun penganiayaan berat terhadap Falun Dafa masih berlangsung, saya bertekad untuk terus berlatih, karena saya secara pribadi mendapat manfaat, dan saya tahu bahwa Falun Dafa baik.

Penangkapan Pertama: Dua Minggu Penahanan

Saya pergi ke sebuah desa di daerah kami dengan seorang rekan praktisi untuk membagikan kalender Dafa pada 6 Januari 2009. Ketika kami mengunjungi rumah kepala desa, seorang petugas dari pemerintah kota ada di sana, dan dia melaporkan kami ke polisi.

Polisi dari Departemen Kepolisian Kabupaten Huachuan menangkap kami. Kepala desa meminta polisi untuk memberikan kami toleransi karena kami berdua sudah berusia di atas 60 tahun. Tapi, polisi tetap membawa kami ke pusat penahanan.

Putri, menantu saya dan anak mereka datang mengunjungi saya di pusat penahanan. Dia menangis tanpa henti. Saya menghiburnya, "Jangan menangis, ibumu tidak melakukan kejahatan." Saya dibebaskan dua minggu kemudian.

Sejak itu, polisi sering datang ke rumah saya dan mengganggu saya. Mereka bahkan melompati pagar halaman kami untuk memeriksa saya selama malam musim panas 2010.

Penangkapan Kedua: Dihukum Tiga Setengah Tahun Penjara

Polisi dari Divisi Keamanan Domestik Huachuan datang ke rumah saya pada 13 Desember 2010, saat itu saya sedang belajar Fa bersama tiga praktisi. Tanpa menunjukkan identitas mereka, atau surat perintah penggeledahan, mereka menggeledah rumah saya dan menyita banyak materi Falun Dafa, buku catatan, komputer, printer dan peralatan lainnya.

Ketika saya melihat mereka menyita poster Guru, saya segera berlari untuk mengambilnya dari tangan mereka. Dong Hongsheng, direktur Divisi Keamanan Domestik Huachuan melihat ini, dan langsung menendang saya dengan sepatu bot kulit tebal. Saya hampir jatuh. Setelah mereka menggeledah setiap sudut rumah saya, mereka menangkap kami berempat.

Kami diinterogasi di Departemen Kepolisian Kabupaten Huachuan pada hari berikutnya. Kemudian, pada malam harinya kami dibawa ke pusat penahanan. Saya digeledah saat sampai di pusat penahanan. Para penjaga bahkan memotong kancing baju dan celana saya. Kami berempat memutuskan untuk melakukan mogok makan untuk memprotes penahanan kami.

Selama 10 hari mogok makan, kami diawasi oleh narapidana. Mereka memaki kami sepanjang waktu. Kami diinterogasi setiap hari, tetapi kami menolak untuk menjawab pertanyaan mereka atau memberikan sidik jari kami. Polisi menjadi marah.

Suatu kali saat saya sedang diinterogasi, seorang polisi berusia 40-an mengatakan kepada saya bahwa ia adalah teman baik dari salah satu kerabat saya, dan mengatur agar kami bisa bertemu. Dia juga berbicara tentang praktisi muda Wang, salah satu dari kami berempat. Dia mengatakan bahwa kehidupan Wang akan hancur jika dia dihukum pada usia yang begitu muda. Dia berusaha agar saya memberikan informasi tentang praktisi Falun Dafa lainnya - tidak berhasil. Saya mengatakan kepadanya bahwa Wang tidak terlibat dalam apa pun, dan mereka harus melepaskannya.

Saya membawa uang lebih dari 200 yuan ketika saya ditangkap dan diambil oleh polisi. Putri saya dipanggil ke pusat penahanan dan dipaksa untuk menyetor 1.000 yuan untuk uang keperluan saya. Di waktu lain, keluarga saya datang mengunjungi saya, tetapi mereka tidak diizinkan bertemu saya sebelum mereka menyetor 500 yuan lagi - uang yang tidak pernah saya terima.

Pada hari persidangan saya, polisi memborgol Wang dan saya dan menutupi kepala kami selama perjalanan. Semua petugas polisi di kabupaten datang. Selama persidangan, seorang wakil jaksa meneriaki saya karena tidak melepaskan Falun Dafa.

Saya dijatuhi hukuman tiga setengah tahun penjara, Wang dihukum tiga tahun, ibu Wang yang juga salah satu dari kita berempat, dua tahun. Praktisi keempat disuntik dengan obat-obatan yang tidak dikenal saat ditahan di pusat penahanan dan menjadi lumpuh.

Dipenjara di Penjara Wanita Provinsi Heilongjiang

Saya dipindahkan ke Penjara Wanita Provinsi Heilongjiang pada 15 Juni 2011. Koper dan barang-barang saya digeledah pada saat kedatangan. Saya dipaksa untuk membuang beberapa pakaian.

Ada sembilan orang di sel saya. Delapan narapidana diperintahkan untuk mengawasi saya sepanjang waktu. Mereka tidak mengizinkan saya melakukan kontak dengan siapa pun. Saya hanya diizinkan menggunakan toilet hanya ketika tidak ada orang di toilet.

Saya tidak memiliki kebebasan dan tidak ada orang untuk diajak bicara. Saya merasa kesepian dan tertekan, tersiksa secara mental dan fisik, dan setiap detik merasa sengsara.

Dipaksa Duduk di Bangku Kecil dan Menonton Video Cuci Otak

Untuk jangka waktu tertentu, saya dipaksa bangun jam 5:00 pagi setiap hari dan kemudian duduk di bangku kecil dengan tangan di atas lutut. Saya harus menonton video yang memfitnah Falun Dafa.

Jika narapidana melihat saya bergerak sedikit atau menutup mata, mereka berteriak kepada saya. Mereka bergiliran mengawasi saya sampai jam 11:00 malam. Saya terpaksa menghadap tembok saat tidur. Para tahanan bahkan tetap memantau saya selama saya tidur.

Daging bokong saya hancur karena lama duduk di bangku kecil. Rasa sakitnya tak tertahankan.

Para tahanan selalu mengambil keuntungan dari saya. Setelah saya membeli barang baru, mereka mengambilnya dan menggantinya dengan barang lama. Selama waktu makan, mereka mengambil makanan saya, dan hanya menyisakan sedikit makanan yang tidak enak. Saya hanya diberi sedikit waktu untuk makan; terkadang saya tidak punya waktu untuk menghabiskan makanan.

Setelah lama tersiksa, daya tahan saya hampir mencapai batasnya. Suatu saat selama sesi cuci otak, pikiran saya menjadi tidak jelas. Pikiran saya kacau sehingga saya menandatangani surat pernyataan yang mereka siapkan untuk saya.

Namun, ketika saya menyadari bahwa saya telah menandatangani surat pernyataan, saya menulis pernyataan khidmat, menyatakan bahwa pernyataan ini tidak berlaku dan menandatanganinya, dan menyerahkannya kepada penjaga. Penjaga itu sangat marah. Dia memerintahkan para tahanan untuk mengawasi saya dengan seksama. Empat narapidana mengikuti saya sepanjang waktu dan tidak membiarkan saya pergi ke mana pun sendirian.

Saya disiksa secara mental dan fisik dan setiap detik merasa sengsara. Kadang-kadang, saya merasa seperti berada di ambang kehancuran dan nyaris tidak bisa bernapas.

Kerja Paksa

Saya dipaksa melakukan pekerjaan setiap hari selama beberapa waktu. Saya mengerjakan pengemasan tusuk gigi atau bola kapas. Karena kondisi kesehatan saya, saya hanya bisa menyelesaikan setengah dari kuota.

Untuk mencegah para praktisi saling menyebarkan ceramah Falun Dafa, para penjaga menggeledah kami sebelum dan sesudah bekerja. Di bengkel, mereka tiba-tiba meniup peluit, dan menyuruh agar kami berbaris untuk digeledah. Para penjaga juga sering menggeledah sel kami.

Banyak praktisi masih berhasil saling berbagi ceramah Dafa. Setelah saya mendapatkan salinannya. Saya senang, tetapi juga gugup sepanjang hari, takut mereka menemukannya. Pada akhir hari, saya memiliki kesempatan untuk membacanya di bawah selimut.

Salah satu penjaga utama bertanya kepada saya mengapa saya tidak mengajukan permohonan pengurangan jangka waktu karena banyak tahanan mengajukannya. Saya mengatakan kepadanya bahwa saya tidak melakukan kejahatan, dan saya bukan penjahat. Hanya karena itu, saya kemudian dipindahkan ke tim yang dikelola dengan ketat. Lima tahanan mengawasi saya, dan satu memberi saya pelajaran cuci otak setiap hari.

Ibu Meninggal dan Rumah Hancur

Ibu saya juga seorang praktisi Falun Dafa. Dia hancur setelah penangkapan dan hukuman saya. Dengan tekanan terus-menerus dan kekhawatiran atas keselamatan saya, dia meninggal pada akhir tahun 2006.

Ketika saya dibebaskan pada tahun 2013, saya kembali ke rumah yang kosong. Kulkas sudah terendam di air di halaman. Meskipun pintu depan dan halaman telah dikunci, semua barang di rumah sudah dibongkar paksa, dari tempat tidur hingga peralatan masak sudah hilang dicuri.