(Minghui.org) Menurut informasi yang dikumpulkan oleh Minghui.org, jumlah praktisi Falun Gong menjadi target karena keyakinan mereka telah meningkat terus sejak Januari tahun ini.
Bulan April 2020 mencatat 508 praktisi ditangkap dan 670 dilecehkan karena keyakinan mereka, yang merupakan peningkatan lebih dari tiga dan tujuh kali lipat dari masing-masing kasus pada Januari. Pada saat penulisan ini, 220 praktisi yang ditangkap pada bulan April masih ditahan.
Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah aliran spiritual tradisional yang telah dianiaya oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) sejak 1999.
Setelah Wuhan di lockdown pada tanggal 23 Januari 2020, epidemi virus corona akhirnya diketahui publik. Praktisi Falun Gong segera menyadari bagaimana PKT menggunakan taktik yang sama seperti dalam penganiayaan terhadap Falun Gong untuk menutupi penyebaran virus dan jumlah kematian yang mengerikan.
Ketika banyak praktisi meningkatkan upaya mereka untuk mengungkap kesalahan penanganan PKT terhadap epidemi, mereka menghadapi peningkatan penangkapan dan pelecehan. Penganiayaan semakin diperparah pada bulan Maret dan berlanjut hingga April setelah lockdown dicabut atau dilonggarkan.
Sebagai catatan, setelah lockdown Wuhan dicabut pada tanggal 8 April, terjadi lonjakan penangkapan dan pelecehan terhadap praktisi Falun Gong di Provinsi Hubei, masing-masing dari 6 penangkapan dan 2 kasus pelecehan di bulan Maret menjadi 43 dan 53 di bulan April.
Faktor lain yang berkontribusi terhadap penganiayaan intensif pada bulan April terkait dengan dua hari peringatan, "Permohonan 25 April" dan Hari Falun Dafa Sedunia, yang dirayakan pada dan sekitar 13 Mei.
25 April menandai peringatan 10.000 praktisi Falun Gong yang secara damai mengajukan permohonan di Beijing pada tahun 1999 untuk mencari pembebasan beberapa praktisi yang telah ditangkap secara tidak adil beberapa hari sebelumnya. Perayaan Hari Falun Dafa Sedunia, 13 Mei, merayakan pengenalan publik Falun Gong pada tahun 1992.
Peringatan seperti itu dianggap "sensitif secara politis" oleh PKT, dan pihak berwenang sering mengintensifkan penganiayaan di sekitar tanggal-tanggal ini dalam upaya untuk mencegah praktisi meningkatkan upaya mereka untuk mengungkap penganiayaan.
Selain itu, pertemuan politik tahunan PKT (dikenal sebagai "Dua Sesi") di Beijing -- Kongres Rakyat Nasional dan Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China - yang ditunda sejak Maret hingga Mei karena wabah virus corona, juga mendorong polisi untuk melecehkan lebih banyak praktisi, mengancam mereka untuk tidak bepergian selama periode itu.
Seorang petugas polisi di Beijing mengungkapkan bahwa petugas akan diberikan 5.000 yuan untuk setiap praktisi yang ditangkap. Seorang petugas di Provinsi Hubei mengatakan mereka telah menjanjikan 1.000 yuan kepada siapa pun yang melaporkan seorang praktisi karena berbicara dengan orang-orang tentang Falun Gong.
Seorang pria di Beijing dilecehkan saat masih berduka atas kematian istri dan ayahnya. Seorang wanita berusia 84 tahun di Shanghai dipantau sepanjang waktu beberapa hari sebelum peringatan 25 April.
Pemicu lain untuk penangkapan atau pelecehan praktisi pada bulan April termasuk praktisi yang membaca ajaran Falun Gong bersama-sama atau hanya berusaha untuk membebaskan rekan-rekan praktisi mereka yang ditahan dari penahanan.
Lansia tidak terhindar selama kurun penganiayaan terakhir ini, karena 9% dari total 1.178 praktisi yang ditargetkan pada bulan April, berusia 65 tahun atau lebih dengan yang tertua berusia 89 tahun di Kota Tianshui, Provinsi Gansu. Seorang wanita berusia 81 tahun di Kota Fushun, Provinsi Liaoning terpaksa tinggal jauh dari rumah untuk menghindari pelecehan dan penangkapan.
Praktisi tidak hanya menghadapi penggerebekan di rumah, penangkapan sewenang-wenang, penahanan, pemenjaraan dan penyiksaan, banyak juga yang mata pencaharian mereka terancam.
Di antara total 1.178 kasus penganiayaan yang dilaporkan pada bulan April, 314 praktisi telah digeledah rumahnya dan 48 orang mengalami pemerasan oleh polisi dengan total 220.250 yuan, rata-rata 4.588 yuan per orang.
Setelah Liu Yongying, dari Kota Nanchang, Provinsi Jiangxi, akhirnya menyelesaikan dua tahun penjara, mantan dosen perguruan tinggi sedih ketika mengetahui bahwa dia telah dipecat dan pensiunnya dicabut.
Liu Fating, dari Kabupaten Xiao, Provinsi Anhui, yang sudah dalam kondisi kritis setelah bertahun-tahun penganiayaan, meninggal dua hari setelah polisi melecehkannya pada tanggal 30 April 2020.
Penindasan Skala Nasional
1.178 praktisi yang ditargetkan pada bulan April tinggal di 26 provinsi dan kota. Mirip dengan beberapa bulan sebelumnya, Hebei, Liaoning, Jilin, Heilongjiang dan Shandong tetap menjadi lima provinsi dengan penganiayaan paling parah.
Pihak berwenang di beberapa provinsi, termasuk Shandong, Jiangxi, Hebei, Liaoning, Guizhou, dan Jilin, melecehkan praktisi dalam skala besar dan mengadakan sesi cuci otak untuk memaksa mereka melepaskan keyakinan mereka.
Di Provinsi Guizhou, pihak berwenang mengeluarkan "rencana nol," dalam upaya untuk memaksa setiap praktisi setempat untuk melepaskan keyakinan mereka.
Dilaporkan bahwa Komite Urusan Politik dan Hukum (PLAC) di Guizhou mengeluarkan perintah untuk benar-benar "mengubah" semua praktisi antara tahun 2020 sampai 2023. Perintah ini didasarkan pada Dokumen No. 101 yang dirilis oleh PLAC pusat di Beijing, berjudul "Dalam Masalah Mengurangi Jumlah Praktisi Falun Gong."
PLAC, sebuah agen di luar kerangka hukum yang mengawasi keamanan negara, kejaksaan, dan pengadilan, telah memainkan peran sentral dalam penganiayaan terhadap Falun Gong, termasuk merencanakan dan melaksanakan kebijakan penganiayaan nasional.
Contoh nyata polisi dan anggota komite perumahan menelepon atau mengunjungi para praktisi secara langsung. Jika para praktisi menolak untuk menandatangani pernyataan yang disiapkan untuk melepaskan Falun Gong, para pejabat mengancam akan mengirim mereka ke pusat pencucian otak atau mengancam untuk mencegah anak-anak mereka mencari pekerjaan atau kuliah. Di Provinsi Liaoning, para pejabat juga mengancam akan mengambil kembali lahan pertanian hak pakai oleh pemerintah dari beberapa praktisi yang petani.
Mereka yang berlatih Falun Gong sebelumnya tetapi menyerah karena penganiayaan juga dilecehkan.
Menjadi Target karena Menyebarkan Informasi tentang Pandemi
Karena pembatasan perjalanan secara bertahap mereda di Tiongkok sejak Maret 2020, lebih banyak praktisi Falun Gong ditangkap karena mendistribusikan materi informasi tentang penganiayaan rezim komunis terhadap keyakinan mereka dan pengelabuan epidemi.
Xu Jinfeng, penduduk Kota Dalian, Provinsi Liaoning, ditangkap pada tanggal 2 April setelah polisi melihatnya memasang poster tentang Falun Gong. Mereka menggeledah rumahnya dan menyita buku-buku Falun Gong. Polisi mengambil sidik jarinya dan sampel darah. Meskipun mereka melepaskan Xu pada hari penangkapannya, mereka mengancam akan menahannya selama 15 hari setelah epidemi berakhir.
Huang Qiangsheng
Pada tanggal 7 April, Huang Qiangsheng, berusia 52 tahun dan pemilik perusahaan konstruksi di Kota Guangzhou, Provinsi Guangdong, ditangkap dan rumahnya digeledah. Polisi menempatkan dia pada penjara kriminal pada hari berikutnya di Pusat Penahanan No 2 Kota Guangzhou. Ibu Huang, yang berusia 80-an, sangat khawatir tentang dia sehingga dia tidak bisa makan atau tidur. Dia meminta pembebasan putranya segera.
Di Kota Xinji, Provinsi Hebei, Wang (yang nama depannya masih harus diselidiki), berusia 80-an, ditangkap pada tanggal 10 April, setelah dilaporkan karena berbicara dengan orang-orang tentang Falun Gong. Polisi memeras 4.000 yuan dari keluarganya sebelum membebaskannya.
Sun Zhiwen, seorang penduduk Kabupaten Yongji, Provinsi Jilin, yang pertama kali ditangkap pada tanggal 4 Februari 2020, dibawa kembali ke tahanan pada tanggal 22 April dan ditahan di Pusat Penahanan Kabupaten Yongji.
Dua hari sebelum penangkapannya kembali, polisi mencari Sun di tempat kerjanya dan membawanya ke Pengadilan Kabupaten Yongji. Staf pengadilan berusaha memaksanya untuk menandatangani beberapa dokumen, tetapi ia menolak untuk mematuhinya. Keluarga Sun telah ditolak kunjungannya.
Dai Qingping, seorang warga Kota Changsha, Provinsi Hunan, telah dipaksa tinggal jauh dari rumah sejak 18 April 2020 untuk menghindari penangkapan.
Pihak berwenang menargetkan Dai setelah mencurigainya memasang poster di jalan yang sibuk dengan kode QR yang mengarah ke laporan media luar negeri tentang pengungkapan penanganan pandemi rezim komunis.
Enam petugas dari Kantor Polisi Jalan Pozi masuk ke rumah Dai dan berusaha menangkapnya pada malam tanggal 18 April 2020. Ketika dia tidak berada di rumah, polisi menggeledah tempat itu dan mengancam akan menangkap suaminya. Polisi kemudian mengalah setelah suaminya memberi tahu mereka bahwa dia memiliki tekanan darah tinggi dan kondisi jantung.
Polisi juga melecehkan saudara perempuan Dai dan beberapa praktisi lain di distrik tersebut, dalam upaya mereka untuk menemukannya.
Dilecehkan Sebelum Pertemuan "Dua Sesi" di Beijing
Banyak praktisi Falun Gong di Beijing dilecehkan dalam skala besar sejak April, sebelum pertemuan "Dua Sesi" PKT yang dimulai pada tanggal 22 Mei 2020.
Polisi menggeledah sebagian besar rumah para praktisi, menginterogasi mereka dan memaksa mereka untuk mengisi kuesioner tentang apakah mereka masih berlatih Falun Gong atau apakah mereka sudah menandatangani pernyataan untuk melepaskan keyakinan mereka sebelumnya.
Karena pusat penahanan setempat menolak untuk menerima praktisi karena pandemi, sebagian besar praktisi telah dibebaskan dengan jaminan. Beberapa terpaksa meninggalkan Beijing dan tidak diizinkan untuk kembali sebelum akhir pertemuan "Dua Sesi".
Zhou Suxia dan putranya, Liu Kuo, ditangkap pada pagi hari tanggal 24 April. Polisi menyita materi terkait Falun Gong (buku dan brosur) dan menginterogasinya di Kantor Polisi Houshayu. Ibu dan putranya dibawa ke Pusat Penahanan Shunyi pada tanggal 26 April 2020.
Empat petugas polisi mendobrak masuk rumah Li Xiuzhi yang berusia 84 tahun pada tanggal 24 April. Ketika Li tidak ada di rumah, polisi menggeledah tempat itu dan menyita buku-buku Falun Gong, komputer, dan barang-barang pribadi lainnya.
Setelah Li kembali, polisi berusaha membawanya ke kantor polisi tetapi mengalah setelah protes keras keluarganya.
Yang Wanxin dilecehkan oleh empat petugas pada tanggal 25 April. Mereka bertanya kepada Yang apakah dia masih berlatih Falun Gong dan mengancamnya, memerintahkannya untuk tidak pergi keluar membagikan materi tentang Falun Gong. Dua petugas tinggal di luar apartemen Yang dan mengikutinya ketika dia pergi berbelanja.
Yang Yuliang dan putrinya yang berusia 24 tahun, Yang Dandan, ditahan pada tanggal 27 April 2020 dan ditahan selama beberapa hari.
Penangkapan Yang terjadi hanya lima hari setelah istrinya, Gao Yan meninggal dunia setelah menderita penganiayaan selama beberapa dekade. Pasangan itu pada suatu waktu dipaksa tinggal jauh dari rumah selama sepuluh tahun. Hanya dua hari setelah mereka kembali, polisi menangkap pasangan itu dan menghukum mereka dua tahun kerja paksa.
Saat ditahan, pasangan itu menjadi sasaran penyiksaan biadab dan pencucian otak yang bertujuan memaksa mereka untuk melepaskan Falun Gong. Yang menderita beberapa kegagalan organ dan Gao menderita tekanan darah tinggi yang persisten dan gangguan sistem endokrin.
Pihak berwenang terus melecehkan pasangan itu setelah mereka dibebaskan, yang akhirnya menyebabkan kematian tragis Gao pada usia 49 tahun.
Hanya dua minggu sebelum kematian Gao, ayah Yang meninggal pada tanggal 7 April.
Gao Yan
Yang Dandan
Kematian setelah Pelecehan
Liu Fating, seorang petani Kabupaten Xiao di Provinsi Anhui, meninggal dunia pada tanggal 2 Mei 2020, dua hari setelah ia diganggu oleh pihak berwenang. Polisi melecehkan Liu meskipun kondisinya kritis karena kanker paru-paru.
Liu menderita stroke setelah dicambuk, tidak diberi makan dan dipaksa melakukan kerja intensif setelah penangkapannya pada tanggal 17 November 2015. Meskipun telah menjadi lumpuh, ia diperintahkan untuk menjalani hukuman penjara 3,5 tahun, yang benar-benar merusak kesehatannya. Dia meninggalkan penjara pada Januari 2019 dengan tongkat dan sering batuk darah.
Setelah didiagnosis menderita kanker paru-paru, Liu tinggal di rumah sakit dan menerima kemoterapi selama beberapa bulan. Segera setelah dia kembali ke rumah, agen-agen dari Kantor 610 Kabupaten Xiao, sebuah agen di luar hukum yang dibuat khusus untuk menganiaya Falun Gong, melecehkannya dan berusaha memaksanya untuk melepaskan keyakinannya. Kondisinya memburuk dalam beberapa bulan karena tekanan mental.
Pada tanggal 30 April 2020, agen Kantor 610 melecehkan Liu lagi, meskipun kesadarannya datang dan pergi dan berada di ambang kematian. Petugas mengintimidasi keluarganya dan mengambil ponsel Liu untuk memeriksa apakah dia telah menghubungi praktisi Falun Gong baru-baru ini. Liu meninggal dunia pada tanggal 2 Mei 2020, pada usia 74 tahun.
Penangkapan Sewenang-wenang
Lima Warga Guangdong, Termasuk Seorang Calon Ayah, Ditangkap karena Mempelajari ajaran dari keyakinan Mereka
Lima penduduk Kota Shanwei, Provinsi Guangdong ditangkap pada tanggal 9 April 2020 ketika mempelajari Zhuan Falun, buku utama Falun Gong, di rumah Zhuang Xiachang.
Zhuang dan tiga tamunya, termasuk Huang Shengwei, Wu Yiguo, dan Zeng Shaolan, dimasukkan ke dalam tahanan kriminal. Tamu keempatnya, Chen Xianzhen, dibebaskan dengan jaminan karena kesehatannya yang buruk.
Polisi mengambil kunci Huang dan menggeledah rumahnya ketika tidak ada orang. Barang-barang berharga istrinya, termasuk puluhan perhiasan emas, uang tunai 7.500 yuan, komputer dan kartu bank, hilang setelah polisi menggerebek.
Keluarga Huang melaporkan insiden itu ke polisi, yang menyangkal telah mengambil barang-barang berharga dan menolak untuk menyelidiki perampokan tersebut.
Istri Huang sedang hamil lima bulan. Karena dia pernah keguguran sebelumnya, keluarganya sangat khawatir tentang dia dan bayinya.
Enam Praktisi Falun Gong di Heilongjiang Ditangkap karena Meminta Pembebasan Rekan Praktisi
Enam praktisi Falun Gong di Kota Harbin, Provinsi Heilongjiang ditangkap karena meminta pembebasan seorang praktisi lokal yang ditahan karena membagikan informasi tentang keyakinan mereka. Lima dari mereka ditahan sepuluh hari.
Zhang Jun, 67, pergi ke kota terdekat Xinglong untuk membagikan materi informasi tentang Falun Gong pada malam tanggal 9 April 2020. Dia ditangkap setelah diikuti oleh seorang petugas.
Yang Chunlai, kepala kantor polisi, memerintahkan petugasnya untuk mencari Zhang di sekitar kota. Mereka menangkapnya dan menyita mobilnya.
Keluarga Zhang dan enam praktisi Falun Gong pergi ke kantor polisi sore berikutnya untuk meminta pembebasannya. Meskipun polisi setuju untuk membebaskan Zhang, mereka menangkap enam praktisi dan menyita minivan yang mereka pinjam dari seorang teman. Polisi menggeledah van dan menemukan beberapa materi Falun Gong.
Polisi menampar pengemudi, Sun Tienong, di wajahnya begitu keras sehingga ia pingsan dan sangat pusing setelahnya.
Ketika Li Yan mencoba untuk menghentikan polisi memukuli Sun, petugas menyeretnya ke sebuah ruangan tanpa kamera pengintai dan memukulinya. Mereka memborgolnya dan menahannya ke tanah. Seorang petugas menginjak wajah dan kepalanya. Yang lain menendangnya dari belakang.
Setelah seorang praktisi bermarga Zhang (tidak ada hubungan dengan Zhang Jun) dibebaskan sekitar tengah hari, lima praktisi lainnya, termasuk Sun, Li, Yu Shufan, Gao Yabin, dan Xu Shufeng, tetap ditahan dan diinterogasi.
Yang mengancam para praktisi, memberi tahu mereka untuk tidak lagi datang ke Kota Xinglong membagikan materi Falun Gong. Dia juga membuat ancaman bahwa anak-anak dan cucu-cucu praktisi mungkin terlibat dan dihukum jika mereka mengungkap penganiayaan kepada komunitas internasional atau jika mereka mempublikasikan nomor telepon petugas online (banyak praktisi di luar Tiongkok menelepon polisi dan mendesak mereka untuk tidak berpartisipasi dalam penganiayaan).
Polisi menolak mengembalikan kedua mobil yang disita dari Zhang dan Sun. Ketika teman Sun dan pemilik minivan pergi ke kantor polisi untuk menuntut pengembalian kendaraan, dia sendiri ditangkap, meskipun dia tidak berlatih Falun Gong.
Wanita Anhui Ditangkap karena Keyakinannya, Putrinya Terdampak dan Trauma
Seorang wanita berusia 60-an ditahan tanpa komunikasi selama berminggu-minggu setelah dia ditangkap karena berlatih Falun Gong. Putrinya, yang ditangkap bersamanya, mengalami trauma.
Shang Qin, dari Kota Maanshan, Provinsi Anhui, berada di toko putrinya pada tanggal 25 April 2020, ketika belasan petugas berpakaian preman menerobos dan menangkapnya. Polisi juga menangkap putri Shang ketika dia berusaha mencegah mereka membawa ibunya pergi. Tangan wanita yang lebih muda itu diborgol di belakang, dia dan ibunya dibawa ke Kantor Polisi Huoli.
Polisi memasukkan Shang ke dalam tahanan kriminal pada hari berikutnya dan memindahkannya ke fasilitas penahanan. Keluarganya sejak itu tidak menerima kabar tentang dia. Seorang petugas mengklaim bahwa mereka berencana untuk menangkap Shang selama beberapa waktu, dan telah mengawasinya sebelum penangkapan.
Ketika putri Shang dibebaskan pada tanggal 26 April, polisi mengancamnya untuk tidak mengungkapkan penganiayaan ibunya ke situs web Minghui, atau mereka akan menangkapnya lagi.
Setelah dia kembali ke rumah dia berbagi cerita dengan ibunya, dia menemukan bahwa polisi telah mencari tempat itu dan menyita buku-buku Falun Gong ibunya. Toko putri juga telah digeledah dan dua komputer dan printernya hilang.
Wanita muda itu sangat trauma dengan penangkapan sehingga dia tidak bisa tidur selama dua minggu. Dia hidup dalam ketakutan dan menunjukkan gejala serangan panik. Dia belum bisa bekerja secara normal sejak pembebasannya.
Lansia Menjadi Target
Wanita Berumur 81 Tahun Terpaksa Tinggal Jauh dari Rumah agar Tidak Ditangkap
Yu, 81, dari Kota Fushun, Provinsi Liaoning, ditangkap pada tanggal 2 April 2020, setelah dilaporkan karena berbicara dengan orang-orang tentang Falun Gong. Dia dibawa ke Kantor Polisi Gebu dan memaksanya untuk membubuhkan sidik jarinya pada catatan interogasi.
Polisi menggeledah rumah Yu sore itu dan menyita buku-buku Falun Gong dan materi lainnya. Mereka kemudian membawanya kembali ke kantor polisi dan menginterogasinya selama beberapa jam sebelum membiarkannya pergi sekitar jam 10 malam.
Polisi memerintahkan Yu melapor kembali ke kantor polisi pada hari berikutnya. Karena khawatir akan ditangkap lagi, sejak itu dia bersembunyi.
Enam Wanita, Sebagian Besar Berusia 80-an, Dilecehkan dan Menghadapi Penuntutan
Enam penduduk Kota Maanshan, Provinsi Anhui yang berusia antara 77 dan 86 tahun dilecehkan dan rumah mereka digeledah antara tanggal 24 dan 25 April 2020.
Xie Kuaiji, 84, tidak ditahan karena protes keluarganya. Lima praktisi lainnya, termasuk Zhou Chunying, 86; Wang Suhua, 84; Shen Xuemei, 84; Chen Xiufang, 83; dan Ji Yinzhu, 77, dibawa ke kantor polisi setempat dan diinterogasi.
Polisi mengatakan bahwa mereka telah memantau praktisi sejak Maret 2020 setelah merekam mereka membagikan materi Falun Gong. Mereka menanyai praktisi tentang dari mana mereka mendapatkan materi.
Meskipun kelima praktisi itu dipulangkan pada malam hari, polisi memerintahkan mereka kembali ke kantor polisi pada hari berikutnya untuk putaran interogasi lagi. Polisi sekarang bersiap untuk menyerahkan kasus mereka ke kejaksaan.
Pria Shandong Dilecehkan karena Berbicara tentang keyakinannya
Seorang penduduk Kota Yantai, Provinsi Shandong dipanggil ke Kantor Polisi Wuning pada tanggal 24 April 2020 dan diberi tahu bahwa ia dijatuhi satu tahun "penangguhan dengan jaminan," yang mengharuskannya melapor ke polisi setiap kali ia dipanggil, dan melarangnya meninggalkan daerah asalnya di Mouping.
Tidak lama setelah Wang Junheng kembali ke rumah, tiga petugas muncul dan menyita dua ponsel dan komputernya.
Polisi telah melecehkan Wang sejak Agustus lalu, setelah mengetahui bahwa dia memposting pesan “Falun Dafa baik; Sejati-Baik-Sabar baik” di dinding umum. Polisi juga telah memanggil putra Wang dan melecehkan pria yang lebih muda, membuat keluarga tidak dapat hidup normal.
Wang, 70 tahun, menderita kesehatan yang buruk hampir sepanjang hidupnya. Dia menderita rheumatoid arthritis pada usia 14, tetapi setelah mencoba banyak perawatan, tidak ada yang memberikan kesembuhan. Ia mengalami depresi karena kondisi fisiknya. Dia terkadang pingsan saat mengemudi. Kesehatannya memburuk dari waktu ke waktu dan dia juga menderita diabetes.
Pada usia 60-an, Wang diperkenalkan pada Falun Gong, dan kesehatannya segera pulih. Dia sangat berterima kasih atas latihan ini dan mencoba berbagi informasi dengan orang lain sehingga mereka dapat memperoleh manfaat darinya. Karena alasan ini, ia sekarang menjadi sasaran polisi.
Pekerjaan Dihentikan dan Pensiun Dicabut
Ketika hampir tidak selamat dari hukuman penjara dua tahun karena keyakinannya pada Falun Gong, Liu Yongying hampir pingsan setelah mengetahui bahwa dia telah dipecat oleh sekolahnya dan pensiunnya telah dicabut.
Liu Yongying sebelum penganiayaan
Liu Yongying setelah menderita dua tahun penganiayaan berat di penjara
Liu, 57, adalah dosen senior di Sekolah Administrasi Sipil Jiangxi di Kota Nanchang, Provinsi Jiangxi. Dia ditangkap sekitar tengah malam pada tanggal 3 April 2018. Polisi masuk ke rumahnya dan menyita komputer dan printernya.
Para petugas menahan Liu di kursi di ruang bawah tanah Departemen Kepolisian Qingshanhu dan menginterogasinya selama hampir 40 jam. Petugas Chen Liming memukul kepalanya dan menendang lututnya.
Liu hadir di Pengadilan Distrik Xihu tiga kali antara Juni dan Agustus 2018 dan dijatuhi hukuman dua tahun penjara dengan denda 5.000 yuan pada Oktober 2018.
Selama dua tahun dimana Liu dipenjara di Pusat Penahanan No. 1 Nanchang, dia pertama kali dipaksa tidur di lantai beton tanpa alas. Di lingkungan penjara yang kotor dan lembab, ia mengalami kudisan yang sangat gatal di tubuhnya.
Karena penyakitnya, Liu didiskriminasi dan dipermalukan oleh teman satu selnya, yang kemudian memaksanya untuk tidur di toilet dan tidak mengizinkannya menggunakan kursi bersama oleh orang lain.
Untuk selamat dari musim dingin, Liu membeli tempat tidur yang tebal. Tetapi di musim panas, penjaga menolak untuk memberinya ruang penyimpanan als tidurnya. Tidur di ranjang tebal di sebuah ruangan tanpa AC atau tanpa kipas, Liu begitu panas dan berkeringat sehingga dia tidak bisa tidur di malam hari.
Ketika Liu akhirnya dibebaskan pada tanggal 3 April 2020, putranya hampir tidak bisa mengenalinya -- ia sangat kurus dan matanya sudah kusam. Dia juga kehilangan banyak gigi.
Setelah kembali ke rumah, suami Liu mengatakan kepadanya bahwa Kantor 610 telah memaksa sekolah memecatnya pada Mei 2018, hanya satu bulan setelah penangkapannya. Para pemimpin sekolah juga dipaksa untuk membuat pidato kritik diri di depan seluruh sekolah dan bonus tahunan semua staf sekolah ditahan. Mereka juga dipaksa untuk mengecam Falun Gong dan berjanji untuk menjauhkan diri dari itu.
Liu pergi ke kantor jaminan sosial provinsi (SSO) pada pertengahan April 2020 untuk mengajukan aplikasi untuk menerima pensiunnya, karena ia telah mencapai usia pensiun pada September 2018. Resepsionis mengatakan kepadanya bahwa mereka tidak dapat menemukan profilnya. dalam sistem dan memintanya untuk berkonsultasi dengan kantor jaminan sosial setempat.
SSO lokalnya memberi tahu dia bahwa sekolahnya tidak berpartisipasi dalam program jaminan sosial hingga setelah 2014 ketika perombakan jaminan sosial besar-besaran berlangsung. Sekolahnya, bagaimanapun, berhenti membuat kontribusi ke akunnya setelah penangkapannya pada tahun 2018. Karena itu, dia hanya memiliki sekitar 3,5 tahun kontribusi, ketika perombakan membutuhkan minimal 15 tahun kontribusi sebelum seseorang memenuhi syarat untuk manfaat pensiun.
Staf SSO memberi tahu Liu bahwa jika dia ingin menerima pensiun melalui program jaminan sosial, dia harus membayar kontribusi yang terlewat selama 11,5 tahun. Jika dia memilih untuk membayar kontribusi secara tahunan, dia harus menunggu sampai 2031, ketika dia hampir berusia 70 tahun, untuk memenuhi syarat mendapatkan manfaat pensiun. Atau dia bisa membayar sisa kontribusi yang diperlukan sebesar 120.000 yuan berupa rapel untuk menerima pembayaran bulanan 1.000 yuan mulai sekarang.
Laporan terkait:
89 Falun Gong Practitioners Sentenced for Their Faith between January and April 2020
747 Falun Gong Practitioners Targeted for Their Faith in March 2020
33 Falun Gong Practitioners Sentenced for Their Faith During Coronavirus Lockdown in China
The Persecution of Falun Gong Continues in China Despite Coronavirus Pandemic
194 Falun Gong Practitioners Targeted for Their Faith in January 2020
Chinese Communist Regime’s Courts Sentence 193 Falun Gong Practitioners As New Coronavirus Explodes
Authorities in Chaoyang City, Liaoning Province Continue to Persecute Falun Gong During Pandemic
Falun Gong Practitioners in Four Provinces Harassed Recently for Their Faith
Guizhou Province: Massive Harassment of Falun Gong Practitioners in a “Zero Out” Campaign