(Minghui.org) Saya seorang guru seni di usia lima puluhan. Saya mulai berlatih Falun Dafa pada tahun 1997. Setelah berkultivasi selama 22 tahun, saya benar-benar berubah. Saya memahami makna hidup, tubuh saya telah dimurnikan, dan saya memiliki standar moral yang tinggi. Hidup saya bahagia dan bermakna.
Saya dianiaya di pusat penahanan dan kampkerja paksa dari tahun 2000 hingga 2004, karena saya tidak mau melepaskan keyakinan pada Dafa. Saya dipukuli, dicekok makan, dan dipaksa melakukan pekerjaan tanpa dibayar. Selama masa sulit itu, Guru Li memperlihatkan kepada saya pemandangan indah di dimensi lain, memperkuat keyakinan saya pada Dafa.
Saya telah mengajar les mempersiapkan siswa seni untuk ujian masuk perguruan tinggi sejak tahun 2005. Falun Dafa memberi saya kebijaksanaan untuk melakukannya. Saya menyadari bahwa jika seseorang ingin mendapatkan kebijaksanaan, kita harus terhubung dengan karakteristik kosmos, Sejati-Baik-Sabar, dan hanya dengan demikian kita dapat membuat terobosan dan mencapai hasil yang luar biasa. Jadi, selain mengajar siswa akan keterampilan dan teknik artistik, saya juga mengajari mereka untuk menjadi orang baik dan menginspirasi kebaikan mereka.
Di wilayah saya tinggal, kebanyakan orang terbelakang dalam ekonominya dan tidak mampu membayar biaya tambahan untuk les. Jadi saya telah membimbing banyak siswa secara gratis. Banyak orang tidak mengerti mengapa saya melakukan itu. Mereka berkomentar bahwa, dengan keterampilan saya, saya bisa menghasilkan banyak uang dan hidup dengan sangat nyaman. Tetapi bagi saya, fokus bukan untuk menghasilkan uang tetapi saya akan memberikan kepada siswa dengan yang terbaik semampu saya, dan membantu mereka menjadi orang yang lebih baik terlebih dahulu dan menjadi seniman yang baik.
Meskipun saya tidak mengenakan biaya untuk les, saya punya harapan pada siswa saya yang datang ke kelas. Mereka diminta untuk memperhatikan detil dan rajin mengerjakan tugas, besar atau kecil. Saya juga mengharapkan mereka belajar berpikir secara mandiri, bersikap baik, sabar, dan belajar satu sama lain.
Banyak siswa yang saya bimbing tidak hanya mendapatkan hasil akademis yang luar biasa dan menciptakan karya yang baik, mereka juga mengembangkan pemikiran kritis yang tidak diajarkan di sekolah-sekolah lain di Tiongkok, dan mampu menanggung kesulitan.
Guru mengajari kita:
“Jika umat manusia dapat meningkatkan watak dan konsep manusia atas dasar moralitas, dengan demikian peradaban masyarakat manusia barulah dapat bertahan lama, mukjizat juga akan muncul kembali di masyarakat manusia.” (“Lunyu,” Zhuan Falun)
Seorang siswa lulus ujian masuk sebuah institusi seni setelah dia belajar membuat sketsa dari awal hanya dalam 17 hari!
Siswa lain yang biasanya bolos kelas dan berkelahi dengan siswa lain berubah dengan cepat setelah dipandu oleh prinsip Falun Dafa. Dia menjadi sangat perhatian dan sering membantu orang tuanya untuk melakukan pekerjaan rumah. Dia juga belajar sangat keras, sering hingga larut malam. Dalam satu semester, nilai dan perilakunya meningkat begitu banyak sehingga gurunya tidak lagi ingin mengeluarkan dia dari sekolah.
Selain nilainya, kemampuan artistiknya juga membaik. Setelah ujian masuk perguruan tinggi, dia diterima oleh sebuah sekolah seni, dengan jurusan desain. Itu menjadi berita besar di desanya.
Kembali ke Tradisi dengan Bimbingan Dafa
Salah satu siswa saya ingin menghadiri kompetisi seni internasional. Dia suka memainkan Guqin (sejenis alat musik tradisional Tiongkok). Saya menyarankan agar dia melukis seorang wanita dari zaman kuno yang tengah memainkan Guqin. Saya mengambil kesempatan ini untuk mengajarinya tentang budaya tradisional Tiongkok dan bagaimana leluhur mengekspresikan perasaan batin mereka. Dia belajar dengan sangat cepat dan karya-karyanya dianugerahi hadiah pertama!
Guru mengajari kita:
“Di banyak tempat di dunia telah ditemukan banyak peninggalan peradaban kuno, dengan usia yang jauh sekali melampaui sejarah peradaban kita. Peninggalan kuno ini bila ditinjau dari sudut teknologi juga memiliki tingkat teknik yang tinggi, sedang bila ditinjau tingkat keseniannya, juga sangat unggul, manusia modern benar-benar telah meniru kesenian orang kuno, memiliki nilai apresiasi sangat tinggi. Tetapi sebenarnya ia adalah peninggalan yang berasal lebih dari puluhan ribu tahun, ratusan ribu tahun, jutaan tahun yang lalu, bahkan merupakan peninggalan dari ratusan juta tahun yang lalu.” (Ceramah 1, Zhuan Falun)
Fa menginspirasi saya untuk membimbingnya dengan tradisi kuno, dan karyanya diakui oleh komunitas seni internasional.
Gadis lain juga ingin berpartisipasi dalam kompetisi seni nasional. Saya teringat apa yang Guru ajarkan kepada saya:
“Misalnya di Perancis, Afrika Selatan, dan pegunungan Alpen ditemukan lukisan dinding batu dalam banyak gua, pahatannya sangat realistik, terlihat bagaikan hidup. Gambar orang yang terpahat sangat indah sekali, bahkan dilapisi pula dengan semacam bahan pewarna mineral.” (“Caramah 1, Zhuan Falun)
“Dahulu dalam masyarakat manusia juga pernah berkali-kali muncul kebudayaan yang semi Dewa semi manusia, membuat manusia memperoleh peningkatan dalam pemahaman sejati terhadap kehidupan dan alam semesta.” (“Lunyu,” Zhuan Falun)
Saya menyadari bahwa kembali ke cara tradisional adalah cara terbaik untuk membimbing siswa saya. Saya membahas dengannya bagaimana belajar dari leluhur, cara melukis dengan pikiran yang tenang, dan bagaimana menggunakan keterampilan tradisional dan menciptakan sesuatu dengan tema positif. Dia memenangkan hadiah pertama tingkat nasional.