Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Berita Tertunda: Setelah Veteran Cacat Menderita Penganiayaan Brutal, Istrinya Meninggal Dunia karena Depresi Jangka Panjang

11 Juni 2020 |   Oleh koresponden Minghui di Provinsi Hubei, Tiongkok

(Minghui.org) Guan Changfu, seorang warga Kota Shiyan, Hubei, menjadi cacat saat bertugas di militer. Karena kesehatannya yang sangat buruk, ia harus pensiun dini dari pekerjaannya di Dongfeng Motor Corporation.

Setelah ia dan istrinya mulai berlatih Falun Gong, sebuah latihan spiritual dan meditasi, pada tahun 1996, berbagai penyakit yang mereka derita sembuh.

Tetapi sejak penganiayaan Partai Komunis Tiongkok terhadap Falun Gong dimulai pada tahun 1999, Guan ditahan beberapa kali, dikirim ke pusat pencucian otak dua kali, dan dijatuhi hukuman kerja paksa selama satu tahun. Dia pernah dipukuli sampai mengalami gangguan mental.

Istrinya juga tidak luput dari penganiayaan. Dia ditahan tiga kali dan mengalami penyiksaan fisik dan mental. Dia meninggal pada tahun 2014 karena kecemasan dan tekanan yang dia derita di bawah ancaman.

Dipukul Hingga Menderita Gangguan Mental

Guan pergi ke Beijing untuk memohon keadilan bagi Falun Gong pada tanggal 16 Desember 2000. Dia ditangkap di Lapangan Tiananmen dan dikirim ke Kantor Polisi Mentougou.

Di kantor polisi, delapan polisi memukulinya selama lebih dari 20 menit karena dia berani berbicara untuk praktisi lain. Pakaian dan sepatunya sobek karena pemukulan yang dialaminya.

Ketika dia mencoba membantu dua praktisi wanita membersihkan lantai di pusat penahanan, seorang kepala seksi menjadi marah dan menariknya keluar. Kepala dan beberapa petugas memukulinya dengan tongkat plastik selama satu jam. Akibatnya, dia mengalami gangguan mental dan tidak bisa berhenti berteriak. Tubuhnya berlumuran darah dan memar.

Dia dikirim ke rumah sakit pada malam yang sama dan disuntik dengan obat-obatan yang tidak dikenal. Kondisinya memburuk setelah itu. Dia kehilangan kendali dan berteriak histeris.

Beberapa karyawan dari tempat kerjanya, Dongfeng Motor Corporation, mengantarnya pulang dengan naik kereta api pada malam, tanggal 20 Desember 2000. Dia masih tidak bisa mengendalikan diri dan terus berteriak di dalam kereta api.

Mereka memborgol tangannya ke belakang dan mendorongnya ke kursi menghadap ke bawah. Salah seorang dari mereka duduk di atas punggungnya sepanjang malam. Borgol itu memotong daging sampai tulangnya pun terlihat. Bekas luka di pergelangan tangannya dari insiden ini masih terlihat hari ini.

Ketika mereka tiba di Shiyan keesokan paginya, Guan dibawa ke Pusat Penahanan Kedua Kota Shiyan. Selama beberapa hari pertama, dia menderita histeria di malam hari dan tidak akan berhenti berteriak. Dia dibawa keluar dan digantung di batang baja. Para penjaga memerintahkan para narapidana untuk memukulinya setiap malam hingga pukul 07:00.

Belakangan, dia dikurung di dalam sel hukuman mati sambil mengenakan belenggu 30 kg sepanjang hari, tanpa air atau makanan. Dia berteriak dan terus berteriak. Pakaiannya basah kuyup oleh keringat dan air seni ketika dia akhirnya dibebaskan dari sel.

Guan dikirim ke pusat pencucian otak yang didirikan oleh tempat kerjanya satu bulan kemudian. Dia ditahan di sana selama tujuh bulan. Para penjaga sangat sering memukuli dan menendang serta memaksanya berdiri menghadap tembok selama berjam-jam.

Tempat kerjanya menahan 9.310 yuan dari gajinya sebagai biaya untuk sesi cuci otak.

Disiksa Secara Brutal di Dua Pusat Penahanan

Setelah dibebaskan, Guan memulihkan kesehatannya dengan melakukan latihan Falun Gong. Dia juga mulai meningkatkan kesadaran akan penganiayaan kepada orang-orang. Satu tahun kemudian, pada Januari 2002, dia ditangkap ketika memberi tahu orang-orang tentang Falun Gong dan dikirim ke Pusat Penahanan Pertama Kota Shiyan.

Karena dia menolak untuk membacakan aturan pusat penahanan sebagai protes, para penjaga memborgolnya ke tiang di kamar kecil dan mengejeknya. Para narapidana dipaksa untuk menyiksanya juga. Mereka membakar wajahnya dengan puntung rokok dan menginjak kakinya.

Kemudian, ia dibelenggu hingga seberat 30 kg selama dua hari. Saat istirahat, para narapidana menutup kepalanya dengan selimut lalu meninju dan menendang. Dia hampir pingsan.

Guan melakukan mogok makan selama 20 hari untuk menentang penganiayaan. Dia secara brutal dicekok paksa makan dan diikat ke tempat tidur dalam posisi elang.

Dia dibebaskan satu bulan kemudian.

Pada tahun 2004, Guan dibawa ke pusat pencucian otak. Alih-alih memukulinya kali ini, penjaga tidak mengizinkannya tidur. Ketika pikirannya kacau karena kurang tidur, para kolaborator menipunya untuk menandatangani formulir untuk melepaskan Falun Gong. Ketika dia melihat keesokan harinya, dia tidak mengakuinya dan merobeknya. Instruktur sesi cuci otak sangat marah sehingga pergelangan tangannya digantung di jeruji jendela selama beberapa jam.

Dia dikirim ke pusat penahanan setelah sesi cuci otak. Sebulan kemudian, dia dihukum satu tahun kerja paksa.

Istri Meninggal karena Kecemasan dan Tekanan

Istri Guan, Zou Shaoyu, mengikuti jejak suaminya. Pada tanggal 18 Desember 2000, dia juga berangkat ke Beijing untuk memohon keadilan bagi Falun Gong. Dia ditangkap di kereta api dan ditahan di Pusat Penahanan Pertama Kota Shiyan. Di sana, dia disiksa. Para penjaga juga memaksanya untuk mandi dengan air sedingin es.

Hanya dua hari setelah dia dibebaskan pada tanggal 18 Januari 2001, dia dibawa kembali ke tahanan dan ditahan di pusat pencucian otak yang sama dengan suaminya selama tujuh bulan. Dia juga disiksa dan dilarang tidur.

Zou dan Guan dilaporkan ke pihak berwenang ketika mereka berbagi fakta tentang Falun Gong saat mereka naik kereta api pada tanggal 6 Januari 2008. Mereka ditahan sepanjang hari di Kantor Polisi Jalan Kereta Api Yingchuan. Setelah dibebaskan, mereka dipaksa tinggal jauh dari rumah untuk menghindari penganiayaan lebih lanjut selama setahun.

Kecemasan dan tekanan jangka panjang berdampak pada kesehatan Zou. Akibatnya, dia meninggal pada April 2014.