Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Seorang Wanita Dijatuhi Hukuman Tujuh Tahun karena Menuntut Jiang Zemin atas Kematian Suaminya di Tahanan

14 Juni 2020 |   Oleh koresponden Minghui

(Minghui.org) “Di kantor polisi, saya melihat empat pria besar dan kekar membawa seorang pria yang berlumuran darah. Ketika saya sadar bahwa pria yang mereka bawa adalah suami saya, saya sangat kaget hingga saya pingsan.”

Di atas adalah apa yang Li Jumei tulis ketika ia mengajukan tuntutan hukum pada 1 Juni 2015 terhadap Jiang Zemin, mantan kepala rezim komunis Tiongkok yang memprovokasi penganiayaan Falun Gong (dikenal juga sebagai Falun Dafa), sebuah disiplin spiritual dan meditasi kuno, pada Juli 1999.

Ia mendokumentasikan di dalam tuntutannya kematian tragis suaminya hanya dua bulan setelah penangkapannya di tahun 2009. Ia ditangkap empat bulan setelah mengajukan tuntutan pada tahun 2015 dan kemudian dihukum tujuh tahun penjara, dan saat ini berada di Penjara Wanita Hunan.

Di bawah ini adalah kisah penganiayaan terhadap keluarganya:

Li, 63, adalah seorang guru dari Sekolah Menengah Zhuquanwan di Wilayah Jiahe, Kota Chenzhou, Provinsi Hunan. Ia menderita kanker tulang dan berusaha bunuh diri beberapa kali, tapi berhasil selamat dari semua percobaan bunuh dirinya. Ia menjadi sehat dalam satu bulan setelah berlatih Falun Dafa.

li junmei

Li Junmei

Guo Huisheng, suami Li, adalah seorang kader di Kantor Hubungan Legislatif di Pemerintahan Jiahe. Guo berpikiran terbuka, dan seorang pejabat Partai Komunis pekerja keras dan berpengalaman - salah satu dari sedikit pejabat yang jujur dan tulus.

guo huisheng

Guo Huisheng

Tetapi, setelah penganiayaan Falun Gong dimulai tahun 1999, Guo ditangkap berulang kali dan dikirim ke kamp kerja paksa, ketika Li ditangkap enam kali dan melakukan kerja paksa dua kali. Kerugian ekonomi mereka berjumlah total 100,000 yuan. Dan juga, Li harus menahan lusinan atau lebih metode penyiksaan berbeda ketika di penjara.

Penangkapan dan Penahanan Berulang kali

Pada Maret 2000, Li dikirim ke pusat pencucian otak dan didenda 1,000 yuan. Ia ditangkap lagi pada 19 Agustus tahun itu, setelah polisi memaksa masuk ke rumahnya. Ia ditahan selama 40 hari dan keluarganya dipaksa membayar 400 yuan untuk biaya tinggalnya dan denda 4,000 yuan.

Ketika Li dan praktisi lain Xiao Erfeng [Perempuan] pergi ke rumah praktisi Deng Guojun [Perempuan] pada Oktober 2000, polisi menerobos masuk ke rumah Deng dan menangkap mereka semua. Mereka dibawa ke kantor polisi di Kota Chenzhou

“Saya diborgol ke jendela dan polisi merampas 300 yuan, jumlah uang terakhir yang saya punya,”Kata Li. “Ketika malam, kedua tangan saya diborgol ke kerangka logam di koridor. Saya gemetar sepanjang malam karena hujan yang dingin membasahi wajah dan tubuh saya.”

Li dipindahkan ke pusat penahanan lokal keesokan harinya. Selama setidaknya enam bulan, upahnya dihentikan dan ia didenda 5,000 yuan. Ketika ia masih berada di penahanan, suaminya Guo dikirim ke kamp kerja paksa selama dua tahun, meninggalkan dua anak perempuan mereka yang harus menghidupi diri mereka sendiri.

Pada Desember 2001, Li ditangkap di rumah dan ditahan 15 hari. Tempat kerjanya didenda 2,000 yuan. Pada Oktober 2002, Li sedang mengajar di kelasnya ketika ia ditangkap oleh petugas dari Kantor 610 dan ditahan selama 40 hari. Di waktu yang sama, Guo juga ditangkap dan ditahan selama lebih dari 1 bulan. Pasangan ini melakukan aksi mogok makan untuk melawan penganiayaan.

Li dipaksa tinggal jauh dari rumah untuk menghindari penganiayaan pada 1 Februari 2004, ia menolak melepaskan Falun Gong. Pada 27 September di tahun itu, ia ditangkap karena memberi tahu orang-orang tentang Falun Gong. Ia kemudian dipindahkan ke Kantor 610, di mana ia diinterogasi, tidak diperbolehkan tidur dan dipaksa berdiri selama 72 jam.

Meskipun Li menjadi sangat lemah karena ia tidak makan selama tiga hari, ia tetap dipindahkan ke pusat penahanan dan ditahan selama lebih dari sebulan. Setelahnya, ia disuruh melakukan kerja paksa selama satu setengah tahun. Ketika di kamp kerja, ia dipaksa bekerja tanpa dibayar dan juga menjadi subyek pengawasan ketat dan dibuat berdiri di bawah terik matahari yang sangat panas karena menolak melepaskan keyakinannya.

Pada 20 Juni 2007, Li ditangkap dan dibawa ke pusat penahanan, di mana ia tidak diperbolehkan mendapat kunjungan keluarga. Setengah tahun kemudian, ia dikirim ke kamp kerja paksa selama satu setengah tahun.

Di kamp kerja paksa, penjaga mengurungnya di kamar mandi selama lebih dari tiga setengah bulan. Ia dipaksa berdiri sepanjang malam dan tidak diperbolehkan tidur. Tahanan lain yang mengawasi Li memukulinya ketika ia menutup mata. Ia menjadi sangat kurus dan pergelangan kaki serta kakinya bengkak. Setelah lebih dari satu tahun penyiksaan di kamp kerja, keluarganya hampir tidak bisa mengenalinya ketika ia dibebaskan.

Pasangan Ditangkap, Suami Dianiaya hingga Tewas

Pada 6 Juli 2009, polisi menangkap praktisi Xiao Silan [Perempuan] dari Wilayah Lanshan, Provinsi Hunan. Ia ditahan di pusat penahanan Wilayah Lanshan dan mengalami patah tulang tangan kanan karena kebrutalan polisi. Tetapi, ia tidak diperbolehkan mendapatkan perawatan medis yang memadai. Guo dan Li menelepon Xi Xiaogang, kepala Biro Keamanan Masyarakat, Wilayah Lanshan, untuk mengajukan permohonan bagi Xiao. Pasangan ini juga mengirimkan materi informasi ke kantor polisi.

Karena itu, pasangan ini dilaporkan ke Kantor 610 Provinsi Hunan yang kemudian menganiaya mereka.

Pada 6 Agustus 2009, di bawah perintah Kantor 610, sekelompok polisi menangkap Li dan praktisi lain Liao Hongcui [Perempuan]. Keduanya dibawa ke Kantor Polisi Chengguan. Sekitar pukul 1 pagi. Malam itu, beberapa polisi datang ke rumah Li. Ketika Guo menolak mereka untuk masuk, empat polisi menerobos dan memukuli Guo dengan brutal ketika ia dalam posisi terborgol dan berlutut. Wajah Guo berlumuran darah dan pakaiannya dipenuhi noda darah ketika beberapa polisi membawanya ke kantor polisi.

“Di kantor polisi,” Li kemudian menuliskan di surat tuntutannya, “Saya melihat empat pria besar dan kekar membawa seorang pria berlumuran darah. Ketika saya sadar mereka membawa suami saya, saya sangat kaget hingga pingsan.”

Polisi kembali ke rumah pasangan ini, menggeledah tempat mereka dua kali dan merampas banyak barang-barang mereka, termasuk beberapa ratus ribu yuan uang tunai untuk renovasi rumah.

Guo dan Li dipindahkan ke pusat penahanan. Di malam hari pada 13 Agustus, hidup Li berada dalam bahaya dan ia dibawa ke Rumah Sakit Rakyat untuk perawatan darurat. Ia dibawa kembali ke pusat penahanan ketika ia kembali sadar keesokan paginya.

Pada 6 Oktober 2009, Guo mengalami koma di pusat penahanan. Ia dibawa ke Rumah Sakit Rakyat di Wilayah Jiahe untuk disadarkan. Ia tetap dalam kondisi koma dan detak jantungnya lemah setelah menjalani operasi otak.

guo dalam kondisi kritis

Guo dalam kondisi kritis

Guo meninggal pada pukul 5 sore pada 12 Oktober 2009.

Li berkata, “Mertua saya yang berusia 80 tahun merasa hancur, dan kedua putri saya selamanya kehilangan ayah mereka. Saya tidak bisa berhenti menangis di pusat penahanan. Hati saya terkoyak.”

Li Diadili Karena Keyakinannya

Li terus berada di penahanan setelah kematian suaminya. Ia diadili pada 12 Januari 2010. Pengadilan tidak memberitahukan keluarganya. Ia membela dirinya sendiri dan menyatakan tidak bersalah. Ia menyampaikan kepada hakim bahwa Falun Gong memberikan manfaat untuknya dan mendesak mereka untuk mundur dari Partai Komunis Tiongkok (PKT). Hakim menunda sidang tanpa mengeluarkan putusan.

Pada 18 Januari 2010, Li mengalami pendarahan vagina serius. Ia pingsan dan dibawa ke rumah sakit. Ia mendengar dokter berkata, “Ia mungkin tidak bisa bertahan lebih dari 2-3 bulan.”

Untuk menghindari tanggung jawab atas kondisinya yang merosot, pusat penahanan mengabulkan pembebasan bersyarat medisnya. Li masih diawasi oleh polisi setelah pulang ke rumah.

Dipecat dari Tempat kerja, Dipaksa menjadi Tunawisma

Li pulih dengan melakukan latihan Falun Gong dan membaca ajaran Falun Gong. Setelah mendapatkan kembali kesehatannya, ia meminta sekolah untuk mengembalikan posisinya, tapi permintaannya ditolak.

Pada April 2010, Li meminta Li Dexiao, kepala Komite Hubungan Politik dan Legal wilayah, untuk mengembalikan posisi dan upahnya. Li Dexiao berkata ia akan menerima permintaannya jika ia berhenti memberi tahu orang-orang untuk mundur dari PKT. Ia menolak.

Tahun 2011, ketika Li Dexiao mengetahui bahwa Li kembali sehat setelah berlatih Falun Gong, ia mengancamnya: “Jangan berbicara tentang Falun Gong! Karena anda berkata anda telah sehat kembali, saya harus memasukan anda kembali ke penjara!”

Karena Li membutuhkan uang untuk merawat orang tuanya yang sudah manula, ia meminta atasannya untuk memperbolehkannya kembali bekerja beberapa kali, tapi tidak berhasil.

Pada Juli 2013, Li mendokumentasikan penganiayaan terhadapnya dan mengirim artikel ke Minghui.org. ini membuat Li Dexiao murka, yang kemudian berkolusi dengan beberapa hakim untuk membuka kembali kasus Li. Ia juga berusaha untuk mengancam Li, berkata bahwa jika ia berjanji tidak mengungkapkan penganiayaan ke publik dan membagikan materi informasi Falun gong, upahnya yang ditahan akan dibayarkan dan pensiunnya akan diatur. Li menolak kesepakatan itu.

Pada 16 September 2013, Huang Jianlong, hakim ketua dari Pengadilan Kriminal Wilayah Jiahe, memanggil Li untuk hadir di pengadilan pukul 8 pagi keesokan harinya. Menurut Huang, “Instruksi pejabat yang lebih tinggi membuatnya sulit untuk tidak menghukumnya." Oleh karena itu, Li terpaksa meninggalkan rumahnya untuk menghindari dipenjara karena keyakinannya

Ditangkap karena Menuntut Jiang Zemin

Li mengajukan penuntutan kriminal pada 1 Juni 2015 terhadap Jiang Zemin. Pada 23 Oktober, ia ditangkap dan dibawa ke pusat penahanan.

Li awalnya diadili oleh Pengadilan Wilayah Jiahe pada 17 November. Selama sidang, ia membela dirinya sendiri, berkata bahwa adalah haknya untuk berlatih Falun gong. Setelah beberapa diskusi, petugas pengadilan menelepon untuk bertanya kepada atasan mereka meminta instruksi lebih lanjut. Hakim ketua kemudian menunda sidang.

Pada 11 Desember, sebuah sidang digelar lagi. Pengacara Li berargumen bahwa tuntutan kriminal terhadap Li tidak bisa dibuktikan karena kekurangan bukti dan fakta yang tidak jelas. Selama sidang, pengacara memberikan bukti-bukti meyakinkan terhadap fakta-fakta bahwa tidak ada hukum di Tiongkok yang mengkriminalisasi Falun Gong. Ia bertanya bagaimana pengadilan menuntut kliennya dengan “menggunakan aliran sesat untuk mengacaukan hukum,” ketika ia hanya menggunakan hak-hak konstitusionalnya untuk menyebarkan informasi tentang Falun Gong, sebuah latihan yang legal.

Pengacara juga menekankan bahwa buku-buku Falun Gong Li, yang mereka gunakan untuk bukti penuntutan terhadapnya, tidak merugikan orang lain atau masyarakat, apa lagi mengacaukan hukum.

Li juga menjelaskan dalam sidang bahwa berlatih Falun Gong membantu menyembuhkan penyakitnya dan ia tidak melanggar hukum apa pun. Ia menambahkan bahwa Falun Gong telah tersebar di lebih dari 100 negara dan wilayah di seluruh dunia dan mendesak hakim dan petugas pengadilan untuk mundur dari PKT.

Dihukum Tujuh Tahun, 1,670 Orang Menandatangani Petisi Meminta Pembebasannya

Selama sidang ketiga pada 27 Mei 2016, jaksa meminta hakim menghukum Li tujuh tahun penjara. Hakim menunda sidang tanpa mengeluarkan putusan.

Li akhirnya tetap dihukum tujuh tahun penjara oleh Pengadilan Wilayah Jiahe setelah tiga kali siang. Ia mengajukan banding atas putusan itu, dan total 1,670 penduduk Kota Chenzhou menandatangani petisi meminta pembebasannya.

petisi meminta pembebasan li

Petisi meminta pembebasan Li

Pengadilan Menengah Kota Chenzhou mendengar permohonannya pada 30 Agustus 2016 dan satu bulan kemudian memutuskan untuk mempertahankan putusan asli. Li dimasukkan ke Penjara Wanita Changsha segera setelah itu.

Pada Februari 2017, putri Li pergi dari Beijing ke Changsha, tetapi ditolak untuk mengunjungi ibunya. Kerabat Li yang lain juga tidak diizinkan untuk melihatnya. Keluarganya curiga bahwa dia mungkin telah disiksa dan bahwa otoritas penjara tidak ingin mereka melihat luka-lukanya.

Laporan terkait dalam bahasa Inggris:

Practitioners Guo Huisheng and Li Jumei from Jiahe County, Hunan Province Detained

Mr. Guo Huisheng from Jiahe County, Hunan Province Dies as a Result of Persecution

Guo Huisheng's Parting With His Wife (Photos)

Ms. Li Jumei Seriously Ill in Detention Center; Her Husband Died as a Result of Persecution

Ms. Li Jumei Forced to Flee Home to Avoid Imprisonment, Her Husband Persecuted to Death

Ms. Li Jumei Sentenced to Seven Years for Suing Jiang Zemin Over Husband's Wrongful Death

Woman Wrongfully Convicted for Her Faith, Lawyer Defends Her Right to Freedom of Belief

1,511 Sign Petition Calling for Release of Woman Sentenced to Prison for Her FaithImprisoned Woman Denied Family Visits in Jiahe, Hunan Province