Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Wajib Cuci Otak di Sekolah Administrasi Hukum Wuxi

15 Juni 2020 |   Oleh seorang praktisi Falun Gong di Provinsi Jiangsu, Tiongkok

(Minghui.org) Wuxi adalah kota kuno yang terkenal dengan sawah dan perikanannya di Danau Taihu yang indah di Provinsi Jiangsu. Namun, sejak Partai Komunis Tiongkok mulai penganiayaan terhadap Falun Gong pada tahun 1999, banyak praktisi Falun Gong di Wuxi telah ditangkap dan dikirim ke penjara, rumah sakit jiwa, dan kamp-kamp kerja paksa yang sekarang tutup. Beberapa juga meninggal karena penyiksaan saat berada dalam tahanan polisi.

Pada tahun 2001, Kantor 610 Wuxi mendirikan Sekolah Administrasi Hukum Wuxi untuk menahan dan mencuci otak praktisi Falun Gong dalam upaya untuk memaksa mereka melepaskan keyakinan mereka. Kantor 610 adalah lembaga keamanan di luar hukum di Tiongkok yang tugas utamanya adalah mengoordinasi dan melaksanakan penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong. Ia diberikan wewenang untuk mengesampingkan lembaga hukum lainnya untuk menahan praktisi tanpa dibatasi hukum.

Sejak awal, Sekolah Administrasi Hukum Wuxi telah menahan banyak praktisi, dan memaksa mereka mengikuti kelas cuci otak. Fasilitas ini juga menerapkan serangkaian metode penyiksaan untuk memaksa praktisi menyerah.

Praktisi di fasilitas ini kehilangan hak hukum termasuk berkonsultasi dengan pengacara. Untuk pulang, mereka harus setuju untuk menulis pernyataan melepaskan Falun Gong. Administrasi dan pejabat sekolah kemudian memberikan pernyataan ini kepada atasan mereka untuk menerima bonus dan promosi.

Jika praktisi menolak untuk menulis pernyataan ini, mereka menjadi sasaran metode penyiksaan berikut.

Berdiri untuk Waktu yang Lama dan Tidak Diperbolehkan Tidur

Praktisi tidak diperbolehkan tidur dan dipaksa berdiri untuk waktu yang lama. Jika mata mereka tertutup karena kelelahan, penjaga akan memarahi mereka dan segera membuka paksa mata mereka.

Dipaksa Minum dan Menghirup Asap

Meskipun petugas tahu bahwa praktisi Falun Gong tidak minum alkohol atau merokok, mereka menghasut para penjaga untuk mengikat praktisi, dan kemudian secara paksa menuangkan minuman keras ke dalam mulut mereka. Mereka juga menutup mulut praktisi dengan handuk kotor, dan kemudian memasukkan rokok yang menyala ke lubang hidung mereka. Praktisi tidak punya pilihan selain minum minuman keras dan menghirup asap. Jika praktisi tidak bereaksi terhadap asap dan batuk parah, penjaga beralih ke rokok yang lebih kuat.

"Membuat Sadar”

Para penjaga memakaikan helm pada praktisi, lalu memukul helm itu dengan tongkat kayu.

Menginjak Betis

Praktisi didorong berlutut. Seorang penjaga menjepit kepala praktisi di antara kedua kakinya, dan dua penjaga menginjak betis praktisi dengan papan yang dapat menyebabkan kulit korban terbelah terbuka.

Simulasi Tenggelam

Penjaga menekan kepala praktisi ke dalam air bekas mandi di bak mandi besar untuk mensimulasikan perasaan tenggelam.

“Menerbangkan Pesawat”

Lengan praktisi terikat erat di belakang dan ke bingkai atas tempat tidur susun. Kaki mereka direntangkan terbuka dengan diikat ke bingkai bawah tempat tidur. Bentuk tubuhnya terlihat seperti pesawat terbang. Penyiksaan itu sangat menyakitkan. Dalam waktu singkat, korban berkeringat deras dan berada di antara hidup dan mati.

Metode penyiksaan lain yang digunakan fasilitas ini termasuk berjongkok di atas batu bata, dan menyiram leher praktisi dengan air panas.

Beberapa praktisi telah meninggal dunia akibat disiksa di Sekolah Administrasi Hukum Wuxi, termasuk Gu Xuejuan, Dai Lijuan, dan Zhou Zhiying.