Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Pasangan Suami-Istri Berulang Kali Dianiaya karena Keyakinan Mereka, Istri Diancam untuk Aborsi

16 Juni 2020 |   Oleh seorang koresponden Minghui di Provinsi Hebei, Tiongkok

(Minghui.org) Sejak partai komunis Tiongkok (PKT) meluncurkan penganiayaan terhadap Falun Gong, sebuah latihan spiritual jiwa-raga berdasarkan prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar, pada Juli 1999, banyak praktisi telah ditangkap, dipenjara, disiksa, dan bahkan dibunuh untuk diambil paksa organnya. Penganiayaan masih terjadi di Tiongkok hingga hari ini.

Pan Baozhong (pria) dari Kota Sanhe, Provinsi Hebei, biasanya menderita rematik karena bekerja di lokasi konstruksi yang lembab untuk waktu yang lama. Setelah menikah dengan Zhang Jinling, pasangan itu mencoba untuk memiliki anak tetapi tidak berhasil karena jumlah sperma yang rendah dan keguguran. Zhang juga menderita komplikasi setelah keguguran.

Pasangan itu mendapatkan kembali kesehatannya setelah mereka mulai berlatih Falun Gong pada tahun 1998, dan Zhang hamil setahun kemudian. Namun, Zhang hampir dipaksa melakukan aborsi ketika PKT memulai penganiayaan terhadap Falun Gong. Meskipun dia melahirkan putranya dengan selamat, anak itu tumbuh dalam ketakutan ketika orang tuanya berulang kali ditangkap dan dilecehkan karena keyakinan mereka pada Falun Gong.

Di bawah ini adalah kisah penganiayaan terhadap pasangan itu:

Awal Penangkapan dan Penahanan

Pada September 1999, Wu Xianming, sekretaris PKT desa Xiaowangzhuang, pergi ke semua rumah praktisi Falun Gong untuk menyita buku-buku Falun Gong. Ketika dia sampai di rumah pasangan itu, Zhang menolak menyerahkan buku-bukunya. Wu mengancam bahwa polisi akan menangkapnya tetapi Zhang tidak gentar. Wu pada akhirnya pergi ketika Zhang memberi tahu orang-orang yang menonton kejadian itu.

Sebulan kemudian, pihak berwenang mencoba memaksa pasangan itu untuk menulis pernyataan jaminan untuk melepaskan keyakinan mereka tetapi mereka menolak. Ketika pihak berwenang mengancam akan menggeledah rumah mereka, mereka tidak punya pilihan selain menutup bisnis mereka dan tinggal jauh dari rumah untuk menghindari penganiayaan. Ini juga menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar bagi mereka.

Pasangan itu mengunjungi orang tua Zhang selama Tahun Baru Imlek tahun 2000 ketika Wu dan pihak berwenang membuntuti mereka dan bertanya apakah mereka masih bersikeras berlatih Falun Gong. Mereka menegaskan sikap mereka.

Wu menangkap pasangan itu pada hari berikutnya, yang kebetulan merupakan hari ulang tahun Pan. Mereka dibawa ke kantor polisi dan diborgol ke tiang telepon di halaman.

Pan mengkhawatirkan istrinya karena hamil empat bulan dan bertanya apakah dia kedinginan atau lelah. Ketika seorang petugas mendengar ini, dia mengutuk Pan dan memborgolnya ke gudang batu bara. Setelah mengetahui bahwa Zhang sedang hamil, petugas memindahkannya ke ruang rapat yang dingin dan membuat pasangan itu kelaparan selama sehari.

Pasangan itu dipindahkan ke pusat penahanan pada hari berikutnya. Zhang kembali ke rumah setelah tiga hari sementara Pan ditahan selama sebulan.

Setelah Zhang kembali ke rumah, beberapa petugas pergi ke rumahnya dan mengatakan kepadanya, “Karena anda berlatih Falun Gong, anda akan dipaksa untuk melakukan aborsi.”

Dengan bantuan mertuanya, Zhang melarikan diri dari rumah sebelum polisi menangkapnya. Namun, pihak berwenang masih mengancamnya ketika dia pergi untuk memberikan pakaian kepada suaminya di pusat penahanan.

Tidak lama setelah Pan dibebaskan, ia ditangkap bersama dengan Zhang lagi pada April 2000. Ketika Zhang hamil, dia dibebaskan tiga hari kemudian setelah keluarganya membayar 150 yuan untuk biaya hidupnya. Pan ditahan selama sebulan dan dipaksa membayar 3.000 yuan untuk pembebasannya.

Pada 21 Juli 2000, polisi meminta Pan untuk mengunjungi kantor polisi tetapi Zhang pergi menggantikannya saat Pan bekerja. Hari berikutnya, sekelompok petugas yang membawa senjata masuk ke rumah pasangan itu dan ingin menangkap Pan. Karena dia tidak di rumah, para petugas mengancam akan mengunjungi mereka setiap hari. Pasangan itu tidak punya pilihan selain meninggalkan rumah dengan bayi mereka yang baru lahir untuk menghindari penganiayaan.

Polisi menggeledah rumah pasangan itu dan mengacak-acaknya pada musim semi 2001 ketika tidak ada seorang pun di rumah. Banyak penduduk desa berkomentar, “Bandit-bandit ini kehilangan akal sehat.”

Ibu dan Bayi Ditangkap Berulang Kali

Karena bayinya, Zhang kembali ke rumah beberapa bulan kemudian, sementara Pan masih dalam pelarian.

Pada musim panas 2001, Zhang dan putranya yang berumur satu tahun ditangkap di rumah mereka. Ketika dia menolak untuk bekerja sama dengan para petugas, mereka menyambar bayi yang menangis dan hanya mengembalikannya kepadanya setelah mencapai gedung pemerintah kota. Karena Zhang tidak diberi makanan, dia tidak bisa menyusui putranya. Mereka dibebaskan pada malam hari setelah mertua Zhang datang untuk menjemput mereka.

Zhang ditangkap sekali lagi bersama putranya pada 20 Juli 2001. Ketika petugas berusaha memaksa Zhang untuk menulis pernyataan jaminan, ia menulis, “Falun Dafa baik. Sejati-Baik-Sabar baik. Ayah dan ibu, jika saya meninggal hari ini, itu bukan karena saya bunuh diri tetapi karena penganiayaan.” Para petugas menampar dan mengutuknya setelah melihat pernyataannya. Dia kemudian diborgol di gudang batu bara sementara putranya tidak bisa berhenti menangis.

Ibu mertua Zhang menangis ketika dia pergi ke kantor polisi untuk membawakan Zhang sepatu. Dia memohon agar cucunya diberi makan. Karena petugas menolak melepas borgol Zhang, ibu mertuanya berusaha membantu memberi makan tetapi tidak berhasil. Para petugas kemudian mengusir ibu mertua dan bayi itu keluar dari kantor polisi.

Di kantor polisi, Zhang kekurangan makanan dan air, dan dipaksa untuk diam di bawah matahari selama setengah hari. Karena penyiksaan fisik dan mental itu, dia jatuh ke tanah. Tubuhnya terus bergetar. Mulutnya mengeluarkan busa. Melihat ini, petugas melepaskan borgolnya dan memanggil dokter. Tekanan darahnya sangat tidak normal sehingga tidak bisa dideteksi. Polisi secara verbal melecehkan Zhang dan meminta keluarganya untuk menjemputnya dan membayar 800 yuan sebagai jaminan.

Pan ditangkap pada musim gugur 2001. Dia diinterogasi, dan petugas menyetrumnya dengan beberapa tongkat listrik. Dia juga dipaksa berlutut di tanah sebelum dibawa ke Pusat Penahanan Sanhe. Dia dipaksa membayar 3.000 yuan untuk pembebasannya.

Penganiayaan Berulang, Bersembunyi, dan Masa Kamp Kerja

Pada Juli 2003, seorang petugas yang baik hati memberi tahu Zhang bahwa polisi datang untuk menangkap mereka lagi. Mereka harus meninggalkan rumah lagi selama beberapa hari.

Sebulan kemudian, petugas mengganggu Zhang. Ketika dia tidak membuka pintu, mereka menuju atap rumahnya melalui kamar mandi tetangganya. Pan berhasil melarikan diri sebelum mereka masuk. Para petugas menolak untuk mundur dan menggeledah seluruh rumah. Mereka pergi dengan cepat setelah menyadari bahwa Pan tidak ada di rumah. Namun, dalam upaya untuk menangkap Pan, mereka terus mengganggu Zhang.

Pan ditangkap di rumahnya pada April 2004 dan dibawa ke Pusat Cuci Otak Langfang. Dia berhasil melarikan diri setelah melakukan mogok makan selama empat hari.

Setelah menyaksikan penangkapan berulang, tetangga pasangan itu mulai membantu mereka. Suatu hari, seorang tetangga membantu pasangan itu melarikan diri dengan mengawasi petugas.

Antara September dan Oktober 2005, polisi mencoba menangkap pasangan itu lagi. Karena penganiayaan yang berulang-ulang, orang tua Pan mengalami trauma. Ayahnya jatuh sakit beberapa kali; ada saat ketika jantungnya hampir berhenti dan dia harus disadarkan kembali.

Dalam upaya untuk menangkap Pan, polisi mencoba menipu dia untuk pergi ke kantor polisi pada Agustus 2007 dengan alasan bahwa kartu identitasnya salah pada waktu dikeluarkan. Namun, Pan menolak untuk percaya pada tipuan mereka.

Pada 5 Maret 2008, Pan ditangkap oleh petugas dari Biro Keamanan Domestik saat mengendarai taksi. Dia diinterogasi selama sehari dan dibawa ke Pusat Penahanan Sanhe; mobil, kartu identitas, dan uang tunai 900 yuan disita.

Petugas kemudian pergi untuk menggeledah rumahnya dan menyita buku-buku dan materi Falun Gong serta barang-barang pribadi termasuk laptop dan album foto. Penyerbuan itu terjadi ketika Zhang tidak ada di rumah.

Pan dibawa ke Pusat Pencucian Otak Langfang pada 19 Maret dan dipindahkan ke Kamp Kerja Paksa Shijiazhuang pada 9 Mei untuk ditahan selama satu tahun tiga bulan. Keluarganya tidak diberi tahu tentang masa kamp kerjanya.

Selama dipenjara, ia mengalami berbagai bentuk penyiksaan, termasuk dipaksa berjongkok untuk waktu yang lama, duduk di kursi kecil, dan melakukan pekerjaan tanpa dibayar.

Zhang Ditangkap Saat Membawa Putra ke Sekolah

Zhang membawa putranya ke sekolah pada 15 Mei 2008, ketika dia ditangkap. Tiba-tiba dia kesulitan bernapas di dalam mobil polisi dan meminta borgolnya dilepas sebelum pingsan. Polisi membawanya ke Rumah Sakit Nanguan.

Di rumah sakit, polisi menyeretnya di tanah bukannya menggendongnya ke dalam.

Dokter memberi tahu dia bahwa tekanan darahnya 180 dan detak jantungnya 100. Ketika Zhang memberi tahu dokter bahwa dia ditangkap karena berlatih Falun Gong, polisi menyeretnya kembali ke mobil dan membawanya ke rumah sakit lain untuk elektrokardiogram. Meskipun dokter mengatakan bahwa hidup Zhang dalam bahaya, atasan polisi menolak untuk membebaskannya.

Zhang mengambil kesempatan untuk memberi tahu orang-orang di rumah sakit tentang Falun Gong. Polisi kemudian membawanya kembali ke mobil dan membawanya ke pusat penahanan. Mereka bahkan mengancam akan menghukumnya karena menyebarkan uang kertas dengan pesan tercetak berisi tentang Falun Gong. (Dengan sensor informasi yang ketat di Tiongkok, banyak praktisi Falun Gong menggunakan cara-cara kreatif untuk menyebarkan informasi, termasuk mencetak pesan pada uang kertas).

Zhang diinterogasi pada pagi hari 15 Mei dan dibawa ke Pusat Pencucian Otak Langfang pada sore hari.

Disiksa di Pusat Pencucian Otak

Seorang asisten ditugaskan untuk tinggal dan memantau Zhang setelah dia dikirim ke pusat pencucian otak. Karena radiator pemanas di ruangan tempat mereka menginap baru saja dicat dengan cat perak, baunya tak tertahankan. Mata mereka berkaca-kaca dan asistennya tidak bisa berhenti muntah. Selama tiga jam, asisten meminta pintu dibuka, tetapi diabaikan sampai tiba waktunya untuk memberi makan paksa Zhang.

Tidak dapat menanganinya, asisten itu meminta untuk pulang tetapi permintaannya ditolak sampai dia menelepon pejabat kotanya untuk meminta bantuan. Sebelum pergi, asisten menyuruh Zhang untuk menjaga dirinya sendiri. Asisten itu juga mengatakan bahwa begitu dia kembali ke rumah, dia akan memberi tahu orang lain untuk tidak tertipu datang ke pusat pencucian otak untuk memantau praktisi Falun Gong seperti dia.

Karena keracunan dari cat perak, Zhang tidak bisa berhenti muntah; dia tidak bisa makan atau minum. Kondisinya tidak membaik setelah mereka memindahkannya ke ruangan yang berbeda. Pada akhirnya, dia jatuh ke lantai.

Pusat pencucian otak tidak menyediakan perawatan medis berkenaan dengan kondisi Zhang. Zhang meminta untuk dibebaskan ketika dia dibawa ke rumah sakit, tetapi petugas ingin dia mengaku siapa yang mengungkapkan penangkapan suaminya di Minghui.org.

Zhang diberikan infus malam itu sebelum dibawa kembali ke pusat pencucian otak. Dia kemudian tidak bisa makan, berjalan, atau melihat segala sesuatu dengan baik.

Zhang dikirim untuk dicekok makan pada hari ke-13. Permintaannya untuk pulang ke rumah untuk perawatan sekali lagi ditolak. Polisi mengangkatnya dari tempat tidur sebelum melemparkannya ke bawah sambil mengutuknya. Pemberian makan secara paksa sangat brutal dan polisi mengungkapkan bahwa seorang praktisi meninggal dunia beberapa hari yang lalu.

Ketika kepala pusat pencucian otak melihat bahwa Zhang sangat kurus, dia menginstruksikan kota untuk mengirim asisten lain, yang kemudian mengetahui bahwa dia telah ditipu untuk datang ke pusat pencucian otak untuk memantau Zhang. Asisten diizinkan pulang setelah dia menangis setiap hari.

Tiga bulan setelah Zhang ditahan di pusat pencucian otak, seorang petugas dari Biro Keamanan Domestik datang dan memberi tahu pusat pencucian otak bahwa Zhang akan dibebaskan. Namun, dia malah dibawa ke Pusat Penahanan Sanhe untuk dianiaya lebih lanjut. Dia akhirnya dibebaskan dengan jaminan setelah satu bulan penahanan.

Penganiayaan Tanpa Henti

Polisi masih terus melecehkan Zhang setelah dia kembali ke rumah. Tiga bulan kemudian, dia dibawa kembali ke pusat pencucian otak.

Sementara Pan masih menjalani hukuman di kamp kerja paksa, putra mereka cemas setelah mengetahui penangkapan Zhang berikutnya.

Karena bertahun-tahun menderita, putra pasangan ini mengalami trauma. Dia mengatakan kepada neneknya bahwa suatu hari dia pernah diminta untuk datang ke garis depan di sekolah untuk bertemu dua pria dan kepala sekolahnya agar memverifikasi siapa dia. Pengalaman trauma menyebabkan dia menjadi penyendiri. Dia juga akan menjadi jengkel tanpa alasan. Ia berprestasi buruk di sekolah dan memiliki harga diri yang rendah. Terkadang, dia tiba-tiba menangis dan neneknya harus membujuknya dengan makanan.

Ketika pasangan itu ditangkap, keluarga kehilangan sumber penghasilan mereka. Ibu Pan harus memikul tanggung jawab merawat suaminya yang sakit, mengirim cucunya ke sekolah, dan memberi makan keluarga. Terlepas dari situasinya, dia memasang wajah berani dan hanya menangis ketika sedang sendirian, sebuah adegan yang kebetulan disaksikan oleh saudara-saudaranya ketika mereka mengunjunginya.

Ibu Zhang menjadi sakit setelah mendengar bahwa rumahnya digeledah oleh polisi dan putrinya ditangkap; Nenek tua Zhang di usia 90-an tahun juga menjadi sakit.

Pada April 2009, petugas kota mendobrak masuk ke rumah Zhang dan mencoba memaksa dia dan suaminya untuk menulis pernyataan jaminan. Dia menolak. Dua bulan kemudian, seorang petugas dari Biro Keamanan Domestik pergi ke rumah pasangan itu dan melecehkan mereka, dan menelepon Zhang pada bulan Agustus untuk memintanya mengunjungi departemen kepolisian.

Tidak dapat menanggung tekanan luar biasa dari satu dekade penganiayaan, ayah Pan meninggal pada 27 September 2011.

Laporan terkait dalam bahasa Inggris:

Mr. Pan Baozhong from Sanhe City, Hebei Province, Arrested Again