Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Pasangan Hebei Terpaksa Mengungsi Dari Rumah untuk Menghindari Hukuman Berat karena Keyakinan Mereka

26 Juni 2020 |   Oleh koresponden Minghui di Provinsi Hebei, Tiongkok

(Minghui.org) Pasangan suami istri di Kota Baoding, Provinsi Hebei, dipaksa tinggal jauh dari rumah sejak tahun lalu untuk menghindari penganiayaan karena keyakinan mereka pada Falun Gong, yakni sebuah metode kultivasi ganda untuk jiwa dan raga yang mengalami penganiayaan oleh rezim komunis Tiongkok sejak 1999.

Guo Yuanrong dan istrinya, Cai Jinchuan, beserta enam praktisi Falun Gong lainnya, ditangkap selama penyisiran polisi pada 30 Agustus 2019. Delapan dari mereka menjadi sasaran karena telah melakukan kontak dengan seorang praktisi yang sebelumnya ditangkap akibat penyadapan telepon oleh polisi.

Guo ditangkap di Kabupaten Guangling, Provinsi Shanxi, sekitar 130 mil dari Baoding. Gao Sulan dan Tian Jine, dua penduduk asli Guangling, juga ditangkap.

Cai beserta empat penduduk asli Baoding termasuk Han Junde, Sun Liying, Li Yanqiu dan Cao Guihua, ditangkap di Baoding.

Polisi menggeledah sebagian besar rumah praktisi dan menyita seluruh buku Falun Gong, komputer, dan persediaan yang mereka gunakan untuk mengukir labu dengan pesan tentang Falun Gong.

Cai melakukan mogok makan di Pusat Penahanan Wanita Zhangjiakou dan dibebaskan dengan jaminan delapan hari kemudian. Tian, yang ditahan di Shanxi, dibebaskan sepuluh hari kemudian. Dia dianiaya dengan cekok makan-paksa selama masa itu. Cao dibebaskan 15 hari kemudian, dan Guo menderita masalah medis di Pusat Penahanan Kabupaten Hunyuan di Shanxi, dibebaskan dengan jaminan pada 30 September, setelah satu bulan ditahan.

Empat praktisi tetap ditahan. Han, Sun dan Li dijatuhi hukuman 8 sampai 8,5 tahun penjara pada Februari 2020. Gao telah ditahan di Pusat Penahanan Wanita Datong di Shanxi dan sedang diadili oleh Pengadilan Negeri Yungang.

Setelah Cai dan Guo dibebaskan, polisi dan anggota staf dari kejaksaan memanggil mereka beberapa kali pada Oktober 2019, berusaha memaksa mereka untuk mengakui kesalahan karena membuat materi informasi mengenai Falun Gong.

Seorang anggota staf kejaksaan mengancam akan menjatuhkan hukuman penjara yang panjang kepada Cai jika ia tidak mengaku bersalah. Dia juga mengatakan keputusan itu datang dari pejabat tingkat kota dan mereka harus mengikuti perintah itu.

Untuk menghindari penganiayaan ini, Cai dan suaminya menyembunyikan diri.

Ini bukan pertama kalinya pasangan tersebut dianiaya karena keyakinan mereka. Cai ditangkap dan ditahan selama tiga bulan pada tahun 2000 karena memohon hak berlatih Falun Gong di Beijing. Wajahnya kena tamparan dan dilecehkan secara verbal.

Guo pernah ditangkap dan ditahan selama dua minggu pada 2004 silam, karena membagikan materi tentang Falun Gong di Lapangan Tiananmen.

Cai kembali ditangkap pada 2013 setelah polisi menemukannya membuat materi informasi tentang Falun Gong. Dia ditahan selama 12 hari dan barang-barangnya yang disita oleh polisi bernilai 10 ribu yuan.

Dua anak mereka yang pada saat itu masih berusia 5 dan 10 ketika penganiayaan dimulai pada tahun 1999, tumbuh dalam ketakutan, melihat orang tua mereka ditangkap dan ditahan berulang kali.

Setelah pasangan itu ditangkap lagi tahun lalu, anak mereka pergi ke pusat penahanan setiap hari untuk mencari pembebasan mereka. Dengan pasangan suami istri yang dipaksa mengungsi jauh dari rumah, mereka menyerukan kepada komunitas internasional untuk membantu menghentikan penganiayaan yang telah membawa kesedihan tak berkesudahan bagi keluarga mereka.