(Minghui.org) Setiap praktisi Falun Dafa memiliki pengalaman luar biasa selama kultivasi mereka. Saya ingin membagikan beberapa dari pengalaman saya.
Beberapa hari sebelum Tahun Baru Imlek 2005, saya sedang menyiapkan sebuah mangkuk besar berisi sup. Ketika saya membawanya, saya tersandung dan jatuh. Entah bagaimana, seluruh isinya tumpah di kepala.
Kepala dan wajah saya basah kuyup dengan sup mendidih. Pakaian hangat saya basah kuyup. Jika saya menarik sweter itu dari atas kepala, kulit dari wajah saya akan ikut terkelupas. Suami saya harus memotong pakaian dengan gunting.
Ketika saya melihat ke cermin, lepuh besar menutupi wajah, dan kulit saya hilang di beberapa bagian. Cairan kuning merembes dari lepuh dan tempat-tempat di mana kulit terkelupas.
Luka saya berhenti mengalir dalam beberapa jam, tetapi wajah saya membengkak dan saya tidak bisa membuka mata atau mulut. Suami ketakutan. Dia khawatir mata saya terluka. Putra dan menantu saya juga cemas. Malam itu, tidak ada yang punya keinginan untuk makan.
Para tetangga datang mengunjungi saya dan mengatakan bahwa saya perlu cangkok kulit. Kerabat lain menangis ketika mereka melihat saya. Suami juga menangis.
Penasaran bagaimana penampilan saya, saya bertanya kepada keluarga. Suami berkata, "Kamu tidak terlihat seperti orang." Anak saya menggoda dan berkata, "Bu, ingat Siluman Babi dari Perjalanan ke Barat ..."
Meskipun demikian, saya tidak takut dan saya tidak merasa kasihan pada diri sendiri. Saya seorang pengikut Dafa, Guru Li bersama saya. Saya tahu saya akan baik-baik saja.
Bengkak mulai mengecil beberapa hari kemudian, dan saya bisa melihat dan makan lagi. Alis mata berjatuhan. Potongan daging di kulit kepala saya membusuk dan terkelupas. Rambut keluar dengan potongan kulit mati. Tempat-tempat yang tidak memiliki daging dan rambut tampak seperti lubang di kepala.
Segera, daging baru tumbuh untuk mengisi kekosongan. Rambut dan alis tumbuh lagi. Saya tidak memiliki bekas luka.
Sekitar tiga minggu kemudian, seorang praktisi datang untuk menjenguk dan saya memberi tahu dia tentang kecelakaan tersebut. Dia terkejut dan berkata, "Saya tidak akan tahu jika kamu tidak memberi tahu saya."
Saya tahu bahwa Guru telah menanggung segalanya untuk saya! Keluarga, teman, dan tetangga lagi-lagi menyaksikan kekuatan Dafa yang luar biasa. Saya sekeluarga sangat berterima kasih pada Guru.
Cucu Saya
Cucu saya terserang demam tinggi. Kami membawanya ke rumah sakit dan dia diberikan infus. Yang aneh adalah bahwa infus dimulai pukul delapan malam dan tidak selesai sampai jam tiga pagi. Tidak peduli apa yang dilakukan perawat, tetesan tidak dapat menetes lebih cepat.
Anak itu berkeringat dan kedinginan karena demam tetapi tetap bersemangat. Tak satu pun dari kami yang bisa menjelaskan apa yang terjadi dan ia terlalu muda untuk memberi tahu kami bagaimana perasaannya.
Sudah hampir pagi ketika kami tiba di rumah. Saat dia sedang makan, cucu saya mengatakan ada sesuatu yang berputar di dalam ruangan. Ketika saya bertanya seperti apa bentuknya, dia tidak bisa menggambarkannya. Dia hanya mengatakan itu biru dan merah.
Ayahnya punya ide. Dia memasang DVD instruksi latihan Falun Dafa, dan setelah Falun muncul di layar TV, anak itu segera mengenalinya. Dia mengatakan melihat Falun berputar di dalam ruangan. Dari sini ayahnya tahu bahwa Guru tengah mengawasi anak itu. Sejak itu, semua orang di keluarga saya sangat percaya pada Guru dan Fa.
Hari yang lain, cucu saya mengalami demam yang sangat tinggi. Dia berbaring di tempat tidur dengan mata terpejam. Orang tuanya sedang bekerja.
Saya khawatir dan berkata, "Haruskah saya membawamu ke rumah sakit?" "Saya baik-baik saja," jawabnya, dan melantunkan puisi Guru:
“Hidup dengan tidak ada yang dicari.
Meninggal pun tidak menyesali yang ditinggalkan.”
(Tidak Tersisa, HONGYIN 1)
Rahang saya pun turun! Dia hanya seorang anak prasekolah, namun dia ingat Dafa!
Saya mengajarinya puisi Guru, tetapi saya tidak pernah membayangkan dia akan bisa berpikir tentang Dafa ketika dia merasa sangat tidak nyaman.
Cucu saya mengajar teman-temannya latihan Falun Dafa di prasekolahnya. Hal pertama yang ingin dia lakukan setelah pulang adalah melakukan latihan gerakan.
Setelah ia mulai sekolah, ia membawa teman-teman ke rumah dan meminta saya untuk memberi tahu mereka tentang Falun Dafa. Dia berkata, "Saya ingin membawa semua orang di kelas saya pulang sehingga mereka dapat mendengar fakta tentang Falun Dafa dan penganiayaan."
Suatu kali dia membawa saya ke rumah gurunya. Saya mengklarifikasi fakta tentang penganiayaan Falun Dafa kepada guru dan suaminya. Mereka berdua mengundurkan diri dari organisasi PKT (Partai Komunis Tiongkok) yang mereka ikuti.
Cucu mengingatkan setiap kali saya melakukan atau mengatakan sesuatu yang tidak selaras dengan Fa. Sangat jelas bagi saya bahwa anak ini datang ke dunia ini demi Fa.
Putra Saya
Suatu hari, ketika dia sedang dalam perjalanan ke pekerjaan sebagai tukang batu, sebuah sepeda motor yang datang ke arah yang berlawanan kehilangan kendali saat menuruni bukit dan menabrak anak saya.
Putra saya dan motornya terlempar cukup jauh dan dia kehilangan kesadaran. Ada luka besar di kepalanya dan darah menyembur keluar. Seseorang melilitkan kemeja di kepalanya. Rekan kerjanya berkata bahwa dia kehilangan banyak darah dan mengalami kejang.
Pada saat kami tiba di rumah sakit, putra saya tengah berjalan-jalan. Dia memberi tahu kami bahwa dokter sudah memeriksanya dan mengatakan tidak ada yang salah, jadi kami boleh pulang.
Itu adalah kesalahan pengemudi lain tetapi kami tidak meminta kompensasi kepadanya.
Ketika saya kemudian bertanya kepada putra saya tentang kecelakaan itu, dia mengatakan dia ingat tabrakan itu tetapi tidak ingat apa yang terjadi setelahnya. Hal berikutnya yang dia tahu, dia telah terbaring di rumah sakit.
Menilai dari apa yang dikatakan rekan kerjanya, kami mengira kondisi lukanya pasti parah. Namun dia dapat berjalan-jalan satu jam setelahnya, seperti tidak ada yang terjadi. Tanpa perlindungan Guru, nasibnya tidak dapat dibayangkan. Saya tahu Guru melindunginya karena dia percaya Falun Dafa baik.