(Minghui.org) Saya telah lama merasa tekanan yang sangat luar biasa akhir-akhir ini, dan diterpa oleh berbagai jenis konflik dan gesekan hati. Saya tidak tahu masalah-masalah ini datang dari mana untuk sementara waktu.
Suatu hari saat sedang membaca ajaran Guru, dua kata “Belas Kasih” muncul di benak. Tiba-tiba saya tersadarkan, ternyata masalah saya adalah kurangnya “Belas Kasih”. Saya bertanya pada diri sendiri, “Belas kasih adalah sifat alami semua Sang Sadar. Apakah kamu sudah berbelas kasih?” “Saya tidak memilikinya,” “Karena kamu tidak memiliki belas kasih saat berbagai hal terjadi, apakah kamu berkultivasi?” “Tidak juga.” Saya lanjutkan dengan pertanyaan ketiga, “Dewa-Dewa dan Buddha sedang menyelubungi dunia dengan belas kasih mereka. Tetapi lihatlah dirimu, kamu diselubungi oleh masalah dan konflik. Bisakah kamu menemukan sesuatu yang salah dengan diri kamu sendiri?”
Setelah sejumlah pencarian jati diri yang serius, saya terkejut menemukan masalah saya. Saya selalu merasa percaya diri mengenai kultivasi saya. Tetapi masalah setiap hari dengan pergesekan dan sejumlah masalah kecil, sikap saya jauh dari karakter alam semesta Sejati-Baik-Sabar. Ini membantu saya menyadari bahwa berbagai hal yang tidak menyenangkan yang saya alami telah diatur oleh Guru untuk membantu saya, dengan menggunakan orang-orang sekitar yang berinteraksi dengan saya. Bukan mencari ke dalam, dan meningkatkan diri tanpa syarat, saya malah menggunakan cara manusia biasa—melawan balik. Sedikit demi sedikit, ujian kecil yang terakumulasi ini menjadi halangan besar yang sulit bagi saya untuk lewati. Beruntungnya, Guru tidak pernah berhenti mengingatkan saya, dengan menggunakan berbagai cara.
Dari membaca buku-buku Dafa dan mencari ke dalam, saya sadari bahwa batas pemisah paling fundamental antara Dewa dan manusia adalah perbedaan antara belas kasih dan qing (ikatan perasaan). Belas kasih adalah tidak mementingkan diri sendiri, sementara qing manusia biasa adalah sebuah materi dalam triloka, dengan sendirinya adalah mementingkan diri.
Qing merupakan sebuah substansi yang terbentuk dari molekul-molekul, dan ia sangat mudah mendapatkan gangguan bersifat negatif dari dimensi-dimensi lain. Semakin kuat seseorang memegang erat pada ikatan perasaan, dia akan semakin jauh dari kebaikan dan belas kasih.
Saya merasa sedikit hampa dalam hati setelah sadar akan hal ini. Bagaimana saya bisa terlewatkan konsep yang begitu fundamental, dan menyia-nyiakan waktu bertahun-tahun lamanya? Setelah saya melenyapkan substansi kecil di dalam dimensi saya, saya mulai melihat berbagai pemandangan indah.
Kali ini, saya tidak begitu tergerak hati setelah menyadari sesuatu, karena perubahan adalah sebuah konsekuensi alami dari pemahaman baru saya, yang diinspirasikan oleh penyelamatan belas kasih Guru.