(Minghui.org) Praktisi Falun Dafa (juga dikenal Falun Gong) dari Vancouver berkumpul di depan Konsulat Tiongkok di Vancouver pada 10 Juli 2020, dalam aksi damai untuk menentang penganiayaan terhadap keyakinan mereka di Tiongkok, yang akan segera memasuki tahun ke-21. Mereka mengadakan nyala lilin malam untuk mengenang rekan-rekan mereka yang disiksa hingga mati karena menolak melepaskan Falun Dafa.
Praktisi Falun Dafa membentuk dua baris dengan lebih dari 100 meter di kedua sisi pintu masuk Konsulat Tiongkok. Mereka memegang papan dalam bahasa Inggris dan Mandarin, menyerukan kepada orang-orang agar membantu menghentikan penganiayaan brutal terhadap praktisi di Tiongkok oleh rezim komunis Tiongkok
Mahasiswa Tiongkok Ikut Berlatih Dafa Setelah Mengetahui Fakta Kebenaran
Liu Dawei
Liu Dawei datang ke Kanada pada tahun 2003 untuk melanjutkan studinya. Setelah beberapa tahun, dia mulai memahami apa itu Falun Dafa dan mengenali propaganda fitnah yang disebarkan oleh PKT (Partai Komunis Tiongkok). Dia memutuskan untuk berlatih Falun Dafa.
Dia menceritakan pengalamannya dalam berlatih Falun Dafa kepada keluarganya saat kembali ke Tiongkok bersama dengan istri dan anak-anaknya. Neneknya yang berumur 80-an, yang telah membaca parita Buddha selama bertahun-tahun, memutuskan berlatih Falun Dafa setelah Dawei memperkenalkan kepadanya. Dia mengatakan Zhuan Falun, buku utama dari ajaran Falun Dafa, adalah harga karun yang telah dia cari sepanjang hidupnya.
Kesehatan ibu Dawei dulu buruk. Setelah berlatih Falun Dafa, masalah kesehatannya terselesaikan. Dia merasa lebih ringan setelah melakukan latihan berdiri. Sekarang dia memiliki nafsu makan yang bagus dan tidur pun lebih baik. Dia juga menjadi makin ramah dan mempertimbangkan orang lain dengan mengikuti prinsip Dafa serta memiliki hubungan yang lebih baik dengan keluarganya.
Dawei juga memberi tahu teman-temannya tentang manfaat Dafa. Seorang teman di Shanghai berencana menjalani operasi. Setelah berbicara dengan Dawei, dia mulai berlatih Dafa dan segera memperoleh kesehatannya. Seorang teman di Hong Kong yang keluarganya adalah umat Buddha tersentuh setelah melihat perubahan pada diri Dawei, dan dia memutuskan ikut berlatih Dafa.
“Falun Dafa sedang menyadarkan hati nurani rakyat Tiongkok,” kata Dawei.
Anggota Keluarga Menjadi Praktisi
Sun Luyi (kedua dari kiri)
Sun Luyi dan keluarganya pindah ke Kanada beberapa tahun yang lalu. Pada tahun 2011, dia mulai membaca tentang Falun Dafa di website Epoch Times berbahasa Mandarin. Dia mengatakan ingin mengikuti prinsip bimbingan Falun Dafa, Sejati-Baik-Sabar, dan menjadi orang yang tidak egois. Dia memutuskan berlatih Dafa.
Sun dirawat di rumah sakit tiga kali di masa lalu karena beban kerjanya berat sebagai seorang manajer toko. Kesehatannya membaik setelah ikut berlatih, dan dia tidak membutuhkan satu obat pun selama sembilan tahun. Setelah melihat perubahan positifnya, istri, putri, dan ibu mertuanya juga ikut berlatih. Hubungan keluarganya menjadi harmonis, dan ibu mertuanya yang berumur 70-an sekarang penuh dengan tenaga.
Setelah Sun memberi tahu teman-teman dan kerabatnya tentang manfaat yang mengagumkan dari Dafa, dua kakak, ayah mertua, dan kerabatnya menyadari mereka telah tertipu oleh propangada anti-Falun Dafa PKT dan mundur dari organisasi komunis.
Beruntung Bertemu Falun Dafa
Zheng Aishu (pertama dari kiri)
Zheng Aishu adalah warga Korea dan tinggal di Timur Laut Tiongkok. Seseorang memberinya buku Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis di pasar malam di Vancouver pada tahun 2005. Dia sangat terkejut setelah mengetahui fakta tentang PKT sehingga dia tidak berhenti memikirkannya. Dia kemudian berbicara dengan praktisi Falun Dafa di stan informasi di Daerah Pecinan serta meminjam buku Zhuan Falun untuk dibaca.
Zheng menjelaskan, “Saya tidak berlatih Falun Dafa untuk meningkatkan kesehatan. Saya merasa ajarannya sangat bagus. Buku itu menjawab semua pertanyaan saya tentang kehidupan. Saya mulai berlatih pada tahun 2007. Walaupun sedikit terlambat, saya merasa sangat beruntung bisa berlatih secara bebas di luar Tiongkok.”
Dia aktif berpartisipasi dalam kegiatan untuk meningkatkan kesadaran terhadap penganiayaan, apakah di luar konsulat Tiongkok atau di tempat wisata di Vancouver. Dia juga bergabung di barisan genderang pinggang serta tampil di pawai komunitas.
Dianiaya karena Menolak Melepaskan Falun Dafa
Yue Zhongsheng (pertama dari kiri)
Yue Zhongsheng adalah seorang dosen bahasa asing di Universitas Penerbangan Sipil di Tiongkok dan sangat dihormati oleh teman-teman serta keluarganya. Dia ditangkap sebanyak tiga kali dan dua kali dipenjara di kamp kerja paksa karena menolak melepaskan latihan Falun Dafa serta berbicara kepada orang-orang tentang penganiayaan.
Penangkapan pertamanya terjadi di awal tahun 2005, ketika dia memutar video Falun Dafa untuk para mahasiswa tingkat akhir dan dilaporkan ke kampus. Polisi menangkap dan menahan dirinya di Pusat Penahanan Tianjin. Sun, kepala kantor polisi cabang Distrik Dongli, mengancam akan menghancurkan dia dan keluarganya jika dia tidak mengatakan dari mana memperoleh video Falun Gong itu.
Yue sering dipukuli oleh empat atau lima narapidana karena menolak melepaskan Falun Dafa. Penganiayaan terjadi saat dia dipenjara di Kamp Kerja Paksa Shuangkou di Tianjin. Salah satu dari mereka berulang kali memukulinya dengan bangku. Dia kesakitan akibat dari pemukulan hingga menyebabkannya tidak bisa tidur atau bahkan membalikkan badannya. Setelah dibebaskan, hasil pemeriksaan kesehatan menunjukkan sembilan tulang rusuknya retak akibat pemukulan.
Universitas memecatnya saat dia dipenjara. Dia tidak diberi kompensasi apa pun.
Yue berkata, “Sepanjang sejarah Tiongkok, pahlawan banyak berkorban, termasuk mengorbankan nyawa mereka, hanya demi keadilan. Saya tidak bisa melepaskan keyakinan dan hati nurani saya demi kepentingan pribadi.”
Dia sangat yakin dunia membutuhkan Sejati-Baik-Sabar dan pada akhirnya, prinsip-prinsip ini akan menang terhadap kejahatan.