(Minghui.org) Para praktisi Falun Dafa (juga dikenal Falun Gong) mengadakan sebuah rapat umum di Schadowplatz di Dusseldorf, Utara dari Rhine-Westphalia pada tanggal 18 Juli 2020. Frank Boerner, anggota dari Parlemen Negara Bagian (MSP), mewakili semua anggota MSP dari Duisburg, berbicara selama rapat umum ini.
Para praktisi melakukan latihan gerakan Falun Dafa dan mengumpulkan tanda-tangan untuk mengecam keras penganiayaan. Banyak orang mempelajari fakta penganiayaan selama acara ini berlangsung dan menanda-tangani petisi.
Peragaan latihan gerakan bersama
Cuacanya sangat indah pada hari Sabtu dan banyak orang berjalan-jalan melalui pusat kota Dusseldorf. Tertarik dengan musik yang menenangkan banyak orang berhenti untuk menyaksikan para praktisi melakukan latihan gerakan. Yang lainnya mendengarkan pembawa acaranya, membaca poster-poster, dan sejumlah lainnya mengambil foto.
Para praktisi memeragakan latihan gerakan.
Para pelalu-lalang berbicara kepada seorang praktisi mengenai Falun Dafa
Acara ini menarik perhatian sejumlah orang.
Orang-orang menanda-tangani petisi untuk mengecam keras penganiayaan.
Para Perwakilan MSP Mengecam Keras PKT
MSP Frank Boerner berbicara di rapat umum ini
Sepuluh orang lebih MSP dari negara bagian Rhine-Westphalia Utara mengirimkan surat mendukung acara para praktisi. MSP Frank Boerner berbicara selama rapat umum ini.
“Selama 21 tahun, orang-orang dianiaya di Tiongkok karena berlatih Falun Gong,” MSP Boerner berkata, “Kesempatan edukasi mereka dibatasi. Mereka ditangkap, dipenjara, dipukuli, bahkan dibunuh karena berlatih Falun Gong.”
Dia membacakan kutipan dari Deklarasi HAM Universal PBB. Dia menyerukan kepada PKT untuk menghormati deklarasi ini dan membebaskan semua praktisi.
Seorang praktisi berbicara di rapat umum.
Para praktisi juga berbicara selama rapat umum dan berbicara mengenai prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar. Mereka mengekpos sejarah kebohongan dan kekerasan PKT, dan menjelaskan kenapa PKT terus menganiaya Falun Dafa.
Orang-orang Mengecam Keras Penganiayaan
“Saya membaca banyak buku dan mempelajari Marx memiliki masalah moral,” kata Josef, seorang pejalan kaki. “Dia mencoba memisahkan umat manusia dan Tuhan. Tetapi PKT membangun patung Marx di Trier. Saya sudah berbicara dengan banyak orang Tiongkok dan menyadari bahwa mereka tidak memahami apa itu Marx atau komunisme.”
Beribcara mengenai dampak PKT di Jerman, Josef merasa bahwa ada banyak mata-mata PKT. Setelah mendengar fakta penganiayaan PKT terhadap Falun Dafa, dia berkata, “Saya rasa rejim komunis PKT bukanlah sebuah sistem modern, tetapi sebuah tirani primitif.”
Josep mengambil foto para praktisi.
Membangkitkan Kesadaran Publik di Augsburg
Para praktisi mengadakan acara membangkitkan kesadaran publik di Rathauplatz di Augsburg pada tanggal 18 Juli 2020. Mereka memberitahu orang-orang kisah perjalanan 21 tahun mereka memprotes penganiayaan PKT dan menyerukan dukungan untuk menghentikan kebrutalan ini.
Para praktisi mengadakan acara membangkitkan kesadaran di Rathauplatz di Augsburg pada tanggal 18 Juli 2020.
Orang-orang berhenti dan mempelajari mengenai Falun Dafa.
Ini merupakan sebuah hari yang indah dan area pusat kota sangat ramai. Banyak orang menyaksikan peragaan latihan gerakan dan menanda-tangani seruan agar pemerintah Jerman membantu menghentikan pengambilan organ hidup-hidup PKT.
Setelah menandatangani petisi ini seorang wanita lansia berkata bahwa dia mendukung upaya para praktisi. Dia berpikir bahwa pemerintah Jerman belum melakukan cukup upaya terhadap masalah HAM, tetapi fokus pada menjual mobil pada Tiognkok dan melakukan bisnis dengannya.
Seorang pria muda menerima sebuah brosur dan berkata dia belum pernah mendengar mengenai penganiayaan. Setelah membacanya dia segera menandatangani peitisinya.
“Partai Komunis selalu melakukan hal-hal yang begitu buruk,” seorang pria paruh baya berkata saat sedang membaca sebuah poster mengenai penganiayaan PKT. Dia menandatangani petisi setelah itu.