Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Kasus Kematian Misterius Belum Terselesaikan selama 16 Tahun

5 Juli 2020 |   Oleh koresponden Minghui di Provinsi Jilin, Tiongkok

(Minghui.org) Seorang pria di Kota Changchun, Provinsi Jilin meninggal dalam tahanan 16 tahun yang lalu, 80 hari setelah ditangkap karena keyakinannya pada Falun Gong, sebuah latihan meditasi yang telah dianiaya di Tiongkok selama 21 tahun. Tubuhnya tergeletak di kantor pemeriksaan mayat, dan pihak berwenang telah menolak untuk membiarkan keluarganya melihat atau memotret tubuhnya.

Jiang Yong (laki-laki) bukan satu-satunya anggota keluarganya yang menderita penganiayaan karena keyakinan mereka pada Falun Gong. Kakak perempuannya, Jiang Shufang, juga seorang praktisi. Dia meninggal pada tanggal 2 Maret 2005 akibat dari cedera sengatan listrik yang dilakukan oleh polisi.

Istri Jiang, yang bukan seorang praktisi, juga terdampak dalam penganiayaan. Dia ditangkap sekitar tahun 2000 dan ditahan di kamp kerja paksa selama setahun.

Jiang Yong

Perubahan Luar Biasa setelah Mempelajari Falun Gong

Jiang mempelajari Falun Gong pada tahun 1996, dan tidak lama kemudian kakinya, yang terluka dalam kecelakaan mobil, sembuh. Ia menjadi sehat dan bugar. Keluarga dan tetangganya juga kagum dengan peningkatan temperamennya semakin baik.

Penangkapan dan Pelecehan

Setelah mantan pemimpin Tiongkok Jiang Zemin meluncurkan penganiayaan terhadap Falun Gong pada tanggal 20 Juli 1999, kehidupan Jiang mengalami kemunduran karena ia menolak untuk melepaskan keyakinannya.

Jiang dua kali ditangkap dan ditahan pada tahun 1999 karena pergi ke Beijing untuk memprotes penganiayaan. Pada Juli 2000, polisi menangkapnya karena memegang spanduk Falun Gong di Lapangan Tiananmen di Beijing, dan menguncinya di Kamp Kerja Paksa Chaoyanggou selama lebih dari setahun, di mana ia disiksa tanpa henti.

Ketika Jiang dipenjara di kamp kerja paksa dari 2000 hingga 2001, polisi menangkap istrinya dan mengurungnya di kamp kerja yang sama selama setahun, meninggalkan anak mereka.

Kurang dari setahun setelah pembebasannya, Jiang pergi ke Beijing untuk memprotes, dan dibawa ke Pusat Penahanan Beijing pada Maret 2002.

Dia ditangkap lagi pada November 2002. Polisi menggantung dengan pergelangan tangan yang diborgol saat menginterogasinya.

Polisi di Changchun juga melecehkan dan mengancam keluarganya. Istrinya mengalami kondisi jantung yang parah karena teror yang terus-menerus. Anak bungsu mereka menjadi sangat takut untuk pulang setelah melihat petugas mengawasi mereka dari luar.

Meninggal 80 Hari setelah Penangkapan Terakhir

Penangkapan terbaru Jiang terjadi pada 13 April 2004. Polisi dari Departemen Kepolisian Changchun tidak memberi tahu keluarganya tentang penangkapannya sampai dua minggu kemudian. Uang tunai 30.000 yuan (~ US $ 4.200), sepeda motor, dan ponselnya disita.

Jiang secara diam-diam dipindahkan ke tempat di mana ia menghadapi kebrutalan yang tak terkatakan. Petugas menyiksanya dengan berbagai metode, termasuk menggantungnya dengan pergelangan tangan diborgol, menahannya di atas bangku, menyengat dengan tongkat listrik, menusuk kukunya dengan tusuk sate, mencekoknya dengan air cabai, dan membungkus kepalanya dengan kantong plastik. Jiang pingsan beberapa kali karena rasa sakit luar biasa dan kekurangan udara.

Polisi memindahkan Jiang ke Pusat Penahanan Tiebei delapan hari kemudian. Pihak berwenang mengirimnya ke rumah sakit pada hari berikutnya karena cedera fisiknya. Setelah dirawat di rumah sakit selama sebulan, ia dikirim kembali ke pusat penahanan pada tanggal 26 Mei 2004, tempat penyiksaan berlanjut. Keluarganya melakukan banyak upaya untuk mengunjunginya, tetapi permintaan mereka berulang kali ditolak.

Pihak berwenang memberi tahu keluarga Jiang pada tanggal 4 Juli 2004 bahwa ia telah meninggal karena "penyakit mendadak setelah resusitasi yang gagal."

Keluarga Jiang melihat dalam tubuhnya ada tanda-tanda pencekikan di lehernya, darah merembes keluar dari mulutnya, matanya terbuka lebar, memar di dadanya, dan kertas tisu terselip di bawah anusnya. Dia tampak kurus. Ketika keluarga berusaha untuk mengambil foto jenazah, puluhan polisi bergegas untuk menghentikan mereka, dan menyerang keluarganya.

Ketika keluarga meminta pakaian Jiang kembali, pihak berwenang di pusat penahanan mengatakan pakaiannya telah dibuang. Keluarga curiga bahwa polisi menyembunyikan bukti penyiksaan.

Keluarganya kembali untuk melihat tubuh Jiang pada hari berikutnya, dan menemukan bahwa darah telah dihapus dari mulutnya, memar di dadanya telah memutih dan tampak pucat biru, dan matanya tertutup, kelopak mata terlihat memar. Pembersih alkohol dan bola kapas tergeletak di tempat kejadian.

Karena keluarga Jiang menolak kremasi, tubuhnya masih tersimpan di kantor pemeriksaan mayat pada saat penulisan. Penyebab kematian tidak diketahui oleh keluarga, dan ketika mereka meminta untuk melihat tubuhnya, polisi menolak permintaan tersebut.

Laporan terkait dalam Bahasa Inggris

Practitioner Ms. Jiang Shufang of Changchun Died after Her Younger Brother Was Persecuted to Death

Family Still Seeking Justice One Year After Falun Dafa Practitioner Jiang Yong's Torture Death

Practitioner Jiang Yong Dies as a Result of Torture in Changchun

Changchun National Security and Tiebei Detention Center Authorities are Responsible for the Murder of Practitioner Jiang Yong

Police from Changchun City, Jilin Province Torture Dafa Practitioner Mr. Jiang Yong to Death