(Minghui.org) Suatu sore, seorang praktisi bernama Lee datang berkunjung saat sedang melewati rumah saya. Dari permukaan dia hanya datang begitu saja, tetapi setelah itu saya menyadari bahwa ini adalah pengaturan Guru bagi kami agar saling berbagi dan meningkat bersama.
Lee adalah salah satu koordinator di daerah kami. Dia selamat dari penganiayaan brutal di kamp kerja paksa karena keyakinannya yang teguh pada Guru.
Saat kami berbincang, dia mengeluh tentang konflik dan masalah yang belum lama ini ia hadapi. Dia berkata bahwa dia merasa bingung dan tidak mengerti mengapa ia begitu punya banyak masalah. Dia berkata, “Guru tidak memberi saya petunjuk. Ketika saya membaca Fa, saya tidak menyadari prinsip Fa.”
Saya terkejut mendengar perkataannya karena dia sepertinya sedang mengeluh tentang Guru. Saya mengingatkan dia, “Siapa yang kamu keluhkan?” Dia segera menyadari apa yang ia katakan. Dia berkata bahwa dia tidak memahami mengapa dia harus menghadapi ujian berulang-ulang selama bertahun-tahun.
Saya berkata bahwa dia pasti punya keterikatan dam celah kekosongan yang telah dimanfaatkan oleh kekuatan lama. Saya memintanya untuk mencari ke dalam, menemukan akar keterikatannya dan melenyapkannya.
Sudah lebih dari 20 tahun sejak kami mulai berkultivasi, berapa banyak bantuan yang Guru berikan pada kita? Berapa banyak karma yang ditanggung Guru untuk kita? Jika kita mengeluh tentang Guru, itu bukan masalah kecil. Sebagai pengikut, kita harus mengkultivasikan diri tanpa syarat. Kita tidak boleh mengeluh tentang siapa pun, apalagi Guru kita.
Guru mengilustrasikan sebuah kisah tentang seseorang yang mencaci Buddha. Guru berkata,
“Dia menggunakan prinsip manusia biasa untuk menilai Xinxing Buddha, bagaimana mungkin itu dapat diukur? Dia menggunakan kriteria manusia biasa untuk diterapkan pada hal-hal tingkat tinggi, bagaimana dapat berlaku? Oleh karena itu sering kali timbul masalah semacam ini, penderitaan dalam kehidupan dianggap sebagai ketidakadilan yang diberlakukan pada dirinya, sehingga banyak orang jatuh berguguran.” (Ceramah Empat, Zhuan Falun)
Saya mengingatkan Lee tentang kisah perjalanan kultivasi Milarea. Untuk melenyapkan karma Milarepa, gurunya menyuruh dia membangun rumah batu, membongkar dan membangunnya lagi. Hal ini berlangsung beberapa kali, dimana gurunya juga memukul Milarepa dan memarahinya. Namun Milarepa tidak berpikir buruk dan tidak mengeluh. Dia hanya mengikuti pengaturan gurunya tanpa syarat. Di masa lalu, seorang kultivator bisa memiliki keyakinan teguh yang tak tergoyahkan pada gurunya. Mengapa kita tidak dapat memiliki keyakinan seperti itu pada Guru kita?
Tentu saja, di masa kultivasi pelurusan Fa, kekuatan lama telah mengatur banyak gangguan. Maka kita perlu mengkultivasi diri dengan lebih baik dan mencari ke dalam. Kekuatan lama tidak akan mampu menyusup celah kekosongan dan menganiaya kita jika kita tidak ada keterikatan.
Kami berbicara selama tiga jam, dan akhirnya dia menemukan akar dari pikiran buruknya. Dia berkata bahwa dia memiliki keterikatan pada diri sendiri. Dia menyadari bahwa dia tidak bisa dikritik. Selain itu dia juga memiliki keterikatan yang kuat pada harga dirinya.
Guru berkata, “Ada sebuah cerita klasik, kisah Han Xin mengalami penghinaan dengan merangkak di bawah selangkangan.” (Ceramah Sembilan, Zhuan Falun)
Saya mendorongnya untuk menenangkan diri dan membaca seluruh ajaran Fa. Guru berkata,
“Fa dapat menjebol segala keterikatan, Fa dapat menghancurkan segala kejahatan, Fa dapat menangkal segala kebohongan dan Fa dapat memperteguh pikiran lurus.” (“Menyingkirkan Gangguan,” Petunjuk Penting untuk Gigih Maju II)
Selama kultivasi, kita harus menjaga pikiran positif dan mengkultivasi diri sendiri dengan serius. Kita tidak boleh mengeluh saat tidak bisa melewati ujian setelah waktu lama. Sebaliknya kita semestinya menyadari bahwa pikiran negatif itu bukan diri kita yang sebenarnya. Pikiran semacam itulah yang akan menyeret kita ke bawah untuk menghancurkan kita.
Saya berterima kasih atas belas kasih Guru yang tak terukur dan mengatur agar rekan praktisi berbagi pengalaman dengan saya. Saya juga khawatir tentang praktisi yang masih terlibat dalam penderitaan. Banyak praktisi yang mengalami masalah yang sama. Setelah beberapa kali dianiaya dalam waktu yang lama tetapi belum menemukan akar keterikatannya.
Kita semua mungkin masih memiliki sejumlah keterikatan yang belum disadari. Misalnya banyak praktisi memiliki kebencian. Ketika mereka tidak dapat melewati cobaan, mereka mengeluh tentang Guru, rekan praktisi, dan anggota keluarga mereka.
Saya berharap artikel berbagi pengalaman ini dapat membantu rekan-rekan praktisi yang memiliki masalah yang sama keluar dari keadaan ini. Saya juga ingin mengingatkan diri sendiri untuk tetap percaya pada Guru dan Dafa dengan teguh, serta berinisiatif untuk berkultivasi, secara proaktif melenyapkan keterikatan, dan berasimilasi dengan Dafa. Gangguan kekuatan lama akan lenyap jika kita tidak memiliki celah untuk dimanfaatkan.